NovelToon NovelToon
My Ex Crush

My Ex Crush

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahma AR

Zoya Putri Sasmita tau dia seperti cari mati karena berani melamar kerja di perusahaan orang tua mantan temannya yang selalu membencinya waktu SMA.

Tapi prospek kerja di sana sangat menjanjikan. Apalagi dengan hobi travellingnya ya jing sering menyusahkan dompet kedua kakak laki lakinya.

Jika dirinya berhasi diterima, kedua kakaknya pasti akan sangat bersuka cita dan semakin mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Nathan

"Dad, aku mau daftarkan Zoya ikut test," kata Cleora sambil menatap lurus Daddynya.

"Zoya?" kaget maminya sambil menahan garpu yang akan menggulung mienya. Matanya berbinar senang.

Uhuk uhuk uhuk uhuk

Semua perhatian teralihkan pada sosok laki laki tampan yang sebaya dengan Cleora sedang terbatuk batuk tanpa henti.

"Kamu kenapa, Nathan?" Mami Cleora-Khanza dengan panik berjalan ke arah putranya.

Sementara itu Cleora dengan mantap memukul pundak Nathan. Dia pun sudah berdiri di belakang tubuh kembarannya.

Bibirnya tersenyum senang karena kapan lagi bisa membalaskan kekesalannya selama bekerja dengan kembarannya.

PUK PUK PUK

Nama itu masih ngefek ya, buat kamu, sindir Cleo mengejek. Aura senang terpancar jelas dari wajahnya.

"Cleo, jangan keras keras," kekeh Kalil-Daddy si kembar. Sudah paham watak usil putrinya.

"Ngga manjur, Dad, kalo pelan." Tawa renyah Cleo pun terdengar keras.

"Kalian ini......," kesal Khanza sambil mendekati putrinya dan menepis tangan putrinya yang masih saja terus memukul pundak dan punggung saudaranya yang batuknya masih juga belum berkurang. Malah tambah parah. Mata Nathan pun sudah memerah.

Matanya mendelik kesal pada putrinya yang menampilkan wajah tanpa rasa berdosanya sudah membuat batuk kembarannya tambah parah.

Tapi putrinya itu nampak ngga peduli dan tetap tertawa bahagia bersama Daddynya.

Khanza hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan Kalil. Bukannya menegur putrinya, tapi malah ikut tertawa ngakak.

"Bi Ratih, tolong bawakan air hangatnya," pinta Khanza pada kepala asisten rumah tangganya yang berada di dekatnya. Sang kepala asisten rumah tangga juga nampak panik melihat keadaan tuan mudanya yang cukup mengenaskan.

"Ya, nyonya."

Ngga lama kemudian Bi Ratih datang dengan segelas air hangat.

Khanza memijat pelan tengkuk putranya sampai batuknya mulai mereda.

"Udah, mam," lirih Nathan, kembaran Cleora berucap. Wajah tampannya terlihat memerah. Begitu juga matanya. Tenggorokannya terasa nyeri akibat keselak daging yang untungnya dipotong tipis tipis itu. Terasa nyangsrang di tengah tengah area bronkitisnya, membuat nafasnya terasa sesak karena kesulitan menghirup oksigen.

Dadanya pun sakit. Apalagi kembaran kurang ajarnya dengan beraninya memukulnya dengan keras. Bukan hanya sekali, tapi berkali kali.

Dasar, si pencari kesempatan dalam kesempitan, rutuknya dalam hati.

Dia melirik kembarannya yang ternyata malah mengejeknya dalam tawanya yang belum juga reda.

"Sudah mendingan?" tanya Khanza cukup khawatir karena melihat wajah kesakitan putranya.

"Sudah, mam. Terima kasih," sahutnya tulus.

Khanza tersenyum lembut.

"Katamu Zoya ngga mau kerja, mau ngurus restoran saja?" tanya Kalil setelah tawanya reda bersama putrinya. Kloning sejatinya.

