NovelToon NovelToon
Bukan Mantan

Bukan Mantan

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: nenah adja

Bukan Mantan, tapi pernah berarti.
Saat rasa cinta datang kita tak tahu dimana dia akan berlabuh, kita bahkan tak bisa menolak perasaan yang mencokol dan mendamba ingin memiliki.
Lalu bagaimana jadinya jika perasaan tersebut tak bersambut? berjuang mungkin salah satu jalannya.
Namun, bagaimana jika kita sudah berjuang cinta itu tetap tak bersambut? menyerah, mungkin yang terbaik.
Tapi bagaimana jika disaat kita menyerah, cinta itu justru memberi luka yang mendalam hingga berbalik menjadi benci.
Nizar Raksa Darmaji cowok yang dicintai Anggun, merenggut kesuciannya hanya karena salah paham, dan karena itu Anggun harus menanggung kesedihan yang teramat dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Rizki merasakan tangan Anggun yang menggenggamnya tiba- tiba menjadi basah, dan bergetar "Kamu oke?"

Anggun menoleh dan tersenyum pada Rizki "Aku gak papa mas," ucapnya, namun Rizki tahu ada yang tidak beres dari Anggun saat ini, apalagi setelah Anggun melihat seorang pria yang di tunjuk temannya yang bernama Widi itu.

Widi sudah pergi dan menyapa teman mereka yang lain, kini Anggun harus menguatkan hatinya untuk berhadapan dengan Nizar, Anggun kira dia sudah siap, tapi kenapa saat melihat Nizar yang menatapnya dengan datar Anggun merasa dia tak bisa menopang dirinya sendiri andai dia tak berpegangan pada Rizki. Apa dia harus selemah ini?

Anggun masih menggenggam tangan Rizki hingga mereka tiba di depan Nizar.

"Hai, Nggun ... Kamu beneran datang, jadi aku gak jadi potong gaji kamu ya." Anggun baru menyadari jika di sebelah Nizar rupanya ada Ibra dan dia tersenyum menyapa.

"Hallo pak," ucap Anggun pada Ibra.

"Santai kali Nggun, disini aku bukan atasan kamu, kamu bisa panggil aku Ibra aja." Ibra sebenarnya hanya ingin mencairkan suasana, apalagi melihat Nizar yang sejak tadi diam dengan tatapan yang dingin kearah tautan tangan Anggun dan pria di sebelahnya yang mereka kira adalah suami Anggun.

Nizar masih tetap diam dan menatap Anggun yang tersenyum "Oh, dia?"

"Suamiku." bukan hanya Nizar dan Ibra yang tertegun tapi Rizki juga, biasanya Anggun tidak pernah menjelaskan secara gamblang tentang hubungan mereka yang memang hanya sandiwara seperti apa yang Anggun lakukan pada Widi tadi, orang akan menyimpulkan sendiri tanpa Anggun mengatakannya, dan saat Rizki menatap Nizar yang masih menatap mereka dengan dingin dia tahu ada yang tidak beres diantara mereka.

Sedangkan Nizar mengepalkan tangannya kuat menahan api cemburu yang terasa akan membakar seluruh tubuhnya. Pengakuan Anggun seperti meruntuhkan seluruh harapannya bahkan meski mengetahui jika Anggun sudah menikah, tapi saat mendengar sendiri dari Anggun, hati Nizar terasa pedih.

"Oh, hai Ibra." Ibra menyodorkan tangannya pada Rizki, dan disambut dengan senyuman.

"Rizki," ucap Rizki dengan senyum.

Rizki beralih pada Nizar dan kembali menyodorkan tangannya "Rizki."

Melihat Nizar yang hanya terdiam, Ibra menyenggol bahu Nizar hingga Nizar mengerjap beberapa kali lalu melihat tangan Rizki yang terulur padanya.

"Sori, Nizar." Rizki mengangguk.

"Oh, iya anak kamu gak ikut Nggun?" Nizar menoleh pada Ibra yang menyinggung tentang anak. Ibra sialan ... saat ini hati Nizar sedang pedih luar biasa, dan Ibra menyiramnya dan bertanya tentang anak Anggun dan pria yang masih menempel di sebelah Anggun.

"Anakku masih kecil, takutnya dia kelelahan jadi, dia dirumah." Ibra mengangguk.

"Emang berapa usianya?" tanya Ibra yang menatap Rizki berharap Rizki yang menjawab, tapi baru saja Rizki membuka mulutnya Anggun menjawab dengan nada tegasnya.

"Empat tahun." sontak saja ucapan Anggun membuat Rizki mengeryit, usia Gio lima tahun lebih kenapa Anggun mengurangi umur Gio?

Anggun tersenyum ke arah Rizki, sedangkan Nizar merasakan hatinya kembali hancur, saat perkiraannya tentang anak Anggun adalah anaknya tidak benar, apa dia sungguh tak memiliki harapan.

Nizar melihat ke arah Ibra, dan Ibra menghela nafasnya, dia tahu dia harus memisahkan Anggun dan suaminya untuk sementara, sebab tujuan Nizar saat ini..

"Eh, Rizki ... Sori gue panggil lo apa nih?" Ibra menggulir ponselnya seolah dia baru saja mendapat pesan.

"Rizki aja." Ibra mengangguk.

"Boleh minta tolong?" tanya Ibra.

"Ada sesuatu yang harus gue ambil di mobil, suvenir buat nanti kita bagiin ke temen- temen." Rizki mengerutkan keningnya, tapi dia tak bisa menolak, apalagi dari yang dia dengar tadi jika Ibra adalah atasan Anggun di kantor.

"Oke."

