Tersisih Dari Nagari Minang

"dih?... apo bana nan sadang dih elya risaukan nih? " tanya miko melihat wajah elya yang termenung memikirkan sesuatu.

"eh anu... dih maraso sabana basalah ka bakeh amak di kampuang da... dih alah mambuek amak manangguang malu dek parangai elya.

rupanya elya masih tidak bisa melupakan ucapan amak tempo hari yang benar-benar kecewa terhadap dirinya. elya merasa bersalah karena menuruti sifat egois sehingga membuatnya mempertahankan perasaan cinta kepada miko.

"sudahlah... jan talampau risau jo amak. apopun nan alah tajadi ambo yakin insyaallah amak akan manarimonyo sapanuah hati. dih elya jan lai basadiah yo... " hibur miko.

Elya mengangguk mengiyakan ucapan miko. hatinya begitu senang dan lega mendengar perkataan itu. mungkin benar kalau elya terlalu memikirkan kesalahan itu terhadap amak. mereka pun akhirnya menghabiskan makan malam bersama-sama dengan suasana yang harmonis.

semua barang-barang kerja sudah disiapkan oleh Melissa dan dimasukkan ke dalam tas miko. Sedangkan elya menyiapkan sarapan pagi hari itu. keduanya terlihat sangat kompak dan akur sebagai seorang istri. miko yang sudah berpakaian rapi mengenakan jas dan celana hitam pun turun kebawah menemui mereka untuk mengajak sarapan.

"ini perlengkapannya abang... hati-hati di jalan dan sampaikan salam mel pada Silvia hihihi... " ucap Melissa sembari memberikan tas kerja pada miko.

"baiklah... kalau begitu aku berangkat dulu... oh iya ajaklah dih elya untuk berkeliling mengenalkan tempat disini... assalamu'alaikum" ucap miko.

"waalaikumsalam... "

elya dan Melissa menjawab salam dan keduanya menciumi tangan miko. miko pun pergi berlalu menggunakan mobilnya. kini tinggalah elya dan Melissa di rumah. Hari ini Melissa juga akan pergi ke toko kuenya. iapun berinisiatif mengajak elya pergi bersama ke toko hari ini sekaligus mengajaknya berkeliling.

"el, hari ini aku akan pergi ke toko kue ku. bagaimana kalau kamu ikut denganku dan sekaligus nanti kita akan berkeliling. mau kan? " ucap Melissa.

"tapi jikalau kito pai ba'a dengan makan malam jo urusan rumah mel? " tanya elya yang ragu untuk menerima tawaran itu.

"tidak apa-apa el. nati siang juga mbak iriana pulang dan dia pasti langsung membereskan semuanya. "

"mbak irina? sia itu mel? "

"mbak irina adalah asisten rumah tangga disini. ia pernah satu tempat kontrakan dengan abang miko. "

"baiklah kalau baitu elya akan menemani Melissa pergi ke toko lalu berkeliling bersama. "

Elya mulai mebiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia karena merasa sudah bukan di desa lagi. walau masih belum bisa sepenuhnya elya tetap akan berusaha. mereka pun bersiap dan bergegas mandi karena matahari semakin meninggi.

Melissa lebih dulu siap dan menunggu elya di depan rumah. tak lama elya pun akhirnya turun dan menemui melisa mengenakan gaun biru tua yang mempesona. sejenak hal itu membuat Melissa kagum akan kecantikan Melissa. mereka akhirnya pergi menuju toko kue melissa yang tak jauh dari rumah.

"mel... Ngomong-ngomong kapan festival kemerdekaan itu diadakan? " tanya elya.

"festival mungkin akan diadakan dua hari lagi selama satu minggu penuh. pasti banyak bazar dan juga pertunjukkan, pasti seru loh... " jawab Melissa dengan semangat.

"hhmm tapi kalau menurutku bagaimana kalau kamu juga membuka sebuah bazar kue? mungkin akan lebih menyenangkan sekaligus menghasilkan uang... " saran elya.

"waaahh kamu ada benarnya juga el. sudah kuputuskan! aku akan membuat bazar kue besok di festival kemerdekaan... "

Saran dari elya diterima dengan baik oleh Melissa. namun Melissa berpikir ia juga harus izin dengan miko terlebih dahulu karena bagaimanapun dirinya adalah istri dari miko sekarang. ia berharap miko mengizinkan hal itu tanpa ada masalah.

