Fabby Alexandrina merupakan putri tunggal dari pengusaha kaya raya. Kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan, dan saat ini Fabby tinggal bersama Neneknya.
Neneknya ingin sekali melihat Fabby menikah hingga akhirnya Neneknya pun menjodohkan Fabby dengan seorang sekuriti. Awalnya Fabby menolak, namun Neneknya tetap memaksa.
Akankah Arga mampu membuat Fabby jatuh cinta kepadanya? dan apakah Fabby akan luluh dengan kesabaran Arga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 Persaingan Bisnis
Setelah selesai, Arga membawa dua mangkuk mie dan menyimpannya di depan Fabby. "Makanlah, kamu mau makan mie 'kan?" ucap Arga dengan senyumannya.
"Aku tidak lapar," ketua Fabby.
"Ya sudah kalau tidak lapar, aku makan saja sendiri." Arga pun mulai melahap mie miliknya sendiri.
Arga benar-benar sengaja membuat Fabby kesal, dia dengan santainya memakan mie itu sembari sesekali melirik ke arah Fabby. Fabby pura-pura fokus ke arah TV padahal perutnya sudah sangat lapar dan harum mie membuatnya semakin ingin memakannya. Fabby merasa gengsi karena dia sedang marah kepada Arga.
"Ayolah makan, jangan gengsi-gengsi. Aku tahu kamu lapar dan ingin sekali makan mie ini, mienya enak tahu kalau dingin nanti gak enak," goda Arga.
Fabby benar-benar sudah tidak tahan lagi, akhirnya dia pun mengambil mie itu dan dengan cepat melahapnya. Arga sampai tertawa kencang melihat kelakuan Fabby.
"Jangan tertawa, aku hanya menyelamatkan mie ini dari pada nantinya terbuang sia-sia." Fabby mencoba memberikan alasan.
"Alasan, tinggal bilang mau aja kok susah," ledek Arga.
Fabby tidak memperdulikan ledekan Arga, dia terus melahap mie itu. Untuk pertama kalinya, Fabby merasakan mie instan karena selama ini dia tidak pernah makan mie instan sama sekali. Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya Fabby pun menghabiskan mie nya tanpa sisa.
"Ah, kenyang banget," gumam Fabby.
"Kamu cuci piring dulu sana, cucian sudah numpuk," titah Arga.
"Enak saja, gak mau memangnya kamu pikir aku pembantu apa," ketua Fabby.
"Terus itu piring kotor yang numpuk siapa yang akan cuci? Ayolah, aku sudah dua kali masakin buat kamu sekarang giliran kamu yang bekerja," ucap Arga.
"Enggak. Lebih baik sekarang kamu kembalikan ponsel aku karena aku harus menanyakan kabar kantor dan pekerjaan kepada Poppy," ucap Fabby dengan kesalnya.
"Nanti aku berikan ponsel kamu setelah kamu mencuci piring-piring kotor itu," sahut Arga dengan santainya.
Fabby seketika bangkit dari duduknya dan menatap Arga dengan sangat tajam. "Kamu sengaja ya, mau mempermainkan aku? kamu pikir kamu itu siapa, cepat kembalikan ponsel aku sekarang juga!" bentak Fabby.
"Cuci dulu piring-piring kotor itu atau aku tidak akan pernah mengembalikan ponsel kamu!" tegas Arga.
Fabby mengepalkan kedua tangannya, dengan sangat kesalnya dia pun mengambil mangkok bekas mie dan membawanya ke wastafel. Fabby bingung, bagaimana caranya mencuci piring karena memang Fabby sama sekali tidak pernah melakukannya. Fabby pun mengambil sabun cair untuk mencuci piring, lalu menumpahkannya ke seluruh piring kotor lalu setelah itu Fabby membasuhnya dengan air tanpa dibilas terlebih dahulu.
"Sudah selesai," ucap Fabby.
"Hai, mana ada cuci piring seperti itu? memangnya kamu pikir piring itu akan mencuci dirinya sendiri? Kamu harus membilasnya dulu, habis itu baru membasuhnya dengan air," ucap Arga.
"Piring kotor penuh minyak kaya gitu, jijik banget aku gak mau nanti tangannku kotor dan bau," sahut Fabby dengan kesalnya.
"Memangnya kamu hidup di zaman purba? nanti setelah cuci piring, kamu tinggal basuh tangan kamu pakai sabun," ucap Arga kembali.
Arga menarik tangan Fabby. "Sini, aku kasih contoh sama kamu," ucap Arga.
