NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Gangster / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.A

Percintaan antara gadis konglomerat dari ibu kota dengan pria miskin pinggir desa. Hidup di daerah yang memandang kasta dan mengelompokkan orang sesuai kekayaan yang mereka punya, bagaimana kah mereka berdua akan bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34.Palau Awal Dari Perasaan Yang Berubah

Provinsi Costagon Utara, Pelabuhan Alastaros....

"Kamu tahu, beberapa bulan yang lalu aku ada pernah sekali ke pulau Alastaros." Setelah mengatakan itu, Fahmi terlihat kembali menjilati es krimnya.

Lily yang saat ini sedang menikmati es krim yang sama dengan yang dimakan Fahmi, terlihat sedikit mendongak melihat ke arah laki-laki itu yang saat ini juga sedang menunduk melihat ke arahnya.

"Di Pulau sana, suasananya sangat-sangat berbeda. Status semua orang jika sudah menginjakkan kaki di sana itu sama. Tidak ada yang namanya warga dari ibu kota atau apa lah. Pemerintah melarang itu semua karena di sana, bukan hanya ada warga dari negara kita saja yang berkunjung. Melainkan warga negara asing juga tidak sarang berlibur ke sana," jelas Fahmi menggunakan dengan memakai cara khasnya.

Lily tentu saja langsung terlihat tidak sabaran. Saat ini mereka sedang menunggu pemberangkatan kapal boat selanjutnya. Baru saja sebelum membeli es krim, mereka lebih dulu membeli sebuah tiket. Tentu saja yang membayar itu semua adalah Fahmi. Pikir laki-laki itu, di sini dia adalah orang yang mengajak Lily jalan-jalan. Jadi, jelas lah dia yang harus mengeluarkan modal banyak untuk perjalan ini.

"Ayo, duduk di sini dulu. Katanya, setengah jam lagi kapal boat yang akan kita tumpangi berlayar. Sebelum ke pulau itu ada beberapa hal yang harus aku katakan padamu." Fahmi mulai duduk menghadap fokus ke arah Lily, yang terlihat memperhatikan dirinya dengan terus menikmati es krim yang ada di genggaman tangannya.

"Pertama, kamu tidak boleh jauh-jauh dariku. Soalnya bakalan repot kalau aku sampai kehilangan kamu di tempat bebas seperti itu."

Dengan muka polos dan kelopak mata yang berkedip-kedip, Lily menganggukkan kepalanya. Mulutnya sedari tadi tidak pernah berhenti menikmati es krimnya.

"Yang kedua." Fahmi memposisikan satu tangannya yang mengacungkan dua jari, tepat di depan wajah Lily, "kita di sana tidak akan menginap. Itulah kenapa aku memintamu untuk cepat-cepat berangkat soalnya akan susah saat pulangnya nanti. Terus, kita juga akan langsung mencari spot sesuai yang kamu inginkan di mimpimu itu," imbuhnya dengan sorot mata yang tajam memberikan sebuah peringatan.

Lily kembali mengangguk patuh. Fahmi yang melihat itu tersenyum, "Dan untuk yang terkahir. Sebelumnya aku minta maaf karena tidak bisa membawamu dengan kapal yang jauh lebih aman, Lily. Tapi, percayalah. Biarpun kita naik kapal ini, aku akan jamin keselamatanmu. Jadi, untuk aturan yang ketiga kamu saat di kapal nanti selalu berpegangan erat denganku. Soalnya perjalan kita menunju ke sana bisa aku katakan tidak akan mulus."

Saat mendapati peringatan seperti itu, Lily langsung cango. Dengan sorot mata terbelalak memancarkan ketakutan, dia perlahan menganggukkan kepalanya dan itu ternyata bersamaan dengan suara operator yang mengumumkan pemberangkatan mereka.

Fahmi yang mendengar pengumuman itu, tentu langsung bangkit. Dia menoleh ke arah Lily, mengulurkan satu tangannya yang besar untuk gadis itu, "Ayo, kita berangkat sekarang. Mimpimu yang nomor dua mungkin sudah menunggu di seberang laut sana."

Lily yang tadinya terlihat ketakutan, entah kenapa langsung tenang saat melihat raut wajah Fahmi yang teduh. Dia dengan gerakan tangan yang pelan langsung bergerak meraih jemari besar Fahmi, 'aku tidak akan pernah takut jika pergi ke mana pun bersamamu, Fahmi. Aku tahu pasti kalau kamu akan selalu menjagaku,' batin wanita itu dan semua yang dia katakan tadi terpancar di sorot matanya yang terlihat tidak punya keraguan.

Pada akhirnya, setelah menuruni bukit rumah para kera di atas tadi, tepat jam 10 pagi mereka pergi melanjutkan perjalanan.

Provinsi Costagon, Pulau Alastaros ....

Jika dipikiran kalian pulau Alastaros itu terpencil, sepi, dan dipenuhi oleh pepohonan-pepohonan mangrove yang tumbuh liar, maka kalian salah besar.

Peradaban di pulau Alastaros itu bisa dibilang cukup maju. Semua wilayahnya dipenuhi oleh bangunan-bangunan penginapan yang memang dibuat khusus untuk para pengunjung agar bisa singgah dan menikmati suasana alam yang masih asri di sana.

