Jodoh Yang Tertunda

"Haha... berarti kamu menarik di matanya Rik! Mungkin kamu terlihat cantik."

"Ish jangan mengejekku Bang! Aku tidak pernah mengalami seperti ini! Aku ingin segera bertemu istriku."

"Ya, ya ini sudah ngebut! Kalau lebih ngebut lagi bukan istrimu yang kamu temui tapi malaikat maut."

Akhirnya mereka pun sampai di apartemen.

Tita membukakan pintu.

"Sayang, kamu kenapa basah begini!"

Ia panik melihat suaminya berantakan.

"Tita, bawa suamimu masuk! Segera ganti bajunya! Aku akan langsung pergi!" Ujar Alif tergesa-gesa.

"Iya bang terima kasih."

Alif segera pergi karena ia sudah bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Ricky kepada istrinya.

Tita mengunci pintunya kembali kemudian

ia membantu membuka baju suaminya.

"Sayang, kamu nggak mabuk kan?"

Belum sempat mendengar jawaban suaminya, bibir Tita sudah dibungkam dengan bibir Ricky.

"hah hah..." Tita kehabisan nafas.

"Sayang, maaf!"

Ricky mencumbu Tita dengan brutal. Memaksa untuk masuk namun sangat sulit. Ia pun memberikan rangsangan agar jalannya licin. Dan akhirnya milik Ricky melesat ke dalam hingga menimbulkan irama. Dan setelah cukup berpacu keduanya sampai di puncak kenikmatan.

Ricky tertidur karena merasa lelah, dan badannya terasa berat. Kepalanya pun masih sedikit pusing. Tita masih bingung melihat keadaan suaminya. Ingin bertanya kepada Alif, tapi ia tidak punya nomernya. Tita tidak berani melihat handphone suaminya. Meski Ricky tidak merasa keberatan, namun Tita sendiri tidak ingin mencampuri urusan suaminya. Karena yang ia tahu Ricky sekali terbuka tentang masalah apa pun.

"Ah besok saja aku tanya. Sekarang lebih baik aku tidur juga." Lirih Tita.

Keesokan harinya.

Setelah shalat shubuh, Ricky meminta Tita untuk memijat kepalanya.

"Sayang, tolong pijatkan kepalaku! Rasanya masih pusing."

Tita menuruti permintaan suaminya sambil menanyakan kejadian semalam.

"Sayang, sebenarnya apa yang terjadi tadi malam?"

"Ya Allah.. tadi malam aku hampir saja diperko*a."

"Apa? Kok bisa? Kata kamu acaranya untuk orang laki semua?"

"Itu dia masalahnya! Orang yang mau memperko*aku itu laki-laki, Yang."

"Astagfirullah... kok bisa?"

Ricky pun menceritakan kronologi yang sebenarnya. Mulai dari ia minum jus jeruk pemberian Jonathan sampai saat Alif datang.

"Ya Allah... aku nggak habis pikir."

"Itu bukan hanya penyakit tapi lama-lama akan membahayakan."

"Benar sekali sayang. Kenapa kita dihadapkan dengan masalah yang sama ya?"

Handphone Ricky berbunyi, ada notif pesan. Ternyata Alif mengirim sebuah foto kepada Ricky. Foto KTP milik Jonathan.

"Ternyata dia berkewarganegaraan Indonesia.

"Coba aku lihat sayang?"

Ricky memberikan handphone-nya kepada Tita.

"Hah astagfirullah.... ini kan Marco?

"Apa?"

"Iya, ini orang yang berurusan dengan Raja. Ini di KTP namanya Jonathan Marco."

"Astagfirullah... dunia ini sempit. Seumur hidup baru kali ini aku bertemu dengan orang aneh sepertinya. Laki-laki kok doyannya main pedang-pedangan. Dia nggak tahu kalau rasanya apem lebih legit dan bikin nagih."

"Sayang..."

"Hehe.. kenapa Sayang?"

"Bahasamu itu lho."

Ricky menelpon Alif untuk segera memproses Marco atau Jonathan agar segera dideportasi dari Mesir.

...----------------...

Satu minggu berlalu.

Tita sudah telat datang bulan dua hari. Ia berharap akan ada kabar baik setelah ini, karena sebelumnya ia tidak pernah telat datang bulan.Tita menelpon Ricky dan pamit kepada Ricky untuk keluar dari apartemen.

"Mau ke mana Sayang?"

"Mau ke mini market bawah, beli garam sudah habis." Bohong Tita. Sebenarnya ia hanya ingin beli tespack di apotek sebelah mini market.

