NovelToon NovelToon
Ayo'K Cerai!

Ayo'K Cerai!

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Pengantin Pengganti
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: mama reni

Dihadapkan pada kenyataan bahwa lelaki yang dicintai tidak bertanggung jawab, Alana nekat bunuh diri. Namun, ibu Daffa memohon kepada Gafi, anak tertuanya, untuk menikahi Alana menggantikan adiknya, padahal lelaki itu sudah punya kekasih.

Gafi terpaksa setuju demi menyelamatkan aib keluarga dan anak dalam kandungan Alana. Namun, Gafi membuat persyaratan, yaitu keduanya akan bercerai setelah Alana melahirkan.

Sesuai kesepakatan yang telah dibuat, keduanya pun bercerai. Alana membawa anaknya dan hidup bahagia. Namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama. Daffa dan Gafi kembali untuk menagih cinta yang dibuang dahulu.

Persaingan cinta antara dua bersaudara, siapakah yang menjadi pilihan Alana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Lima

"Menikahi Alana ...?" Bukannya menjawab pertanyaan mama Dewi, Gafi justru balik bertanya.

Dia menatap wajah Alana. Gadis itu cukup cantik. Tapi dia tak bisa menikahinya. Gafi juga memiliki kekasih, dan berjanji akan menikah dalam waktu dekat.

"Iya, Nak. Kita tak mungkin membiarkan Alana sendirian. Dalam rahimnya ada cucu mama. Apa kamu tega membiarkan calon ponakanmu hidup tanpa kasih sayang seorang ayah?" tanya Mama Dewi.

"Ma, aku ...."

"Mama mohon, Nak. Jangan buat malu keluarga kita. Apa kata orang-orang kalau tau, cucu mama telantar," ucap Mama Dewi memohon.

Alana yang mendengar perdebatan ibu dan anak itu membuka suara. Dia mengerti dengan keberatan pria itu.

"Bu, aku pasti bisa besarkan bayi ini. Aku tak akan mengambil langkah bodoh lagi dengan mencoba bunuh diri. Suatu hari, aku pasti akan membawanya kehadapan ibu," ucap Alana.

"Tak apa, Nak. Ibu yakin Gafi akan mau bertanggung jawab menggantikan Daffa. Mama mau memastikan cucu Mama tak kekurangan. Kamu bersedia'kan menikah dengan Alana?" tanya Mama Dewi dengan penuh pengharapan dan penekanan.

Gafi masih diam belum menjawab pertanyaan mamanya, sehingga Alana yang akhirnya menjawab. Dia juga merasa keberatan harus menikah dengan pria yang baru dia kenal itu.

"Tapi, Bu. Aku pasti bisa membesarkan bayi ini. Percayalah denganku. Mas Gafi tak perlu bertanggung jawab atas perbuatan Daffa," jawab Alana.

"Alana, sebagai orang tua dari Daffa, mama tak akan lepas tangan atas apa yang dilakukannya. Mama mohon kamu mau menerima pernikahan ini. Kamu juga mau menikahi Alana 'kan, Nak?" Mama Dewi bertanya sekali lagi.

Gafi dengan terpaksa menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Mama Dewi sudah yakin jika putranya itu tak akan mau mengecewakan dirinya. Wanita paruh baya itu lalu memeluk anaknya.

***

Sudah dua hari Alana di rawat, dan setiap hari Mama Dewi yang menunggunya. Sore nanti dia diizinkan pulang, tapi dokter berpesan agar Alana saat ini harus bed rest karena kandungan lemah, takut akan mengalami keguguran.

"Lana, kamu hari ini diizinkan pulang. Tapi dokter tadi berpesan agar kamu beristirahat. Mama mau kamu ikut ke rumah kami, ini juga sebagai persiapan pernikahan kamu dan Gafi minggu depan," ucap Mama Dewi.

"Tak perlu, Bu. Aku pulang ke kost saja. Aku pasti bisa menjaga diri. Aku juga sudah harus masuk kerja. Nanti bisa-bisa aku di pecat," jawab Alana.

"Kamu tak perlu bekerja lagi. Bukankah sebentar lagi kamu akan menikah dengan Gafi. Semua kebutuhan kamu itu tanggung jawabnya. Besok kalau mau bisa ke kost, mengambil barang-barang milikmu," ucap Mama Dewi lagi.

Tidak ada pilihan lain, Alana akhirnya mengikuti saja apa yang mama Dewi lakukan. Termasuk ingin membawanya pulang ke rumah mereka.

Gafi sendiri yang menjemput. Mama Dewi menunggu di rumah. Dia mempersiapkan kamar untuk Alana.

Setelah membayar semua biaya, Gafi berjalan menuju kamar tempat Alana di rawat. Pria itu menjadi pusat perhatian para wanita. sepanjang dia berjalan.

Gafi masuk ke ruangan saat Alana sedang termenung dekat jendela. Pandangannya jauh keluar. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini.

"Apa kamu sudah siap?" tanya Gafi dengan suara datar seperti biasanya.

Alana menoleh saat mendengar suara. Dia berusaha tersenyum walau tahu semua tak akan di balas. Senyum pria itu mahal sekali.

"Sudah, Mas," jawab Alana. Dia lalu berjalan menuju tempat tidur. Mau mengambil tas berisi pakaiannya. Semua baju itu baru di beli Mama Dewi untuk dia pakai saat di rawat kemarin.

Dengan tanpa sepatah kata pun, Gafi meraih tas dari tangan Alana dan langsung berjalan menuju pintu keluar. Alana sedikit kesulitan mengikuti langkah panjang kakinya. Menyadari Alana yang jauh tertinggal di belakang, pria itu lalu berhenti untuk menunggunya.