\*\*\*

"DIMANA MANAJER TOKO KALIAN!!! PANGGIL DIA UNTUK MENGHADAPKU!!! "

Teriakan itu membuat semua orang ketakutan dan bahkan beberapa pengunjung terlihat menjadi sandera oleh tiga orang preman bertato berkulit hitam. toko kue Melissa sedang dalam masalah besar saat ini. semua karyawan baik pria maupun wanita babak belur dihajar oleh tiga preman itu tanpa membedakan gender. sungguh perbuatan yang keji.

"BERHENTI! APA YANG TELAH KALIAN LAKUKAN DI TOKO KUE KU! " ucap Melissa yang masuk dan melihat semua barang-barang hancur berantakan.

emosinya seketika meluap marah dan menatap tajam kepada tiga orang itu. namun berbeda dengan apa yang dilihat oleh mereka. mereka menatap Melissa dan elya bagaikan mangsa yang siap diterkam kapan saja.

"Apa kau pemilik toko ini!?... " ucap salah satu pria dengan perawakan tinggi dan kekar penuh tato.

"memangnya kenapa! lihat apa yang sudah kalian perbuat! aku akan melaporkan hal ini kepada polisi! " ucap Melissa sembari mengambil ponsel dari sakunya.

Namun belum sempat lagi Melissa menekan tombol panggilan, tangannya lebih dulu diraih dan dikunci oleh pria itu. usaha Melissa yang meronta melepaskan genggaman pria itu sia-sia saja karena kekuatan yang jauh berbeda.

*PLLAAAKKK*!!

Melissa ditampar oleh pria itu dengan keras sehingga membuatnya meringis kesakitan. keadaan seketika menjadi suram dan Melissa yang tadinya marah kini menjadi ketakutan.

"tenanglah cantik... kami bertiga tidak akan kasar padamu kalau kamu menuruti keinginan kami... sebelumnya biar ku perkenalkan dulu. kami adalah petugas keamanan toko di wilayah ini dan semua yang berada di area kami harus memberikan pajak sebesar 50℅ hahaha... " jelas pria itu.

"jangan mengada-ngada... kalian para bajingan hanya tau memeras orang saja! lepaskan aku!... " ucap Melissa gemetar ketakutan.

"wah wah wah kamu begitu imut dan menggemaskan ketika sedang marah... santai, kami punya pilihan lain jika kamu tidak ingin memberikan uang. kamu bisa membayarnya dengan tubuh mulusmu ini. "

seketika Melissa terpaku dan semua sendi menjadi lemas mendengar kalimat tidak senonoh dari sang preman. ia didorong hingga ketembok dengan tangan yang dikunci. tak hanya itu, dua kawanan lain juga menangkap elya hingga tergeletak tak berdaya dan mulai mencoba menggerayanginya. elya tak dapat berontak karena preman itu bukanlah lawannya. Melissa dan elya saling menatap dan menangis.

kalung dan cincin mereka berdua tiba-tiba mengeluarkan cahaya biru. cahaya itu seperti mengarah pada seorang pria paruh baya mengenakan jas rapi yang sedang tidur di sebuah meja paling pojok sedari tadi. matanya langsung terbangun dan menatap malas kepada para preman sambil menghampiri mereka.

"ayolah... kalian sangat mengganggu waktu tidur siangku. bisakah kalian pergi dan tinggalkan toko ini dengan tenang? " ucap pria itu sambil melepaskan kuncian tangan elya dengan cepat.

hal itu membuat preman itu kaget dan melihat ke arah belakang.

"SIAPA KAMU! BERANINYA MENCAMPURI URUSAN KAMI! APA KAU SUDAH BOSAN HIDUP!? " ucapnya.

"kenapa kamu harus tau siapa aku?... aku hanya tidak suka orang seperti kalian taunya hanya memekakkan telinga orang yang sedang tidur... sungguh mengganggu. " jawab pria itu dengan santai.

"KURANG AJAR! MATI KAU BAJINGAN! "

sang preman segera akan menghajar pria itu dengan tangannya. namun dengan cepat pria itu melompat menghindari dan menendang kepala preman hingga tersungkur. dua kawanan lain begitu kaget melihat ketuanya dihajar oleh pria itu dan segera mereka maju bersama untuk menghajar nya.

Lagi-lagi sang pria dengan cepat menangkap tangan keduanya lalu membanting mereka dengan keras tepat diatas preman pertama. terlihat kuda-kuda yang dipasang oleh pria itu persis seperti langkah silat harimau. Para preman itu bergidik ngeri ketika sang pria memancarkan aura gelap mengerikan.

preman pertama segera menyingkirkan kawanan lain dan bangkit bersujud meminta ampun kepada pria itu.