"Oke, hati-hati."

"Iya sayang."

Tita pun segera keluar. Karena ia takut berdosa kepada suaminya. Ia pun mampir ke mini market untuk membeli garam dan mie instan. Meski sebenarnya stok garam masih ada.

"Maafkan aku Mas." Batin Tita.

Ricky baru saja pulang dari hotel jam 4 sore. Seperti biasa Tita menyambut kedatangan suaminya.

"Capek ya Mas?"

"Capekku hilang saat melihat senyummu."

Ricky mengelus pipi istrinya.

"Mandi dulu gih! Aku mau masak untuk makan malam nanti."

"Baiklah sayangku."

Pagi harinya, Tita mencoba untuk memakai testpack saat baru bangun tidur. Ia berharap akan mendapatkan kabar baik. Dua menit ia membiarkan alat tersebut. Tita memejamkan mata sebelum melihatnya. Namun saat ia buka mata, ternyata tanda negatif. Tita menghembuskan nafas panjang. Ia sedikit kecewa, namun tetap menyemangati dirinya sendiri.

"Tenang Tita, mungkin kamu telat karena hormon tidak stabil. Atau mungkin kamu positif, tapi alatnya belum bisa mendeteksi." Batin Tita.

Tok tok tok

"Sayang, masih lama nggak? Aku kebelet pipis nih!"

"Eh iya Mas." Tita segera membuang alat tersebut ke dalam tempat sampah khusus yang berada di kamar mandinya.

Tita pun membuka pintu untuk Ricky.

Sore harinya.

Saat Tita akan shalat ashar, dia merasa sakit perut. Ternyata saat masuk ke kamar mandi, ia baru mengetahui kalau dirinya datang bulan.

"Ternyata belum saatnya."

Ricky pun baru sampai di apartemen. Ia mendapati istrinya sedang tiduran di sofa ruang tamu.

"Sayang, kamu sakit?"

Tita menggeleng.

Ricky menyentuh dahi Tita, dan ternyata memang tidak panas.

"Kenapa kok lemes, hem?"

"Aku datang bulan, perumu sakit."

"Oh datang bulan, biasanya minum apa Sayang?"

"Nggak usah minum apa-apa, nanti juga sembuh sendiri."

"Oh, ya sudah kalau begitu! Aku mau mandi dulu ya?"

Ricky pun masuk ke dalam kamarnya untuk mandi. Setelah mandi dan shalat ashar, Ricky kembali melihat keadaan istrinya.

"Masih sakit sayang? Apa ada cara untuk merindukan sakitnya?"

"Tolong pijatkan punggungku sebelah bawah! Biasanya Ummi yang memijatku."

"Oke sayang."

Ricky duduk di lantai dan memijat istrinya.

"Sayang, naik saja, kalau kamu di bawah akunya nggak sopan."

"Nggak papa, posisinya lebih pas begini. Biar kamu cepat sembuh. Biasanya kalau datang bulan berapa hari sayang?"

"Bisa 7 sampai 10 hari kalau aku."

"Waduh, lebih lama dari Bunda ternyata. Jadi aku akan puasa selama itu?"

"Sabar ya?"

"Iya, mau bagaimana lagi."

"Mas sebenarnya aku telat dua hari, aku kira itu tanda-tanda aku bakal hamil. Tapi ternyata saat aku test tadi, hasilnya negatif. Dan sore ini aku datang bulan. Maaf tadi aku juga bohong, aku keluar buat beli testpack." Ungkap Tita dengan wajah kecewa.

"Sayang, kita baru saja menikah. Kamu jangan berkecil hati. Waktu kita masih panjang. Semoga Allah segera menitipkan kita malaikat kecil."

"Amin..."

Ricky memeluk istrinya dengan sayang. Ia tidak ingin istrinya merasa tertekan.

Malam ini, Ricky memasak untuk makan malam. Ricky yang meminta istrinya untuk beristirahat.

"Kamu santai saja Sayang."

"Tapi Mas, ini tugasku."

"Tidak, tugasmu adalah menemaniku. Lagipula tugas rumah tangga itu bukan hanya untuk seorang istri. Suami pun boleh melakukannya. Diam, dan tenanglah!

Tita semakin kagum kepada suaminya. Bukan hanya bertanggung jawab, tapi Ricky juga seorang suami yang sabar dan pengertian.

"Semoga seterusnya kamu seperti ini Mas." Batin Tita.

Ricky memasak omlet dan telur orak arik untuk menu makan malam mereka.

Bersambung.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...