"Anggun aku pinjam suami kamu dulu." Rizki memang menyadari ada yang tidak beres antara Nizar dan Anggun tapi melihat Anggun mengangguk dan melepas tangannya Rizki bisa sedikit tenang.

"Mas pergi sebentar."

"Ya, mas." Setelah Rizki pergi Anggun menatap Nizar dengan sorot benci seperti lima tahun lalu saat mereka bertemu.

Nizar menghela nafasnya saat mendengar panggilan Anggun pada Rizki, 'Mas' Nizar ingin segera meledak, tapi dia harus menahannya, jangan sampai dia kehilangan kendali lagi dan kembali menyakiti Anggun, perasaan ini sama seperti enam tahun lalu, tiba- tiba saja Nizar ingin menerkam Anggun dan menjadikannya lagi miliknya, untuk menghilangkan amarahnya yang tiba- tiba ingin meledak.

"Ada yang ingin aku bicarakan," kata Nizar akhirnya.

"Aku rasa diantara kita gak ada yang penting lagi."

"Anggun."

"Aku sudah menikah Nizar, jadi aku harus memiliki batasan agar tidak membuat suamiku salah paham."

Nizar memejamkan matanya "Tapi ini penting, aku ingin meluruskan kesalah pahaman diantara kita, dan kenapa aku bisa melakukan itu sama kamu dulu."

Anggun berdecak "Apa yang kamu lakukan?"

"Anggun, ayolah... Selama ini aku gak tenang."

"Pembicaraan kita sudah selesai lima tahun lalu, adapun perasaan kamu yang tidak tenang, itu bukan urusanku." Anggun berbalik dan hendak meninggalkan Nizar, tapi suara Nizar kembali terdengar dan menghentikan langkahnya.

"Kamu beneran gak mau tahu siapa yang jebak kamu?"

....

Anggun mengikuti langkah Nizar menaiki tangga untuk mencapai lantai dua, saat tiba di sebuah pintu Anggun menghentikan langkahnya.

Anggun sudah tahu kemungkinan besar siapa yang menjebaknya, hanya saja ada satu hal yang ingin Anggun ketahui, jadi Anggun mengikuti Nizar.

Nizar membuka pintu dan mendapati Renata yang langsung berdiri, saat pintu terbuka. Seperti Anggun duga, saat itu Renata tak tulus meminta maaf, dan kali ini semoga Renata mengatakan alasan kenapa dia begitu membencinya.

"Kalian bisa bicara." Renata mengangguk sedangkan Anggun sama sekali tak menanggapi.

"Apa kabar Anggun?" Renta tersenyum dengan tulus, setidaknya itu yang Anggun lihat saat ini, tapi entahlah sejak Renata berkhianat Anggun seperti tak mengenali sahabatnya itu lagi.

"Baik, setidaknya tidak seburuk dulu saat seseorang menghancurkan hidupku."

Renata menghela nafasnya "Gue mau minta maaf soal itu, gue memang berniat buat jual lo ke om Teo, tapi ini di luar kendali gue saat yang datang itu justru Arumi, dan gue gak tahu dia akan nyalahin lo." Anggun mengerutkan keningnya mendengar ucapan Renata.

"Tapi bukannya itu ada bagusnya ya, karena bukan lo yang berusaha di lecehkan oleh om Teo."

"Jadi andai itu bukan aku, kamu akan tetap melakukannya."

"Bukan itu maksud gue-"

"Dan apa kamu tahu kerugian apa yang harus aku terima saat kamu melakukan itu?"

Anggun mendengus "Aku gak ingin membahas soal ini lagi, karena ini sudah berlalu, biar itu jadi urusanku dengan Tuhan saat aku tak bisa memaafkan kalian, karena aku tidak memiliki keikhlasan seluas samudera. Tapi satu hal yang ingin aku tahu apa alasan kamu melakukan itu padaku, menjerumuskan aku pada lubang hitam yang aku tidak sanggup menanggungnya sebagai seorang gadis." Renata tertegun, begitupun Nizar yang kini masih berdiri di belakang Anggun.

Tiba- tiba Anggun menoleh dan menatap Nizar dengan matanya yang sudah mengembun.

"Aku ingin tahu seberapa bencinya kalian sama aku saat itu, hingga kalian tega melakukan itu sama aku?"

1
Rahble
Luar biasa
Ari Randz
wehladalah.... tenanan gawe judul ngono kui tak uncali kursi Karo silet Kowe Thor.. /Silent//Silent/. ngajak perang emak2 /Joyful//Joyful//Joyful/
Ari Randz
Luar biasa
MPit Mpit MPit
bawangnya Thor..
ovi Putriminang
malas ngitung thor tentuin aja..thor
ovi Putriminang
Luar biasa
ovi Putriminang
angun memaafkan,tp dgn TDK mudah
ovi Putriminang
😭😭
ovi Putriminang
😭
ovi Putriminang
menarik
Agus Tina
Luar biasa
Nana Niez
hahahahahahahaha,, asli Thor kl km bikin yg judul kyk km sebutkan di akhir bab tdi,, asli beneran q lewati g q baca sm sekali,, mampir aja g mgkn,, 🤣🤣🤣🤣
Nana Niez
Luar biasa
Nana Niez
jantung masih nempel kan zarrr,,, jauhkan semua benda tajam dri Nizar😁😁😁😁
Nana Niez
keren Thor,, luar biasa
Nana Niez
keren ceritanya Thor,, g ruwet to the point,, suka
Nana Niez
keren ceritanya
Tukang Jagung
Luar biasa
moral hazard
jangan kembali dengan Nizar..ngga rela
moral hazard
anggun..😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!