Arga pun mulai mencontohkan bagaimana caranya mencuci piring. "Gampang 'kan? ayo kerjakan sekarang," titah Arga.
Fabby terlihat kesal dan menghentakkan kakinya, Fabby pun mulai melakukannya dan Arga kembali duduk di sofa sembari memperhatikan Fabby. Hingga beberapa saat kemudian, terdengar suara piring jatuh bersamaan dengan teriakan Fabby.
"Aww..."
"Kenapa?" Arga segera berlari dan menghampiri Fabby.
Dilihat tangan Fabby berdarah terkena pecahan piring, dengan cepat Arga menghisap darah yang mengalir di jari Fabby. Fabby hanya bisa terdiam sembari meringis menahan perih. Arga segera mengambil obat dan plester lalu menutup luka itu dengan plester.
Air mata Fabby kembali menetes membuat Arga diam. "Sudah jangan menangis, tidak apa-apa," ucap Arga lembut.
"Kenapa kamu jahat sama aku, apa kamu sengaja melakukan semua ini untuk membalas semua perbuatanku selama ini? kamu selalu menyuruh aku melakukan hal yang sama sekali tidak pernah aku lakukan." Fabby menghempaskan tangan Arga lalu pergi masuk ke dalam kamar.
Arga hanya bisa menghembuskan napasnya kasar, sebenarnya tujuan dia menyuruh Fabby seperti itu bukan karena ingin balas dendam melainkan supaya Fabby bisa melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang wanita. Arga juga ingin membuat Fabby supaya tidak menjadi wanita yang manja dan seenaknya tapi Fabby malah salah paham dan menyangka Arga yang tidak-tidak. Arga pun menyusul Fabby masuk ke dalam kamarnya dan terlihat Fabby menangis tersedu-sedu di atas kasur.
"Maafkan aku, mulai sekarang aku tidak akan menyuruh-nyuruh kamu lagi dan ini ponsel kamu, aku kembalikan," ucap Arga sembari memberikan ponsel Fabby.
Fabby segera mengambilnya dengan kasar. "Keluar kamu, biarkan aku sendiri," ketua Fabby.
Arga pun menurut dan memilih keluar dari kamarnya. Sementara itu di perusahaan milik Nindi, dia sedang berbincang-bincang dengan Rangga.
"Sayang, minggu depan ada pertemuan dengan pengusaha berlian terkenal di berbagai dunia, dan di negara kita hanya perusahaan kamu dan Fabby yang diundang. Katanya, salah satu investor terkaya ingin bekerja sama dengan salah satu perusahaan di sini jadi kamu dan Fabby harus bersaing ketat," ucap Rangga.
"Aku harus mendapatkan kontrak itu, bagaimana pun caranya karena jika aku berhasil mendapat investor dari dia, perusahaan aku bakalan di atas Fabby dan semua perusahaan diberbagai negara akan melirik perusahaan aku," sahut Nindi.
"Tapi, bagaimana caranya? model perhiasan kita itu selalu kalah dengan model-model perhiasan milik Fabby, karena Fabby selalu membuat model baru setiap tahunnya," ucap Rangga.
"Aku gak mau tahu, pokoknya kamu harus membuat perusahaan berlian Fabby kalah kalau bisa, perusahaan Fabby di black list oleh perusahaan-perusahaan yang lainnya," ucap Nindi.
Rangga terlihat sangat bingung dengan keinginan Nindi. Perusahaan Nindi dan Fabby adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perhiasan. Keduanya menjual berlian dan perhiasan-perhiasan mewah, namun perusahaan Nindi selalu kalah karena model perhiasan yang dirancang Nindi selalu tidak bagus dan peminatnya sangat sedikit. Berbeda dengan model perhiasan milik Fabby, yang selalu terlihat modern dan sangat mewah.
Fabby melihat pesan dari Poppy. "Astaga, aku lupa minggu depan aku ada pertemuan dengan para pengusaha berlian. Aku belum buat model berlian yang akan dipamerkan kepada mereka, sepertinya malam ini aku harus lembur," batin Fabby.
Fabby sangat pandai menggambar, dia selalu membuat model perhiasan sendiri. Bahkan perhiasan yang harganya tidak terlalu mahal saja bisa terlihat mahal karena desain perhiasan Fabby yang sangat mewah dan itu salah satu yang membuat para pengusaha berlian selalu melirik perusahaan Fabby untuk melakukan kerja sama.
gasss season 2