"Katanya emang gitu waktu pertama ketemu, Dad. Tapi tadi aku rayu, Dad. Moana, Indri sama Freya juga ikut ikutan membujuk,' sahut Cleora memberi tau. Kemudian dia tersenyum lebar.

"Mami belum sempat ketemu Zoya lagi. Bagaimana ya, kabarnya. Jadi kangen," ucap Khanza sambil berjalan kembali ke tempat duduknya.

"Dia tambah cantik, loh, mam," tukas Cleora penuh makna sambil melirik Nathan yang tampak cuek dengan kembali meneguk air hangatnya.

"Dia mau?" tanya maminya antusias.

"Awalnya ngga mau. Tapi setelah kita rayu rayu, akhirnya luluh juga," senyum Cleora tambah lebar.

"Syukurlah," sahut maminya-Khanza lega.

"Kalil, bisakah Zoya langsung diterima saja?" lanjut maminya penuh semangat sambil menatap wajah suami tampannya.

Mereka sekeluarga sudah sangat mengenal Zoya.

Uhuk uhuk uhuk

Kali ini Nathan batuk lagi karena tersedak air hangatnya. Perih sekali rasanya karena masuk ke hidungnya

"Nathan, kamu kenapa, sih, kesedak melulu," kesal Khanza merasa aneh dengan kelakuan putranya.

"Biasa, Ma. Nama itu, kan, ngga boleh disebut sembarangan," sahut Cleora kemudian terkikik. Mengetawakan penderitaan kembarannya.

Daddynya Kalil pun tertawa lagi sambil mengelus lembut lengan istinya.

Nathan mengirimkan delikan kesalnya pada kembarannya yang tampak bahagia dengan kesakitannya. Dalam hati dia menyumpahi kembarannya suatu saat nanti keselak juga. Biar tau sesakit apa rasanya.

"Zoya terpaksa harus ikut prosedur tes. Kecuali kalo belum ada lowongan resmi, baru bisa, sayang," jelas Kalil setelah Nathan sudah bisa mengatasi keselaknya.

"Ooo... Zoya harus berusaha keras, ya, kalo gitu," kerling Khanza penuh makna pada Kalil yang menganggukkan kepalanya penuh arti. Senyum tipis terulas di bibir keduanya.

"Karena itu mami, dady, aku mau minta kisi kisi, ya, buat Zoya biar bisa keterima," rayu Cleora.

Kali ini perhatian Kalil, Khanza dan Cleora teralihkan pada Nathan yang ganti memperdengarkan tawa perlahannya yang sangat jarang.

Kalo Cleora adalah kloningnya Kalil, maka Nathan adalah kloningnya Khanza.

"Dia ngga perlu kali kisi kisi," sarkas Nathan sambil meletakkan sendok dan garpunya ke atas piringnya. Dia sudah selesai makan dan ingin segera pergi ke kamarnya.

"Perlulah. Selama ini dia, kan, sibuk bakar bakar steak. Ilmu ilmunya udah hilang kali dibawa asap steak. Aku juga baru ngabarin dia tadi. Kasian, kan, dia cuma belajar satu hari. Padahal aku dan yang lainnya sangat berharap Zoya keterima," sanggah Cleora judes dalam satu tarikan nafas.

Kalil dan Khanza tersenyum lebar mendengar keluhan putri kembarnya.

"Maksud kamu yang lainnya itu Moana, Indri dan Freya?" tanya Khanza memperjelas

"Iya, mami. Bayangkan saja, tiap dia pecat personal asistenya, kerjaan aku, Moana, Indri dan Freya pasti nambah banyak. Sebal, kan," adu Cleora berapi api.

Kali ini Kalil dan Khanza ngga dapat lagi menahan tawa mereka mendengar curhatan penuh dendam putrinya.

Kembali Nathan tertawa tipis. Ngga menjawab, malah bangkit berdiri. Kalil dan Khanza saling bertatapan dalam tawa.

