NovelToon NovelToon
Dikira Santri Ternyata Putra Sang Kyai

Dikira Santri Ternyata Putra Sang Kyai

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda
Popularitas:174.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Merpati_Manis

Medina panik ketika tiba-tiba dia dipanggil oleh pengurus pondok agar segera ke ndalem sang kyai karena keluarganya datang ke pesantren. Dia yang pernah mengatakan pada sang mama jika di pesantren sudah menemukan calon suami seperti kriteria yang ditentukan oleh papanya, kalang kabut sendiri karena kebohongan yang telanjur Medina buat.

Akankah Medina berkata jujur dan mengatakan yang sebenarnya pada orang tua, jika dia belum menemukan orang yang tepat?
Ataukah, Medina akan melakukan berbagai cara untuk melanjutkan kebohongan dengan memanfaatkan seorang pemuda yang diam-diam telah mencuri perhatiannya?

🌹🌹🌹

Ikuti terus kisah Medina, yah ...
Terima kasih buat kalian yang masih setia menantikan karyaku.
Jangan lupa subscribe dan tinggalkan jejak dengan memberi like dan komen terbaik 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sepuluh

"Serius amat jadi cowok!" cibir Medina, sebelum gadis itu mengutarakan isi hatinya. "Gak ada manis-manisnya!"

Hamam hanya mengedikan bahu, sementara Aksa yang melihat wajah masam sang adik tersenyum menggoda.

"Manis-manisnya nanti, Dik, kalau udah nikah."

Medina mencibir, tak percaya dengan perkataan sang abang. "Oke, kalau gitu Dina juga akan to the point! Nanti malam, Dina tunggu Kang Hamam di sirkuit! Jika Kang Hamam bisa mengalahkan Dina, maka rencana pernikahan kita bisa dilanjutkan!"

"Dik, jangan gila kamu!" protes Aksa tak setuju, sementara Hamam hanya tersenyum tipis.

Tanpa menanggapi protes sang abang, juga tak ingin melihat ke arah Hamam lagi, Medina buru-buru meninggalkan tempat tersebut. Gadis itu kembali ke ruang keluarga lalu berbicara pada sang eyang kakung. Ya, eyang kakungnya yang dituju, bukannya sang papa, apalagi sang opa. Sebab, hanya eyang kakungnya yang paling mengerti Medina.

"Jawaban pastinya besok, Eyang," kata Medina seraya berbisik.

"Kenapa besok, Nak?"

"Ya, pokoknya besok saja, Eyang. Please, ya ... Eyang yang bicara sama papa dan Pakde Yai," pintanya dengan tatapan merajuk, membuat sang eyang tidak berdaya untuk menolak.

"Baiklah, Nak. Tapi, kamu jangan macam-macam, ya, Nak." Meski sangat menyayangi Medina, Eyang Rehan tetap harus tegas pada cucunya itu.

"Iya, Eyang. Dina tahu jika Dina harus tetap berada di koridor yang aman."

Akhirnya, laki-laki berusia senja itu menyampaikan apa yang diminta sang cucu. Penuh pengertian, Kyai Umar mengangguk setuju. Berbeda dengan Papa Mirza yang kemudian menatap sang putri dengan penuh rasa penasaran.

"Apalagi yang direncanakan putri kita itu, Mam?" bisik Papa Mirza bertanya pada sang istri, yang dijawab Mama Lila dengan gelengan pelan.

"Biasanya, nih, hanya sesama orang absurd yang tahu." Perkataan Mama Lila kemudian, membuat Papa Mirza menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Keluarga Kyai Umar lalu dipersilakan untuk beristirahat, setelah makan siang bersama. Sementara keluarga lain, sebagian ada yang kembali ke kediaman masing-masing karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Esok pagi, mereka akan berkumpul kembali di kediaman Papa Mirza untuk mengetahui kelanjutan rencana pertunangan Medina dengan Hamam.

Waktu terus berputar. Kegelapan pun datang menyelimuti malam. Di dalam kamarnya, Medina nampak tengah bersiap untuk pergi bersama Hamam, dan sang abang.

"Din, dah siap belum?" tanya sang abang sambil melongokkan kepala ke dalam kamar Medina.

"Kebiasaan, deh, Abang! Ngintip ke kamar gadis!"

"Dih, siapa yang ngintip? Kalau ngintip, tuh, dari lobang kecil. Lagian, kamu 'kan bukan gadis, tapi bocil."

"Dina bukan bocil, Abang!" protes Medina sembari berjalan melewati sang abang yang tertawa senang karena berhasil membuatnya menjadi kesal.

Medina dan Aksa, beserta Hamam lalu pamit pada orang tua mereka yang tengah berbincang dengan hangat. Tentu saja mereka tidak mengatakan ke mana tujuan mereka yang sebenernya. Sebab, jika mereka mengatakan yang sejujurnya, sudah pasti para orang tua akan melarang.

"Jangan malam-malam pulangnya, Nak. Jagain adiknya," pesan Mama Lila pada Aksa

"Iya, Mam."