Dibilang asri, karena biarpun di segala penjuru pulau berdiri bangunan-bangunan penginapan megah gaya eropa klasik, tetap saja alam di sana masih terjaga keindahannya. Bahkan udara yang ada di pulau itu jauh dari kata berpolusi karena di pulau, tidak ada satupun orang yang diperbolehkan mengenakan kendaraan bertenaga mesin.

Mereka semua akan diminta menyewa sebuah sepeda untuk mengelilingi tempat-tempat yang ada di pulau itu. Intinya, keindahan yang ada di pulau Alastaros masih dijaga oleh para penduduknya.

"Hati-hati," peringat Fahmi sembari terus memegangi tangan Lily yang sedang berusaha turun dari atas boat, "lompat, aku akan menjagamu," imbuhnya dan Lily yang terlihat gemetar langsung melompat.

Fahmi tentu saja menjaga tubuh perempuan itu agar bisa mendarat dengan sempurna, "Bagaimana perjalanannya. Menyenangkan?" tanya Fahmi setelah Lily berdiri dengan sempurna di atas pasir putih pantai.

"Ayo, sekarang kita masuk ke pulaunya." Fahmi langsung menggeret Lily untuk meninggalkan bibir pantai menuju ke arah pulau. Berjalan dengan para pengunjung lain, akhirnya kedua kaki mereka saat ini sudah berpijak di jalanan pulau berpaving blok.

Riuh pikuk orang-orang langsung menyapa indera pendengaran mereka. Ada banyak sekali yang bisa mereka lihat di sini, mulai dari orang-orang pulau yang terlihat menawarkan brosur-brosur promo penginapan dan ada masih banyak lagi. Intinya semua ada di sana.

Saat Lily melihat semua interaksi itu, entah kenapa sorot matanya berbinar. Dia yang dulu sebelum mengenal Fahmi selalu takut dengan keramaian, malah saat ini terlihat antusias untuk membaur dengan para pengunjung yang mondar mandir di jalanan pulau.

"Di sini tidak ada sta- Eh, Kamu mau menarik ku kemana, Lily?" tanya Fahmi yang tiba-tiba di seret oleh Lily mendekat ke seorang ibu-ibu yang duduk di sebelah papan yang dipenuhi oleh pernak pernik khas pulau. Seperti gelang, kalung, dan masih banyak lagi.

"Selamat datang Tuan dan Nyonya, silahkan dilihat-lihat dulu," ujar Ibu-ibu paruh baya bertopi nelayan itu dengan ramah.

Fahmi yang tadinya kebingungan, terlihat langsung sedikit antusias. Terlebih lagi saat dia mulai melihat jenis-jenis pernak-pernik yang ibu-ibu paruh baya itu jual, "Kamu mau langsung beli beginian? Padahal kita baru saja sampai loh, Lily," ujar Fahmi dengan gerak mata yang kelihatan memindah beberapa jenis gelang yang terlihat menarik.

"Lily, coba ke sini dulu," panggil Fahmi saat mendapati ada sebuah gelang yang cantik berwarna campuran. Di gelang itu, tertulis sebuah nama seseorang yang Fahmi tidak kenali, "kamu suka ini?" tanya laki-laki itu memperlihatkan gelang yang dia maksud.

Lily yang mendapati hal itu terlihat langsung menganggukkan kepalanya antusias. Dia bahkan langsung bergerak mengambil alih barang itu dari tangan Fahmi, mengeceknya dengan sorot mata berbinar.

Fahmi yang mendapati hal seperti itu entah kenapa kembali merasakan adanya sebuah desiran hebat di hatinya. Akan tetapi, Fahmi tidak tahu apa artinya itu. Intinya, yang jelas saat ini sorot matanya sudah tidak lagi menatap Lily dengan pasangan kasihan, tapi ada secercah cahaya terang berbinar yang selalu muncul setiap kali dia melihat wanita itu bahagia.

Iya, entah sejak kapan hal itu terjadi. Tapi, di sudut perasaan Fahmi bagian dalam. Dengan pulpen bertinta samar, dia menuliskan nama Lily di sana.

"Gelang model itu bisa di costume diganti dengan nama kalian loh. Tapi, memerlukan waktu yang lumayan lama dalam merajutnya-"

"Kalau begitu buatkan dua untuk kami. Gelang pertama tulis dengan nama Lily, lalu gelang yang satunya lagi tulis dengan nama Fahmi. Tapi, apa aku boleh minta untuk dijadikan sore nanti? Soalnya kami akan langsung pulang, Bu," potong Fahmi membuat Lily mendongak melihat ke arahnya. Laki-laki itu mengedipkan mata untuk Lily, membuat si wanita tersipu malu dan langsung bergerak menundukkan wajahnya.

'Jantungku serasa ingin copot' batin wanita itu dengan rona merah yang bermunculan di kedua pipinya.

1
nova sari
asalamualaikum kak. aku vote pake kopi yah🥲🙏soal nya udah aku pake tadi vote nya gagal fokus soal nya
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Anonymous
Lanjut kak
Novie Achadini
lily meninggalnya knp thor penasaran akj
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Kasihan Fahmi n Lily. Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: Siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
bagus bgt critanya. karya lain dari othor judulnya apa? kadih tau dong
Call Me A: ada kak. besok aku rilis.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
kasian lily klo nggak dpt restu dari kel nya
Novie Achadini
bagus bgt critanya tapi agak swdih mikirun lily
Call Me A: makasih, kak. iya sedih banget + miris
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, makasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih kembali.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih kembali
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!