Suami Berondongku Ternyata CEO

Disini di atas rooftop, kelima bocah ganteng itu asyik nongkrong sambil menyesap rokok, bel tanda istirahat berakhir sudah berbunyi dan jam pelajaran berikutnya siap dimulai, bukannya turun untuk mengikuti pelajaran, mereka malah terlihat santai disitu.

"Males beut ikut olahraga ***!" sungut Monty sambil menghembuskan asap rokok ke udara.

"Lo mah sukanya olahraga malam Mon!" Jason mentoyor kepala Monty gemes.

"Dia tuh sukanya pelajarannya bu Ririn doang, pelajaran yang lain nggak penting!" sahut Ali santai.

"Bu Ririn seksih, enak banget dilihatnya, pelajaran sulit kalo dia yang ngajar jadi legit," jawab Monty santai.

"Bangs**!"

"Ash*!"

Dan kelimanya tertawa bersama-sama sambil mentoyor kepala Monty dengan gemas.

Pintu rooftop terbuka lebar, kelimanya buru-buru mematikan rokok mereka, takut ke gep guru BK, nggak lucu mau ujian akhir tapi kena skorsing.

"Ash*! Gue kira guru BK!" maki Brandon melihat Candra ketua kelas mereka berdiri sambil ngos-ngosan, dia pasti lari naik ke rooftop sini.

"Pak Jafar sama guru yang lain lagi rapat, kita disuruh olahraga sendiri, ditantangin basket ama anak 11IPS1 noh," kata Candra.

"Gasss! Ada taruhannya nggak?" tanya Ali semangat.

"Astaga! Lo kate kita balapan Al, pake taruhan segala!" omel Candra kesal, pasalnya memang di otak Ali itu tak jauh-jauh dari taruhan, terbiasa mengurus sirkuit balap bapak moyang soalnya.

Devano hanya mesem melihat tingkah random sahabat-sahabatnya, diantara kelimanya Devano memang terkenal paling pendiam dan tak banyak omong, Devano hanya banyak omong saat bersama Letta doang.

"Gimana Dev?" tanya Brandon.

"Gass!!" Lalu mereka turun dan mengganti baju seragam dengan baju olahraga.

Mereka melakukan pemanasan sebentar sebelum bertanding, hampir semua siswa di sekolah ini berkumpul di lapangan untuk menyaksikan pertandingan ini, siapa yang tak tertarik melihat ke lima cowok most wanted sekolah ini beraksi.

"Devano!"

"Brandon!"

"Monty!"

"Ali!"

"Jason!"

Begitulah teriakan dari cewek-cewek penghuni sekolah ini, siapapun pasti mendambakan salah satu dari kelima cowok ganteng itu untuk jadi pacar mereka.

Diantara cewek-cewek itu ada Freya, yang sedang menempel sama cowok terganteng di kelasnya, ya memang kelas Devano ditantangin basket sama kelasnya Freya.

"Menang, dapet kissing dari gue," bisik Freya ke cowok yang bernama Bobby itu.

"Nope! Menang, kita jadian," sahut Bobby sambil mengerling genit.

Tingkah laku Freya yang berubah itu membuat banyak temannya bingung, Freya yang manis, Freya yang tak tersentuh, Freya yang biasanya menempel hanya sama Devano itu sekarang terlihat centil dan menyebalkan.

Lalu pertandingan itupun dimulai, Bobby tampak bernapsu memasukkan bola ke ring lawan, hadiah yang ditawarkan Freya begitu menggiurkan, sejak lama ia naksir gadis cantik itu, tetapi selama ini dia memilih memendam perasaannya karena yang Bobby tahu Freya berpacaran dengan Devano, Bobby jelas kalah saing bila dibandingkan dengan Devano, makanya Bobby memilih tak mengungkapkan perasaannya itu.

Bola di tangan Bobby direbut oleh Brandon, lalu Brandon melemparkan bola itu ke arah Devano yang ada di depan ring lawan, shoot.... dan bola itupun masuk ke dalam ring.

Devano dan teman-temannya melakukan tos, sorak-sorai penonton yang menyemangati tim Devano membuat tim Bobby menjadi panas dan tersulut emosinya.

Apalagi selisih poin antara ke dua tim semakin jauh jaraknya, Bobby dan teman satu timnya mulai melakukan kecurangan dengan menginjak kaki atau menyikut perut lawannya.

Permainan yang awalnya sportif itu berakhir dengan kekacauan, mereka saling dorong dan saling memaki.

