Aruna, gadis pintar, tapi sangat lugu. Selama ini Aruna fokus belajar dan.belajar. Perpus adalah tujuannya saat jam istirahat.
Kiano adalah cowo tampan yang digilai banyak cewe. Dia adalah anak gaul yang pertemanannya hanya di kalangan orang orang kaya.
Aruna menjadi korban taruhan Kiano dan teman teman gengnya berupa uang sebesar lima puluh juta jika Kiano berhasil jadi pacarnya dalam deadline yang sudah ditentukan.
Tujuh tahun kemudian mereka bertemu sebagai dokter dan pasien. Kiano menderita asam lambung yang ngga kunjung sembuh. Teman temannya merekomemdasikan Aruna yang sudah menjadi dokter untuk memgobatinya.
Apakah Aruna mau? Yang jelas Aruna masih dendam pada Kiano.dan teman temannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trauma Aruna
"Masih banyak pasien?"
Aruna mengangkat wajah lelahnya, karena mengira pasiennya yang masuk.
"Udah daftar jadi pasien?" canda Aruna ketika melihat rekan sesama profesinya, dokter Farel yang masuk ke ruangannya. Dokter idola di rumah sakit tempat dia bekerja. Selain sebagai dokter ahli kandungan, dokter Farel adalah putra tunggal pemilik rumah sakit besar ini.
"Mau, sih, jadi pasiennya," dokter Farel balas bercanda. Laki laki tampan ini duduk di kursi pasiennya.
"Makan siang? Aku traktir," tawar dokter Farel dengan senyum di wajah tampannya.
Aruna balas tersenyum tanpa menjawab. Kepalanya mendongak saat melihat susternya ikut masuk.
"Dokter, sudah selesai. Ngga ada pasien lagi," kata suster Uci sambil mengerling genit ke arah dokter Farel membuat Aruna dan dokter Farel terkekeh.
"Suster mau ngajak dokter Farel malam mingguan?" pancing Aruna di sela tawanya.
Dokter Farel menatap gemas gadis cantik di depannya dalam tawanya.
"Apa masih bisa dokter?" tanya suster Uci berharap.
"Bisa, sih, tapi masuk dalam antrian, yah," sahut dokter Farel enteng membuat suster Uci manyun. Itu adalah trik dokter Farel menolak harapan para suster tanpa merasa sakit hati.
Dokter Farel memang playboy. Mantan pacarnya cantik cantik dan seksi. Ngga kehitung. Belum lagi yang masuk daftar antrian. Tapi dia betah mengganggu Aruna. Aruna selalu menanggapinya dengan canda candanya.
Bagi dokter Farel, gadis cantik dengan body aduhai yang baru setengah tahun bekerja di rumah sakitnya agak berbeda. Gadis yang ngga sekedar cantik dan seksi, tapi otaknya sangat encer banget. Farel cukup penasaran, tapi Aruna ngga pernah menanggapi candaannya yang menjurus ke arah serius. Beberapa teman se profesi selalu di tolaknya dengan manis. Termasuk dirinya.
"Ayo, break dulu. Lumayan sejam," kata dokter Farel sambil berdiri dan merapikan jas dokternya.
"Suster Uci mau ikut?" tanya Aruna menawarkan ketika melihat susternya masih belum beranjak pergi.
"Bolehkah dokter?" sambut suster Uci antusias dan sangat semangat sekali.
Dokter Farel tertawa garing. Selalu begitu, susahnya pergi berdua saja.
"Oke, tapi di kantin rumah sakit aja ya," katanya santai, berusaha menutupi rasa kecewanya.
"Ngga pa pa dokter. Asalkan dekat dokter," kata suster Uci centil membuat Aruna terkekeh.
Dokter Farel pun tertawa sambil melirik Aruna. Kemudian mereka bertiga berjalan beriringan ke atah kantin.
Aruna sekarang sudah menjadi dokter spesialis penyakit dalam. Pasien pasiennya selalu banyak. Karena selain cantik, Aruna ramah dan telaten dengan pasien pasiennya.
Banyak pasien atau keluarga pasien ingin menjadikannya bagian dari keluarga mereka. Tapi Aruna selalu menolaknya dan mengatakan sudah punya pacar. Demikian juga para dokter atau tenaga medis yang menyatakan cinta. Selalu alasan alasan itu yang dipakainya. Aruna ngga ingin memberikan mereka harapan.
Hati Aruna masih beku. Dia masih trauma. Kiano telah memberikan rasa takut yang besar di hatinya untuk menerima para laki laki. Apalagi mereka menawarkan cinta setelah dia jauh berubah secara fisik.
Jika mereka melihatnya yang dulu, bertubuh besar, rambut mekar dan kaca mata jadulnya, pasti mereka akan mempermainkannya seperti Kiano. Ngga mungkin meliriknya, ngga mungkin mengejar ngejarnya. Para lelaki ini hanya menyukai penampilan fisiknya saja.
Sekarang Aruna sudah mendapatkan tubuh yang ideal dam penampilannya pun modis dengan kaca mata model yang selalu update. Kadang kadang dia mengenakan softlens. Aruna tetap rajin olah raga untuk menjaga kebugaran tubuhnya, karena ada satu makanan yang paling sulit dia tolak. Coklat.