"tuan... maafkan kami kami salah, tolong jangan hajar lagi... " ucapnya sambil gemetar takut menangis meminta ampun.

Lalu pria itu sedikit membungkukkan badannya sembari berbisik kepada sang preman.

"aku harap kalian tidak mengganggu dua perempuan itu lagi. sebenarnya suami mereka jauh lebih hebat daripada diriku loh... kalian beruntung hanya bertemu denganku, coba bayangkan apa yang akan terjadi jika kalian bertemu dengan suami mereka? aku rasa kalian tak akan bisa keluar dari toko ini hidup-hidup. "

Ucapan itu membuat bulu kuduk sang preman berdiri merinding ketakutan. ketiganya segera berlari dan bersujud di kaki Melissa dan elya meminta maaf. ia juga mengeluarkan tas berukuran sedang berisi uang untuk mengganti semua kerugian toko.

"nyonya maafkan kami... kami benar-benar menyesal dengan perbuatan bodoh ini. tolong maafkan kami... kami tidak ingin mati... " ucap mereka serentak.

Melissa dan elya kaget melihat perubahan drastis perilaku para preman itu. sejenak Melissa merapikan pakaiannya terlebih dahulu lalu dengan marah ia berkata.

"sebelum kemari kalian pasti sudah banyak membuat onar dan merugikan banyak usaha di wilayah ini! aku akan menelpon polisi untuk menangkap kalian! terimalah karma karena telah melakukan kejahatan" ucap Melissa dan menampar ketua preman dengan kuat.

"tidak kami mohon jangan penjarakan kami nyonya... kami berjanji tidak akan membuat onar lagi dikemudian hari... " ucap ketua preman tidak berani melawan.

"heeeee,,, menurutku kalian akan aman kalau berada di penjara sebab jika kalian masih berkeliaran aku yakin suami mereka akan mengejar dan membuat perhitungan dengan kalian karena telah melakukan perbuatan yang tidak senonoh kepada istrinya... " bisik pria paruh baya itu.

"baik baik kami akan pergi ke kantor polisi dan mengakui kesalahan kami nyonya..."

mereka bertiga akhirnya lari kocar-kacir menuju kantor polisi terdekat untuk mengakui kesalahan mereka. mereka sangat ketakutan membayangkan suami dari kedua perempuan itu membunuh mereka hanya karena perbuatan bodoh yang mereka lakukan.

kini semua keadaan telah kembali normal dan Melissa segera menghampiri elya menanyakan keadaannya. elya menjelaskan kalau dia baik-baik saja dan tidak terluka.

"terimakasih tuan telah menyelamatkan kami. kalau boleh tau siapa tuan? dan mengapa tuan tau kalau kami sudah berdua sudah memiliki suami? " ucap Melissa yang bingung.

"hahaha... kalian akan mengetahui siapa diriku nanti. nama saya Arnold. baiklah sekarang sudah tidak perlu khawatir lagi. saya pergi dulu assalamu'alaikum" ucapnya sembari melambaikan rangan dan pergi keluar dari toko Melissa.

Melissa dan elya menjadi semakin penasaran dengan identitas pria bernama Arnold itu. lalu salah satu karyawan pun menghampiri mereka berdua dan menjelaskan apa saja yang telah terjadi. ternyata bukan hari ini saja Arnold tidur di meja paling pojok sambil memesan kopi dan kue di toko ini melainkan setiap hari saat Melissa pergi pulang ke desa.

Banyak hal yang terjadi pada toko akhir-akhir ini. mereka pun akhirnya berbincang-bincang sambil menyeruput teh panas menenangkan pikiran di ruangan khusus Melissa. ketika Melissa pergi mengambil kue untuk diberikan kepada elya, elya tidak sengaja melihat sebuah *bansi* yang terpajang di lemari kaca sudut ruangan.

elya tahu kalau *Bansi* itu jelas milik miko yang pernah ia lihat ketika pentas seni budaya adat di sekolah SMA dahulu. ia segera mengambil *bansi* sembari menatapnya dan kemudian bergumam dalam hati.

"*apapun yang terjadi, aku tetap mencintaimu da miko... perasaanku terhadapmj tidak akan berubah hingga maut memisahkan kita*"...

\*\*\*