NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Gus Hamzah

Cinta Terakhir Gus Hamzah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:18.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anowmuri3__

PERHATIAN!!!
USAHAKAN SELALU BACA SETIAP KALI AKU UPDATE, DAN USAHAKAN JANGAN NUMPUK ATAU NAMBUNG BAB.

Tidak pernah terpikirkan oleh Gus Hamzah ia harus menikahi seorang gadis yang lebih muda darinya.

Bahkan usia mereka terpaut enam belas tahun.

Bagaimana kisahnya? Ikuti terus kisahnya hanya di "Cinta Terakhir Gus Hamzah."

Mentahan cover from : Canva.

Nb : Kisah ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan dlm alur, nama, tempat, dll, itu tidak di sengaja🙏🙏

Follow ig: Pri_vasyjigeum.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anowmuri3__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Abah & Umi.

Saat Fatimah baru selesai membersihkan apartemen nya, ponselnya pun berdering menandakan ada notifikasi pesan masuk ke ponselnya.

Fatimah pun menghentikan kegiatannya lebih dulu, setelah itu ia pun mengambil ponselnya yang sengaja ia taruh di atas meja yang ada di ruangan tv.

Fatimah pun melihat siapa yang mengirimkan nya pesan, ternyata yang mengirimkan nya pesan adalah ayahnya sendiri.

Fatimah pun membuka room chat nya bersama sang ayah, setelah itu ia pun membaca pesan yang dikirimkan oleh ayahnya itu.

Abah🧔😻

Assalamu'alaikum wr, wb, ndok.

Abah cuman mau bilang, sebentar lagi pesawat yang Abah sama umi mu tumpangi akan lending sebentar lagi.

Yowis, Abah cuman mau bilang itu aja, nanti bilang sama suami mu, hati-hati bawa mobilnya dan jangan ngebut-ngebut ya.

Fatimah yang membaca pesan Abah nya itu pun hanya bisa tersenyum tipis, kemudian ia pun membalas pesan dari Abah nya itu.

Meski ia tau mungkin saat ini ponsel Abah nya di nonaktifkan sementara.

^^^Me.^^^

^^^Wa'alaikumusalam wr, wb.^^^

^^^Nggih Bah, nanti Fatimah akan sampaikan pada Gus Hamzah. Abah sama umi juga hati-hati ya.^^^

Benar saja, saat ia sudah mengirimkan balasan pesan untuk Abah nya itu, WA Abah nya sudah tidak aktif, dan hanya bercentang satu.

Fatimah pun memilih untuk bersiap-siap lebih dulu, seraya mengirimkan pesan pada suaminya.

Beruntung pekerjaan rumahnya sudah ia kerjakan semuanya.

Setelah selesai bersiap, Fatimah lebih memilih menunggu suaminya di lobby apartemen, tadi ia sudah mengabari suaminya itu.

Dan tak lama Gus Hamzah pun sampai, Fatimah pun langsung masuk kedalam mobil, dan Gus Hamzah pun langsung menjalankan mobilnya menuju bandara.

Beberapa jam kemudian, mobil yang dikendarai oleh Gus Hamzah pun tiba di bandara, keduanya pun turun dari mobil setelah Gus Hamzah memarkirkan mobilnya di tempat parkir.

Mereka pun masuk kedalam bandara, dan mereka pun melihat kedua orang tua Fatimah yang baru saja lending itu.

"Abah, umi!" pekik Fatimah seraya berlari ke arah kedua orang tuanya.

"Assalamu'alaikum," ucap Fatimah seraya menyalami punggung tangan kedua orang tuanya, serta memeluk keduanya.

"Wa'alaikumusalam."

"Assalamu'alaikum, Abah, umi, bagaimana kabarnya?" ucap Gus Hamzah yang juga menyalami punggung tangan kedua mertuanya itu.

"Wa'alaikumusalam, alhamdulilah kabar kami baik nak."

"Syukur alhamdulilah, jika kabar kalian baik."

"Mari kita pergi, biar Hamzah yang bawakan kopernya."

"Eh, gak pa-pa nak, biar Abah saja yang bawa."

"Gak pa-pa Bah, biar Hamzah saja yang bawa."

"Yowis, jika kamu maksa, makasih ya."

"Nggih Bah."