Ketiganya lalu berjalan beriringan, keluar dari rumah besar tersebut.

"Bang, motornya udah ready di tempat, 'kan?" tanya Medina, setelah dia duduk di bangku belakang sendirian.

"Udah. Kamu tenang aja, Dik."

Ya, demi untuk menuruti kemauan sang adik, Aksa bahkan sore tadi sudah meminta pada dua orang teman untuk mengambil motor sport miliknya, dan milik Medina untuk dibawa keluar terlebih dahulu agar orang tua mereka tidak curiga.

"Persiapkan aja dirimu agar jangan sampai kalah dengan Kak Hamam jika kamu belum siap dinikahi besok pagi. Karena jika kamu kalah, maka besok pagi juga mau tak mau kamu harus siap menjadi nyai Hamam," lanjut Aksa lalu pemuda itu tertawa terbahak.

Tawa yang sebenernya menyiratkan kekhawatiran. Aksa khawatir, Hamam tidak akan dapat mengalahkan sang adik yang memang jago mengendarai motor sport di lintasan balap.

"Jangan khawatir, Bang. Dina udah siap banget, kok."

"Siap apa, Dik? Siap menjadi Nyai Hamam, 'kah?"

bersambung ...

🌹🌹🌹

Siap, Kang, siap 🥰😄

1
Yani Cuhayanih
Medina kena omongan nya sendiri..ngeledek santri eeh malah maksa ngenalin santri sebagai calon suami....istigfar toh
Greenindya
cepat banget udah end aja
secret
wahh udh end aja nih thor, ga sampe hamam junior lahir kahh? 😁
tp seneng bgt happy end dan banyak pelajaran yg bisa dipetik dri cerita ini, mksih bnyk ya thor buat ceritanya
semangat dan sukses selalu💗
Fitriana
🤣🤣🤣kena jebakannya sendiri... mampir thor...
Murni Zain
Lha udah mom 🥺🥲

maaf td bacanya terputus 🙏🏼 ada suatu hal . terimakasih ya mom sdh berbagi cerita,indah dn bagus 👍🏼 ada pembelajaran dr baca cerita ya' ❤️❤️❤️🤗🥰🙏🏼
Maryati Yati
makasih Mbak hind banyak pembelajaran yang bisa diterapkan untuk kehidupan sehari hari tetap semangat dan jaga kesehatan
Maryati Yati
gak usah cemburu kang
Febrianti Ningrum
lah kok udah END aja mbak??? belom jg hamam junior apa dina junior lahir weh..
Sonya Kapahang
Makasih banyak, Mba Hind.. Satu lg cerita keren dariMu.. Ringan tp banyak kebaikan yg bs diambil.. Yang pasti, bisa ngobatin rasa kangen sm pasangan AidaUmar.. Mudah²an ada karya lain yg keluar ya.. 🥰🥰🥰
Deswita
terimakasih karyanya Thor 🤗🥰
Deswita
terimakasih up nya Thor 🙏
Sonya Kapahang
Gantian.. Giliran Hamam yg cemburu..
🙈🙈🙈🙈🙈
Nurgusnawati Nunung
Yaaa udahan ya thor... makasih ya thor. sehat selalu, semangat untuk cerita yang lain
Zayyin Arini Riza
Lah... Belum lihat Dina lahiran kok udah tamat...
Tapi keren kok... ngikutin semua cerita dari kisah neneknya Dina sampai cerita Dina.. selalu bikin kangen...
Alistalita
Masya Alloh tabarokalloh happy End..
Banyak ilmu yang didapat, salah satunya ilmu pernikahan..
Keterbukaan dan kepercayaan, Kang Hamam dan Dina menerapkan ilmu itu saling memahami disetiap permasalahan yang ada, saking berbagi suka maupun duka.. Tidak pernah menuntit untuk menjadi yang sempurna Karena dalam rumah tangga bukan tentang siapa yang paling baik, melainkan bagaimana kita bersama-sama untuk menjadi lebih baik setiap hari..

Terimakasih telah menulis sampai tamat bun, barokalloh.. 🤗🥰
Nar Sih
yahh ..udah end deh 😭padahal blm puas bca medina hamam nya kakk ,tetep semagat buat kakak 💪
Daila Crosey
Lah kok END sih Thor... anaknya aja belum lahir tau-tau END 🥲 panjangin lagi dong Thor novelnya
Daila Crosey
nah kan beneran cemburu nih sekarang Hamam dengar dina dipanggil Honey sama mantan
Daila Crosey
Bu Dila gatel banget ya... minta digaruk pake garpu nih sama readers 😄
ikoh
kisah anaknya Kevin cs ada gk thor
Merpati_Manis (Hind Hastry): belum ada, Kak... mudah-mudahan diberi kesempatan untuk membuat cerita Vinsa 😊
btw. makasih hadirnya di lapak ini dan mohon maaf jika ada salah2 kata 🙏🙏🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!