⚠️ Tolong budayakan membaca dengan tertib dengan cara membaca sampai selesai di setiap bab nya , dan di larang boom like juga lompat bab 😊 ⚠️
Aletta Xaviera , gadis cantik yang hidup dengan kesederhanaan , yang harus rela bertransmigrasi kedalam tubuh Alettha Vanesha Aldebaran , seorang gadis cantik yang terlahir di keluarga konglomerat namun memiliki fisik yang lemah.
Mampukah Aletta menghadapi kehidupan dia yang baru?
Dan bisakah dia menghadapi masalah yang di tinggalkan oleh jiwa Alettha mengenai hubungan nya dengan sang tunangan.
Atau dia lebih memilih untuk menjadi dirinya sendiri hingga bertemu dengan seseorang yang mengubah hidupnya.
Penasaran?
Ikutin terus ceritanya ya ...😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @adiramanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alettha ( 26 )
¥¥¥¥¥¥¥¥
**Pagi harinya , masih di rumah persembunyian Altezza**.
Altezza terlihat tersenyum saat pertama kali bangun yang dia lihat adalah wajah cantik Alettha , tangannya kemudian terulur untuk menyentuh pipi Alettha yang sekarang terlihat seperti sebuah squisy dimata Altezza.
"Kenapa kamu jadi semakin cantik sih .."gumam Altezza sambil sedikit mencubit pipi chuby Alettha.
Lalu kemudian , dia jadi teringat mengenai perkataan Alettha , mengenai dirinya yang sebenarnya bukanlah orang yang dulu pernah di cintai oleh Altezza , namun sebenarnya Altezza tidak bisa memungkiri jika dia lebih nyaman dengan pribadi Alettha yang sekarang.
Oleh sebab itulah Altezza tidak terlalu menghiraukan apa yang terjadi dengan Alettha yang di luar nalar manusia itu , baginya .. Alettha yang sekarang adalah orang yang sangat berarti bagi diri Altezza dan Altezza tidak akan membiarkan Alettha pergi jauh dari sisinya.
"Pagi sayang .."ucap Altezza saat melihat Alettha yang sudah membuka matanya.
"Sayang .. sayang .. gue bukan sayang lo"yang kemudian bangun , lalu beranjak pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka.
Meninggalkan Altezza yang tersenyum melihat sikap Alettha yang terang terangan menolaknya , hingga beberapa saat kemudian , ada yang mengetuk pintu kamarnya.
Altezza lalu bangkit dari ranjangnya dan membukakan pintu yang teryata ada Arkan yang sudah berdiri di depan pintu.
"Apa?"
"Ikut gue , lo harus lihat ini"ucap Arkan yang kemudian berjalan lebih dulu , dan setelahnya Altezza berjalan mengikuti Arkan yang menuntunnya menuju pekarangan rumahnya sekarang.
"Apa apaan sih Kan .. , pagi pagi lo sudah buat kekacauan ya ..?"gerutu Altezza sambil mengikuti Arkan.
"Bukan gue , tapi Alettha .. lihat tuh"sambil menunjuk kesebuah motor sport yang terparkir apik di pekarangan rumah saat mereka sudah ada di luar.
"Motor siapa?"bingung Altezza sambil berjalan mendekat kearah motor yang sudah ada Revan yang memandang kagum motor sport dihadapannya.
"Kayaknya Alettha yang bawa , soalnya tadi malam gue enggak begitu memperhatikan kendaraan yang di pake Alettha dan tadi pagi gue baru sadar jika Alettha kayaknya bawa motor ke sini"jelas Arkan.
"Gila .. ini motor incaran gue , dan darimana Alettha bisa dapatkan motor ini?"sahut kagum Revan saat melihat motor impiannya ada di depan matanya.
"Dasar maniak motor .."cibir Arkan pada Revan yang suka mengkoleksi motor.
"Lo enggak tahu aja , ini motor harganya jauh lebih mahal dari mobil mobil sport lainnya , dan lagi produksi motor ini juga terbatas dan gue enggak tahu gimana Alettha bisa ngedapetin ini motor"
"Serius lo , motor mahal dong , tapi kok kelihatan biasa aja ya .."sambil memperhatikan motor yang di kendarai Alettha tadi malam dan karena penasaran Arkan mencoba menyentuh body motor itu , namun yang terjadi di malah dia merasakan sengatan aliran listrik yang berasal dari motor itu.