Apalagi papanya selalu saja kalo mengunjunginya pasti akan membawakannya banyak sekali coklat. Begitu juga tunangan kakaknya yang nggak lama lagi akan menikah dengan kakak cantiknya. Jika berkunjung juga ngga lupa membawakannya banyak coklat, walaupun kakaknya suka memarahinya, bang Attar hanya tertawa saja.
Bang Attar ngga peduli, tetap saja memanjakannya dengan banyak coklat. Kakaknya yang cantik dan baik itu memang sangat beruntung mendapatkan bang Attar yang sangat setia dan mencintainya.
Untuk menjaga kebugarannya, di apartemennya pun ada treadmill, karena setelah pulang kerja, Aruna malas untuk keluar apartemen lagi.
Tapi ada satu dokter yang pantang menyerah mengejarnya. Dokter spesialis kandungan sekaligus anak pemilik rumah sakit. Tentu saja Aruna ngga akan pernah menerima dokter playboy dengan deretan mantannya yang cantik cantik dan seksi.
Sebagai teman, okelah, karena dokter Farel sangat menyenangkan dalam mengobrol. Tapi sebagai kekasih tentu saja Aruna ngga berani mempertaruhkan hatinya yang belum sembuh dan nantinya akan berdarah lagi.
Sebenarnya Aruna merasa sedih, dia memang senang mendapat perhatian, lebih dihargai. Bahkan banyak laki laki tampan yang sukses melamarnya. Banyak keluarga pasien ingin mendapatkannya sebagai bagian dari keluarganya.
Kakaknya dan Bang Attar beserta mama dan papanya selalu ingin mengenalkannya dengan laki laki pilihan mereka, tapi selalu dia tolak. Aruna belum siap. Aruna masih takut dipermalukan lagi.
"Dokter Aruna, pacarnya, kok ngga pernah maen ke rumah sakit?" tanya suster Uci setelah menelan makanannya.
Aruna terbatuk. Dia cepat meneguk minumannya untuk meredakan batuknya.
"Dokter, kok, jadi batuk," kaget suster Uci ngga enak hati. Takut sudah salah bicara.
Duh, kenapa si suster nanya nanya pacar, sih, omel Aruna dalam hati.
"Udah putus ya," kekeh dokter Farel. Dia yakin kalo Aruna berbohong tentang pacarnya. Hanya saja dokter Farel pengen tau, sepintar apa Aruna bisa berbohong tentang pacar fiktifnya.
"Ih, belum lah," sangkal Aruna setelah batuknya reda.
"Saya selalu penasaran loh dengan pacar dokter," ucap suster Uci dengan wajah penuh senyumnya.
Tipe seperti apa yang disukai dokter Aruna ya? Dokter Farel sepertinya juga naksir. Tapi dokter Aruna biasa saja. Padahal dokter Farel tampaaan banget, batin suster Uci penasaran.
Jangan jangan pacar dokter Aruna lebih tampan dari dokter Farel, suster Uci sibuk menduga dalam hati.
"Sesekali di bawa ke rumah sakit. Biar ngga dianggap single," kekeh dokter Farel menyindir.
Aruna ikut terkekeh untuk menutupi kebingungannya akan pertanyaan pertanyaan begini.
"Bener dokter. Kakek Jaya selalu saja nanya ke saya, apa benar dokter sudah punya pacar?" tanya suster Uci lagi.
"Kamu jawab apa?" tanya Aruna dengan senyum di bibirnya. Kakek Jaya ngga pernah bosan menawarkan cucunya yang entah siapa namanya untuk menggantikan posisi kekasihnya.
Beliau selalu memuji cucunya sebagai pengusaha yang sukses, dan ngga pernah bermain iseng dengan perempuan. Entah mengapa. Padahal dia sangat tampan sekali. Tanpa sadar Aruna tersenyum saat mengingat kakek Jaya. Salah satu pasien tetapnya yang selalu saja menikmati makanan pantangannya. Kemudian tanpa bosan menghubunginya.
"Seperti biasa. Kalo dokter beneran sudah punya pacar atau belum," tawa suster Uci..
Dokter Farel melihat makin curiga pada reaksi Aruna yang hanya tertawa menanggapi kata kata perawatnya. Terlalu santai.
"Kakek Jaya minta dokter mengenalkan pacar dokter padanya," lanjut suster Uci lagi membuat Aruna tergelak.
Siapa ya yang akan dibawanya. Kalo bang Attar, kan ,ngga mungkin, batin Aruna mulai berpikir.
Ternyata menjadi cantik juga susah. Aruna jadi merindukan tubuh besarnya dan penampilan jadulnya. DIa lebih suka orang orang nggak mempedulikannya.
Sekarang banyak dari mereka yang mempertanyakan siapa pacarnya. Bahkan memintanya membawanya, sekadar untuk membuktikan kalo dia ngga berbohong.
. smoga sukses n sehat selalu /Good//Heart//Heart//Heart/