Mereka pun akhirnya pergi dari sana.

Tak lama, mereka pun sampai di gedung apartemen tempat Fatimah dan Gus Hamzah tinggal.

Keempatnya pun turun dari mobil, dengan Gus Hamzah membawa koper milik mertuanya itu.

"Assalamu'alaikum," ucap Kiyai Yusuf beserta sang istri saat mereka baru saja masuk kedalam unit apartemen menantunya itu.

"Abah, umi. Hamzah taruh koper didalam kamar dulu ya, Abah sama umi duduk saja dulu," ucap Gus Hamzah pada kedua mertuanya itu.

"Iya, le."

Gus Hamzah pun pergi menaruh koper mertuanya itu di salah satu kamar yang ada di sana.

"Kalau gitu, Fatimah ambil air minum dulu," ujar Fatimah.

"Nggih."

Fatimah pun pergi ke dapur guna mengambil air minum beserta beberapa cemilan untuk kedua orang tuanya.

Setelah itu Fatimah pun kembali dengan membawa nampan yang berisi air minum dan beberapa cemilan.

Fatimah pun menaruh air minum dan juga cemilan itu di atas meja, setelah itu, ia pun ikut duduk bersama kedua orang tuanya dan juga suaminya yang sudah lebih dulu duduk di dekat dengan sang ayah.

Mereka pun berbincang sebentar, hingga waktu sholat Dzuhur pun tiba, barulah mereka sholat berjamaah, di salah satu tempat yang memang sengaja Gus Hamzah gunakan sebagai musholla kecil yang ada didalam apartemen nya.

"Abah sama umi lebih baik istirahat dulu, nanti Fatimah bangunkan jika makanan nya sudah siap," ucap Fatimah pada kedua orang tuanya, saat mereka semua sudah selesai menjalankan kewajiban mereka sebagai seorang muslim.

"Biar umi bantu ya ndok."

"Nggak usah umi, biar Fatimah aja. Lebih baik umi istirahat saja, pasti capek kan."

"Yowis, kalau gitu umi sama Abah mu istirahat dulu."

"Nggih umi."

"Nak Hamzah, umi sama Abah istirahat dulu."

"Iya umi."

Umi dan Abah pun pergi ke kamar guna istirahat sebentar.

Sementara Fatimah, ia pun lebih memilih untuk memasak di dapur.

"Ayo, biar saya bantu kamu masak," ucap Gus Hamzah pada istrinya itu.

"Eh, gak pa-pa emang mas?"

"Nggak, ayo."

"Makasih ya mas."

"Iya."

Mereka pun pergi ke dapur dan mulai masak untuk makan siang.

Gus Hamzah dan Fatimah pun terus bertukak di dapur, hingga makanan yang mereka masak pun selesai.

Fatimah pun membangunkan kedua orang tuanya, setelah menaruh masakan yang ia dan sang suami masak di atas meja.

Setelah membangunkan kedua orang tuanya, mereka berempat pun mulai menyantap makan siang bersama.

"Maa syaa Allah, ternyata putri Abah sudah besar, sudah bisa masak sendiri," ucap Kiyai Yusuf, saat menyantap makanan buatan putrinya itu.

"Abah bisa aja, ini juga di bantu sama Gus Hamzah," ujar Fatimah.

"Benarkah? Ya Allah, Abah jadi agak sungkan sama nak Hamzah."

"Tidak perlu sungkan Bah, lagian Hamzah hanya bantu potong-potong doang, selebihnya Fatimah yang masak."

"Iya, tapi terima kasih ya nak Hamzah, karena sudah mau bantu putri Abah ini."

"Sama-sama Bah."

Mereka pun kembali menyantap makan siang mereka dengan tenang.

...***...

Jangan lupa like, komen, vote, subscribe, beri hadiah 🙏

Maaf baru bisa update sekarang, dan maaf jika banyak typo 🙏

Terima kasih 💚

1
Zuny Achmad
lanjut kak
Marya Dina
ini maryam yg judul diari marya. bukan ya
Riee 🕊️: Iya kak
total 1 replies
Selviana
Aku sudah mampir nih.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul (Terpaksa Menikah Dengan Kakak)
Riee 🕊️: Terima kasih kak, aku sudah mampir ya🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!