"Aku duluan, dad, mam," pamitnya sambil melangkah pergi diiringi dengusan kesal Cleora.

"Daddy yakin Zoya pasti bisa. Ngga mungkin semua ilmunya dibawa pergi sama asap steak," kekeh Kalil sambil menggelengkan kepalanya. Khanza pun ikut tertawa.

"Jadi ngga ada kisi kisi, Dad," ngeyel Cleora tetap ngotot.

"Kamu kenapa khawatir banget, sayang. Mami juga yakin Zoya pasti bisa melewati tes," kekah Khanza gemas.

"Aku pengennya Zoya keterima, Ma. Pengen tau aja apa Nathan bisa mecat Zoya." Ganti Cleora tergelak gelak. Wajah kesalnya hilang seketika. Membayangkan hal itu akan terjadi saja sudah membuat dunianya terasa sangat indah.

"Kamu ini......" Khanza pun sudah ngga bisa lagi menghentikan tawanya. Juga Kalil. Dalam hati mereka juga berpikir hal yang sama seperti putrinya.

Putranya itu sudah cukup meresahkan tindakannya.

Nathan hanya bisa menghela nafas kesal mendengar suara tawa yang ngga kunjung reda di ruang makan.

Kembali dia teringat kata kata Cleora yang memberitahunya satu bulan yang lalu.

Flashback

"Eh, Aku ketemu Zoya di resto steak jalan Panglima. Rupanya restonya pindah di situ."

Nathan ngga berkomentar waktu itu. Apalagi banyak sekali tender yang harus dia periksa.

Cleora pun cuma melirik sebentar, mengamati reaksi Nathan. Kemudian terdengar decakan kesalnya karena hanya wajah datar kembarannya saja yang terlihat.

Cleora pun pergi meninggalkan ruangan Nathan, karena dia hanya ingin mengantar beberapa map yang berisi data keuangan yang sudah dikerjakan oleh teman temannya.

Setelah Cleora menutup pintu ruangannya, Nathan menghela nafas panjang.

Begitu pulang kerja, Nathan pun melipir ke Jalan Panglima. Sayangnya Nathan ngga nanya alamat lengkap restoran steaknya. Jadinya Nathan bingung, karena di sekitar situ ada tiga restoran steak.

Nathan pun pulang tanpa hasil.

End

Nathan membaringkan tubuhnya di ranjangnya. Kedu tangannya dilipat menyangga kepalanya. Sepasang matanya menatap langit langit kamarnya. Pikirannya melayang kembali. Jauh saat dia, kembarannya dan Zoya masih berumur belasan tahun.

1
Lidya Singerin
Luar biasa
Lidya Singerin
Lumayan
Amran Eka
Kecewa
Amran Eka
Buruk
hersita maharani
makasih author 💞💞💞💞💞💞
Atik Kiswati
mksh buat ceritanya....
Rahma AR: sama sama ....
total 1 replies
Yosi Yosi
Luar biasa
fayna
ceritanya seru, tp tokohnya banyak.
apalag aq yg ingatannya sependek ikan dori 🤣
Erna Wati
⭐⭐⭐⭐⭐🌹🌹🌹🌹
Niaa🥰🥰
Luar biasa
asmara wati
kotak nya aja nih than 😂, gak sama isinya juga 😂
Satriani Ani
Luar biasa
asmara wati
tipo ya Thor 😄, pernikahan anakku , kan harusnya
Rahma AR: makasih koreksinya ya
total 1 replies
alfa risky
suka sama ceritanya...so pasti soal happy ending
Niaa🥰🥰
Luar biasa
Yashlaura
aaaaaaaàaaa......
Yashlaura
aiii matekkkk 😜
Yashlaura
coba alih profesi dulu ambil kelas privat profesi ahli perjodohan
Yashlaura
anal sholeh mami 😍
Yashlaura
cie udah deklarasi aja "calon abang ipar" 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!