"Ash* nggak sportif banget ***!" maki Brandon kesal.

"Suruh pakai sarung aja di rumah, kalo nggak berani kalah!" sahut Monty sambil meludah di depan lawannya.

"Bangsa* emang dia yang nantangin, dia yang nyari ribut." Devano maju mengadu dadanya dengan dada Bobby.

Devano ini tipikal cowok yang tak ingin mencari ribut dengan siapa pun, tapi.... sekalinya ditantangin dia tak akan mau mengalah dan meladeni keinginan lawan.

Bobby yang sejak awal kesal sama Devano karena Freya, dengan sengaja menonjok muka Devano, tak suka diperlakukan seperti itu, Devano balas memukul Bobby.

Aksi saling pukul pun tak hanya terjadi di tengah lapangan, tapi semua murid kelas 11IPS1 dan murid kelas 12IPS2 saling pukul dan saling tonjok baik itu cewek dan cowok.

Perkelahian baru berhenti setelah para guru yang sedang rapat itu keluar ruangan dan memisahkan mereka.

Disini, dibawah terik matahari yang menyengat, semua anak yang bertikai itu dijemur dan disuruh merenungi perbuatan mereka, tak lupa petuah bijak pak kepala sekolah berdengung di telinga mereka.

"Asli gue sebel banget sama adik kelas itu, rasanya pengen bejek deh." Cinta juara kelas di kelasnya Devano, yang biasanya kalem harus terkena hukuman, karena tadi dia membalas jambakan cewek adik kelasnya.

"Ini mah gara-gara Freya!" Sefia menambahi.

"Dia kenapa sih? Diputusin Devano? Jadi adu domba kayak tadi?" Rindu ikutan penasaran kenapa Freya bisa menghasut teman sekelasnya berbuat anarkis kepada kakak kelas.

"Emang kudu diajarin hormat ama kakak kelas tuh bocah!" Cinta kembali mendengus.

"Kalo yang gue denger sih dia yang kecintaan ama Devano, tapi Devano cuman anggep temen, doi ngambek ya jadi kayak setan gitu kelakuannya," ucap Sasa pelan.

Dengungan suara cewek-cewek teman Devano itu terdengar sampai ke telinga Freya, iya sih dia memang marah sama Devano, tapi dia tidak suka dikata seperti setan.

Freya melotot menatap ke kakak kelasnya yang berbaris tak jauh darinya itu.

"Kenapa? Nggak suka ama omongan kita?!" tanya Sasa nantangin, dia kesel, karena selama sekolah baru kali ini dia dihukum gara-gara cewek sok manis itu.

Brandon hanya melirik keempat temen cewek sekelasnya itu sambil menggelengkan kepala, Brandon maklum kalau mereka kesal, pasalnya mereka termasuk murid berprestasi di sekolah mereka.

"Jadi pengen mepet Sasa deh," bisik Brandon ke telinga Devano.

Devano melirik ke arah Sasa, memang cewek itu menggemaskan ketika sedang emosi seperti itu, tapi di mata Devano tetap ngambeknya Letta yang paling menggemaskan.

"Nggak mepet Cinta aja Bran?" tanya Monty pelan.

"Takut gue, ntar gue disuruh belajar mulu, kan nggak lucu kalo gue masuk ke sepuluh besar sekolah," jawab Brandon sambil cekikikan.

"Noh tiruin Devano, nyari cewek yang pinter kayak Letta, biar cewek kita yang kerja, kita bisa santai kayak di pantai," celetuk Jason santai.

"Bacot padaan, kenapa lo pada roasting gue mulu sih?!" maki Devano kesal.

"Heh kalian! Di hukum bukannya kapok malah pada ngobrol sendiri-sendiri!" pak Heru kepala sekolah di SMA ini teriak dari atas mimbar di depan sana, pasalnya hampir semua murid yang dihukum itu bukannya mendengar nasihatnya justru bergosip dengan teman mereka.

Seketika semua murid yang tadi berbincang langsung mengatupkan bibir dan mendengar nasihat bapak kepala sekolah itu, daripada urusannya tambah panjang.

_______

Hai semua.... untuk beberapa part ke depan, aku mau bikin yang manis-manis dulu yak ceritanya, sebelum aku masuk ke konflik baru.

Betewe makasih buat semua yang sudah mampir dan memberi dukungan berupa apapun itu ke aku, banyakin komen dan likenya biar aku semangat buat double up setiap hari ☺☺