"Ba\*\*\*t , sialan .. apaan itu tadi"sambil memegang tangannya yang tersengat tadi , hingga hal itu mengundang tawa Revan dan Alettha yang sudah ada di belakang mereka.
"Syukurin .. ha .. ha .. ha .. , makanya jangan asal pegang , orang dari tadi gue cuman ngelihatin doang , dan seharusnya lo lebih tahu sistem keamanan dari motor jenis kayak
gini"ucap Revan di sela tawanya.
"Ck .. ngomong kek , ngeselin banget lo jadi sahabat , kayaknya lo pengen banget buat gue celaka"kesal Arkan melihat Revan yang masih menertawakannya.
"Lagian lo pake acara pegang barang milik orang tanpa izin , jadi kesetrum kan .."sahut Alettha sambil mematikan sistem pengaman yang terdapat di motor itu.
"Berikan kuncinya"ucap Altezza sambil menengadahkan tangannya meminta kunci motor Alettha.
"Buat apa?"bingung Alettha.
"Siniin kuncinya , aku pinjam"
"Emang lo bisa naik motor?"tak yakin Alettha dengan perkataan Altezza tadi.
"Bisa , makanya siniin dulu kuncinya"
Meski terlihat sedikit ragu untuk menyerahkan kunci motornya , namun dengan berat hati Alettha akhirnya memberikan kunci itu pada Altezza.
Dan dengan cepat Altezza meraih kunci itu lalu dia bawa masuk kedalam rumah , hingga hal itu menimbulkan protes dari Alettha.
"Al .. lo bohong ya .. , balikin kunci gue"sambil menyusul Altezza yang sudah ada di dalam.
"Enggak , sebab mulai sekarang kamu dilarang naik motor"ucap Altezza yang melarang keras Alettha untuk naik motor.
"Enggak mau .. pokoknya balikin , gue mau pulang Al ~"
"Enggak "
"Al~"rengek Alettha sambil menatap memohon pada Altezza.
Altezza yang di tatap seperti itu mendadak jadi salting dengan sikap mengemaskan Alettha , namun sepertinya hal itu masih belum bisa membuat Altezza mengabulkan apa yang diinginkan Alettha.
"Tetap enggak bisa sayang , biar aku yang antar kamu pulang"ucap Altezza yang kemudian berjalan kembali ke kamar untuk membersihkan diri.
Dan meninggalkan Alettha yang mencak mencak sebab rasa kesalnya pada Altezza.
**€€€€€€€€**
**Di lain tempat**.
Dua orang yang terlihat berbeda jenis kelamin dan berbeda generasi itu terlihat sedang memadu kasih di sebuah hotel termewah di kota.
Meski hari sudah mulai siang , namun nampaknya hal itu bukanlah kendala bagi mereka untuk mencari kenikmatan dunia , hingga kurang lebih satu jam mereka melakukan hubungan terlarang itu , akhirnya mereka terkapar di kasur yang suda tidak berbentuk itu dengan nafas yang memburu sambil menikmati sisa kening yang baru saja mereka raih.
"Kau nikmat seperti biasa Alissya"puji pria beda generasi itu.
"Om juga .. selalu bisa membuatku ke enakan"ucap Alissya tersenyum sambil menatap pria beda generasi di sampingnya.
"Jika kau masih lelah kau masih bisa tetap berada di sini , aku masih ada urusan jadi aku harus pergi sekarang"sambil beranjak dari tidurnya untuk menuju kamar mandi.
"Om .. bisakah aku terus bersama Rafka?"tanya Alissya dengan tubuh polosnya melihat kearah pria beda generasi itu.
"Sudah ku bilang aku tidak akan merestuimu untuk bersanding dengan putraku , karena kau itu cocoknya hanya sebagai pemuas nafsu saja , jadi jangan terlalu berharap ingin dekat dengan putraku lagi"ucapnya yang kemudian melanjutkan jalannya untuk pergi kekamar mandi.
Meninggalkan Alissya yang masih termenung di tempatnya , dia bahkan mengabaikan keadaannya yang masih polos , mengabaikan harga dirinya yang sangat mudah di beli oleh orang yang pantasnya menjadi seorang Ayah.
Hanya karena keinginannya yang ingin di akui oleh Ayahnya Rafka agar bisa mendapatkan restu darinya , sekarang yang terjadi malah dirinya yang menjadi budak nafsu Ayahnya Rafka.
Dan bagaimana jika nantinya Rafka tahu seberapa be\*\*t Ayahnya , mungkin Rafka akan malu mengakui jika dia pernah memiliki ayah seperti Angga.
**££££££££££**
