Sinta Maharani seorang wanita bertubuh tambun, terpaksa harus menikah karena perjodohan yang dilakukan oleh kakeknya dengan salah satu cucu sahabat baik sang kakek bernama Dirgantara sawito Atmojo
Sinta sering diabaikan dan dihina oleh orang tua suaminya dan Dirgantara sang suami tak pernah mau peduli karena mereka menikah tanpa cinta, Dirga sendiri sudah punya kekasih
akankah Sinta terus bertahan atau pergi meninggalkan semuanya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35 PDKT
Mas aja deh,lebih enak didengarnya nanti siapa tau saya neriakin dengan panggilan Abang dikiranya saya lagi manggil abang tukang bakso "jawabnya yang membuatku sedikit kesal karena di samakan dengan tukang bakso
"terserah kamu aja deh mau panggil apa sayang pun boleh " ucapku keceplosan
Dia semakin menatap ku
"ngadi-ngadi " ucapnya pelan tapi masih dapat kudengar
Tak banyak kami obrolkan karena matanya sudah mulai sayu karena mengantuk,saya tidak tega menahannya lagi untuk menemaniku
"kamu sudah ngantuk ya!?" tanyaku
"iya mas ngantuk banget,mas sendiri belum ngantuk !?" tanyanya
"belum, emangnya kenapa mau saya temani!?" candaku
"isshhh, sembarangan aja ingat mas bukan muhrim nanti dosa" jawabnya
"hehehe ya kira kamu mau di temani " ucapku terkekeh
"ishhh memangnya Saya cewek apaan" jawabnya ketus lalu berdiri dan berjalan menuju kamar yang di tempatinya
Saya merasa bersalah karena bercanda sedikit keterlaluan
Ke esokan paginya kami bersiap-siap untuk pulang setelah sarapan pagi
Teman-temannya sudah masuk kedalam mobil mereka tumpangi dan sudah siap berangkat
Sinta ikut denganku karena tujuan kami Sama
Kami tidak ber dua saja di mobil karena ada jeni dan pandu yang akan pulang bersama kami karena memang Sinta datang bersama pandu dan Jeni
Menempuh beberapa jam perjalanan dan beberapa kali pula kami singgah baik isi bensin,makan ataupun hanya sekedar singgah untuk ke toilet
Saat hampir sampai di toko tiba-tiba saja pandu dan jeni minta turun di depan sebuah rumah makan yang ada di dekat kantor kecamatan katanya ingin beli makanan untuk makan malam karena tidak mungkin mereka masak karena masih lelah
Benar juga sih yang di katakan pandu jadi saya juga nitip untuk di belikan sedangkan sinta tidak ikut turun karena sedang tidur
Pandu dan jeni tidak tega membangunkannya dan akhirnya kami pulang Berdua ke toko
Di depan toko ternyata sudah ada Rachmat yang memperhatikan kami,saya acuhkan saja dia tanpa menyapanya saya langsung saja Menuju parkiran mobil yang ada di basement khusus memang untuk mobil saya
setelah mobil terparkir saya membangunkan sinta, saat sinta turun dari mobil sinta sedikit oleng dan hampir jatuh untungnya saya masih berdiri tidak jauh darinya Hingga bisa segera menopang tubuhnya dan ternyata Rachmat melihatnya
Mukanya berubah menjadi masam, entah kenapa hingga tanpa sadar sudut bibirku terangkat melihatnya seperti itu
Entah mengapa hatiku merasa sangat senang
"makasih ya mas,maaf tadi saya masih sangat ngantuk " ucap sinta membuyarkan lamunanku
"tidak apa-apa sin,sini tas kamu saya yang bawa kita langsung pulang ke mes aja biar kamu bisa langsung bersih-bersih lalu istirahat"ucapku mengambil tas ransel dari tangannya
"nggak usah mas,saya bisa kok tapi pandu dan jejen mana mas!?" tanyanya celingukan
" tadi singgah di rumah makan Padang katanya mau beli makanan untuk makan malam kita karena tidak mungkin kan kamu masak pasti capek banget ini aja kamu masih ngantuk " jawabku
diapun mengangguk dan tersenyum padaku
Ingin rasanya ku cubit pipi mochinya tapi apalah daya saya tidak berani takut dia malah akan menghindariku
"ayo pulang" ucapku berjalan duluan dan dia mengikuti langkah ku
Kami berjalan berdua pulang ke mes walaupun saya jalan di depan dan dia di belakang mengikutiku
Sesampainya di lorong saya berhenti melangkah karena ingin berjalan beriringan tapi siapa sangka jika sinta akan menabrak punggungku
"eh mas kok berhenti mendadak sih!?" ucapnya sambil menggosok keningnya yang terbentur di punggungku
"kening kamu kenapa sin!? " tanyaku tanganku repleks ikut mengelus keningnya dan dia mundur satu langkah untuk menjauhkan keningnya dari tanganku
"eh maaf-maaf " ucapku gugup takut sinta marah
"punggung mas terbuat dari beton ya !?" tanyanya padaku,ya mengerutkan kening dong karena dia bilang punggungku terbuat dari beton
"beton dari mana sih kamu maksud !? Orang punggung saya sama seperti punggung kamu terbuat dari tulang dan daging yang di balut dengan kulit "jawabku ketus
"habisnya jenongku rasanya sakit banget, kayak lagi Nabrak tembok pasti sebentar jadi benjol
Udah jenong maju di tambah benjol makin maju deh jenong kesayanganku" gerutunya sambil terus berjalan mendahuluiku tangannya tak henti mengusap keningnya yang dia sebut jenong
Saya fikir dia itu orangnya pendiem tapi ternyata jika kita sudah dekat dengannya dia itu termasuk cewek yang sangat cerewet
Sudut bibirku lagi-lagi terangkat karenanya, entah mengapa saya gampang sekali tersenyum jika ada di dekatnya ataupun hanya melihatnya
Entahlah perasaanku ini kenapa seperti ini
*apa saya suka sama dia!?"
