"Suamiku...
"Aku dan anak mu datang...
"Akan kutemukan pembunuh mu, dan membalas perbuatan mereka pada mu!"
Seorang wanita muda bersimpuh di depan makam, sambil mengendong bayi dalam dekapannya. Wajah pucat wanita itu tidak dapat menutupi kecantikan yang ia miliki.
"Aku akan membalas perbuatan mereka yang telah merenggut kebahagiaan Gabriel. Bahkan kau tidak sempat bertemu putra mu, Silvio!"
Monica Dimitrov, menangis pilu ketika mendapat kabar bahwa suaminya Silvio tewas terbunuh dengan luka tembak memenuhi sekujur tubuhnya. Enam butir peluru tajam bersarang di kepalanya.
Sangat kejam pembunuh itu!
Kabar kematian Silvio, membuat Monica yang sedang mengandung terguncang, ia harus melahirkan Gabriel meskipun belum waktunya.
"Aku harus menemukan pembunuh itu. Kematian Silvio selalu menghantuiku", janji Monica dengan dua tangan terkepal menatap nisan suaminya.
Bagaimana kelanjutan kisah ini, ikuti terus ya.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian setelah membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAHAGIA
Waktu terus bergulir...satu minggu telah berlalu. Artinya satu minggu sudah Monica dan Luigi telah menikah.
Kalau boleh jujur, Monica merasa sangat bahagia dengan pernikahan mereka. Banyak hal yang ia tidak ketahui tentang suaminya selama menjadi lebih tahu.
Benar kata Dana, Luigi adalah pria baik, penyayang keluarga dan sangat perhatian. Ia juga tipikal laki-laki romantis yang suka memberikan kejutan pada Monica.
Tentu saja tindakan Luigi itu membuat perasaan Monica menghangat. Jika Luigi sudah beraksi seketika hati Monica luluh dan mendamba. Apalagi Luigi sangat menyayangi Gabriel. Ia menyayangi Gabriel seperti ia menyayangi Allegri.
Sekarang weekend. Sejak pagi Monica berada di pantry, sengaja ia lakukan karena ingin belajar memasak bersama Soria yang biasa memasak makanan di rumah itu.
Monica tersenyum puas melihat hidangan yang ia masak bersama Soria telah tertata rapi di atas meja makan berukuran luas di hadapannya.
"Hm... Soria apa kau yakin rasa masakan ku seenak masakan mu? Huhhh...bagaimana kalau ternyata suami ku tidak menyukainya?", ujar Monica tampak cemas menatap pelayan itu.
"Nona Monica tenang saja, tuan Luigi pasti menyukai semua masakan nona. Rasa masakan nona sudah seperti koki ternama, perfecto", jawab Soria sambil mengacungkan jempolnya.
"Kamu tidak bohong kan Soria. Ucapan mu bisa di pertanggung jawabkan iya kan?", ujar Monica masih merasa sangsi.
Soria tersenyum melihat istri majikannya tersebut. "Sebaiknya nona ajak makan saja suami nona, biar tuan menilai sendiri betapa lezatnya masakan nona Monica".
"Hm.. kamu benar juga. Sekarang sudah jam makan siang, aku akan memanggil suamiku", ujar Monica tersenyum sumringah sambil melepas ikatan apron dari tubuhnya.
Soria dan satu orang pelayan lainnya yang sedang merapikan meja makan tersenyum melihat Monica. Semua orang di mansion itu nampak bahagia mengetahui bos mereka menikahi wanita sebaik Monica.
Terlebih Monica seorang dokter yang selalu menerapkan kesehatan di rumah itu. Majikan mereka kini lebih banyak berada di mansion. Luigi selalu pulang cepat.
*
Monica baru saja selesai mengganti pakaiannya. Setelah sejak pagi berada di dapur. Luigi tidak nampak di kamar mereka.
Monica yakin suaminya itu pasti berada di ruang kerjanya.
Begitu sampai di bawah, Monic langsung menuju ruang kerja Luigi.
Ceklek..
Monica membuka pintu dan melongok kan wajahnya ke dalam. Tidak ada Luigi di sana. "Di mana Luigi?", gumam nya.
"Nona apa mencari tuan?", sapa baby sitter Gabriel putranya yang kebetulan melihat majikannya itu terlihat sedang mencari sesuatu.
"HM...iya Leti. Apa kau melihat suamiku? Kenapa kamu meninggalkan putra ku?".
"Tuan ada bersama putra anda nona. Makanya saya hendak menyiapkan makan siang untuk Gabriel", jawab Leti sopan.
"Oh iya. Lakukan saja pekerjaan mu Leti. Perhatikan kelembutan bubur saring anakku ya. Gabriel belum boleh makan yang keras".
"Baik nona", jawab Leti menganggukkan kepalanya sambil berlalu dari hadapan Monica.
Monica langsung menuju kamar Gabriel, perlahan membuka pintu kamar bernuansa biru tersebut.
Tubuhnya terpaku melihat pemandangan di dalam kamar. Sontak perasaan nya menghangat menatap Gabriel tertidur di atas tubuh Luigi. Keduanya tertidur di tempat tidur yang sengaja Luigi sediakan agar mereka bisa kapan pun tidur bersama Gabriel di kamar itu.
Tangan kokoh Luigi memeluk Gabriel yang begitu tenang dan nyaman tertelungkup di atas tubuhnya. Jemari mungil Gabriel memegang wajah Luigi.
Sudut mata Monica mendadak hangat. Pemandangan seperti itu lah yang selalu membuat perasaannya begitu mendamba. Dan semakin hari rasanya sangat sulit baginya untuk pergi dari Luigi.
Perlahan Monica mendekati tempat tidur. Mengeluarkan handphone miliknya yang di berikan Luigi saat mereka kembali dari kota Regusa.
Monica mengambil foto Luigi dan Gabriel dalam posisi seperti itu. Jemari Monica mengusap lembut layar handphone, wajahnya tersenyum bahagia.
"Rasanya hati ini sungguh telah terpaut pada mu, Lui. Aku tidak tahu apa bisa pergi dari mu. Bahkan aku belum menemukan caranya bagaimana bisa kembali ke negara ku.", batin Monica. Tiba-tiba merasa hampa sekali.
...***...
To be continue
Smg kesehatan n ingatan Luigi cpt pulih. Sabarlah Monic, ini hanya sementara, tdk lama lg, semuax akan kembali spt semula.
Cinta & hati Luigi hanya untukmu ♥️♥️♥️😘😘😘