Entahlah saya belum begitu yakin karena semenjak Claudia menghianatiku say takut untuk menjalin hubungan lagi dengan cewek manapun
"mas ..Mas Gerald " panggil sinta yang membuatku terkejut
"eh iya ada apa sin!?" tanyaku gelagapan karena lagi-lagi saya bengong
"sini" ucapnya menyodorkan tangannya
"apa!?" tanyaku bingung
"itu tas ranselku " jawabnya dan menunjuk tasnya yang ada di tanganku
"eh iya sampai lupa" jawabku kikuk kupastikan wajahku sudah memerah
"mas kenapa sih!? Apa yang mas pikirkan !?" tanyanya dan mengambil tas ranselnya dari tanganku
"memikirkan kamu" ucapku tapi hanya dalam hati
"nggak mikirin apa-apa,hanya saja memikirkan pekerjaan pasti sudah numpuk karena ditinggal beberapa hari" jawabku
"jangan sering melamun mas nanti kesambet jin iprit baru tahu rasa kamu" ucapnya menakutiku
"emangnya ada jin iprit !?" tanyaku tak percaya
"ya ada,noh sering nongkrong di pohon rambutan sambil makan rambutan iiiihhhhh"jawabnya dan langsung berlari masuk kedalam mes perempuan
saya jadi bergidik ngeri dan menoleh ke arah pohon rambutan yang ada di depan rumah pak Umar yang tiba-tiba saja bergoyang-goyang
saya segera melangkah cepat masuk ke mes pria dan naik ke kamarku untungnya kamarku berada di bagian dalam bukan pas berhadapan dengan rumah pak Umar
"Sialan tuh cewek bisa-bisanya dia buat saya jadi parno" gerutuku karena baru kali ini ada cewek yang bisa menjahiliku selain adikku Galuh dan Grace
saya pun segera membersihkan diri karena hampir magrib
Benar saja belum lama setelah mandi Azan magrib berkumandang
Saya segera berwudhu dan menjalankan kewajibanku sebagai ummat muslim
Setelah sholat pandu mengetuk pintu kamarku
"pak Gerald ayo makan malam dulu" ucapnya di luar kamarku
Saya segera membuka pintu kamar dan disana pandu Berdiri memegang piring yang berisi nasi pada yang masih dalam bungkusan nya
"Bos mau makan di kamar atau mau makan bareng kami di meja makan dapur!?" tanya pandu
"kita makan bareng aja, tunggu sebentar saya ganti baju dulu " jawabku dan bergegas masuk kedalam kamar lagi dan mengganti baju koko ku dengan baju kaos dan celana traning
"ayo kita kebawah" ucapku mengambil piring yang ada di tangan Pandu
"iya bos Ayo" jawabnya dan kami pun berjalan bersama Menuju meja makan yang ada di dapur disana sudah ada Jeni dan Sinta yang menunggu kami
Entah mereka sengaja atau tidak karena pandu langsung Duduk di samping jeni dan saya pun mengambil tempat duduk di samping Sinta tidak mungkinkan saya ambil tempat duduk yang jauh dari mereka jadi ada kesempatan berdekatan dengan si mochi apa salahnya
Meja makan itu memang panjang karena memang untuk di pakai makan bersama walaupun biasanya hanya dua tiga orang yang memakainya karena yang lain sedang bekerja
mereka mungkin mengerti jika saya sedang PDKT sama Sinta
Sinta tiba-tiba berdiri dari duduknya saya pikir tidak ingin duduk berdekatan denganku
"mas ini air minumnya " ucap Sinta meletakkan segelas air putih di dekatku
saya mendongakkan kepala menatapnya tersenyum padaku
sungguh dia sangat perhatian padaku
Saya pun membalas senyumannya dan mengucapkan terima kasih
Semoga aj oak Herman tidak sombong dan julid sama istri sandi.
Semoga bu Sawitri bisa sadar dan meminta maaf sama ibu mertua nya dan ke dua anaknya /Pray/
sinta yg bijaksana dan bocil yg bucin.ada-ada aja nih ide author/Good/
Masyaalloh para bocil saking asyiknya main air sampai lupa waktu, bikin semua orang jadi heboh /Joyful//Joyful//Joyful/