"Maaf, Mas. Aku tak bisa jalan cepat. Dokter melarang aku untuk berlari," ucap Alana begitu sampai dihadapan Gafi. Dia berkata jujur karena itu memang larangan dari dokternya.

Gafi tak menjawab, dia kembali berjalan tapi dengan pelan menuju mobil. Membukakan pintu depan untuk Alana duduk.

"Aku duduk di belakang aja, Mas," ujar Alana. Dia malu duduk bersebelahan dengan Gafi apa lagi pria itu sangat irit bicara.

"Kamu pikir aku supir!" ucapnya sedikit ketus.

Alana tidak menjawab ucapan pria itu. Dia masuk ke mobil dan duduk di depan. Tak ada gunanya bicara dengan pria dingin itu, hatinya yang akan sakit mendengar ucapannya.

Gafi menjalankan mobil dengan kecepatan sedang menuju rumah kediaman mamanya. Sesekali dia melirik ke arah Alana. Gadis itu tampak sangat tenang.

"Tiga hari lagi kita menikah, aku ingin sebelum menikah kita buat perjanjian," ucap Gafi.

Alana yang sedang melihat pemandangan di luar, langsung mengalihkan pandangan ke arah Gafi.

"Perjanjian apa, Mas?" tanya Alana dengan lembut. Gadis itu sebenernya selalu bicara lembut, jika kemarin dia bicara keras, itu karena dia sudah sangat marah atas semua tindakan dan ucapan Daffa.

"Alana, aku menikahi kamu hanya sebagai baktiku pada mama. Aku juga memiliki kekasih. Aku sebenarnya ingin menikahinya. Jadi aku mau kamu buat surat perjanjian, jika kamu bersedia aku ceraikan saat anak yang ada dalam kandungan kamu telah berusia dua bulan. Aku tak mau ada drama dalam perpisahan kita nanti!" ucap Gafi dengan penuh penekanan.

Alana menarik napas dalam. Dia sudah menebak jika ini akan terjadi. Pastilah Gafi sebenarnya tidak mau menikah dengannya, semua karena terpaksa.

"Mas, aku tak minta pertanggung jawaban darimu, karena memang bukan kamu yang melakukan. Jika kamu memang sangat keberatan menikah denganku, biar aku saja yang menyampaikan pada ibumu. Aku tak akan melibatkan kamu, akan aku katakan jika aku yang sangat keberatan atas pernikahan ini," jawab Alana dengan suara tenang.

Selama di rawat, dia telah memikirkan semuanya. Kenapa dia harus membuang bayi yang tak berdosa dengan cara mencoba bunuh diri, bukankah dengan begitu, apa bedanya dia dan Daffa? Sama-sama tak mau bertanggung jawab dengan perbuatan sendiri.

Alana sudah siap membesarkan buah hatinya tanpa pendamping. Semua dilakukan sebagai rasa tanggung jawabnya. Bukankah dia juga salah, karena mau menyerahkan diri pada Daffa.

"Aku menikah denganmu bukan karena kasihan denganmu. Aku mau menikah hanya demi anak Daffa. Dia ponakanku juga. Aku mau dia hidup layak. Jangan pernah berpikir untuk mundur saat ini, kamu bisa pergi saat dia telah lahir, dan jangan takut, semua biaya dan kebutuhannya hingga dewasa tetap aku tanggung," balas Gafi.

Kembali Alana menarik napas dalam. Dia saat ini seperti makan buah simalakama, mundur kena maju kena. Mundur, dia akan menghadapi resiko sangsi sosial dengan jadi bahan gunjingan karena hamil tanpa suami. Jika memilih maju, dia harus siap berhadapan dengan pria dingin ini setiap hari.

Tak terasa mereka telah sampai di rumah kediaman mamanya Gafi dan Daffa. Alana yang terlahir dari keluarga ekonomi bawah, sangat takjub melihat rumah yang sangat mewah itu.

Gafi lalu membukakan pintu mobil sebelum Alana melakukan itu. Setelah itu dia mengambil tas Alana. Mereka berjalan masuk secara beriringan.

Saat kedua kakinya menginjak ruang keluarga, tampak mama Dewi telah menunggu di sofa. Dia lalu berdiri dan langsung memeluk Alana.

"Selamat Datang di rumah Mama, semoga kamu betah nantinya," sambut mama Dewi.

1
Arie
Luar biasa
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
massyaAllah hebat ada laki2 berhati mulia sprti Gafi biasane laki2 egois dia aja bekas byk org tp kl pnya istri cr yg msh segel..ini udh bekas adik sndiri hbt lagi nrma anak yg bkn drh dagingnya sprti anak sndiri
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
enak bnaget glrn tau wujudnya cantik lha ngaku2 wktu tau hml g sudi ngatain murahan bkn anak nya..beda crta kl yg lhr jelek pasti msh g mau ngakui
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
wah kyk e naura pemain deh n cm mnfaatin gafi tp bs serapi iitu sndwarany
Zulfa LInda
Luar biasa
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Isna mansur
keren...keren... ceritanya.../Good//Good//Good/
Mama Reni: ♥️♥️♥️♥️♥️
total 1 replies
Husna Farahdiba
kadang Bu kadang ma?
Akbar Razaq
Ya mmg Gafi tidak boleh menggauli Alana sebelum lahiran dodol.
Ayu Wulan Dari Aseng
Luar biasa
Amelia Setyawaty
ini kayak di Novel "Batal Nikah", bab 54 🤭😅
Kuebalok Sekartaji: sama persis,berasa dejavu🤭
total 1 replies
Amelia Setyawaty
ini sama kayak di Novel mami "Salahkah Aku Turun Ranjang" bab 66 klo gk salah 🤭 Aksa, Gendhis n Alice nyanyi, trus bakar sate juga di villa 😁
Amelia Setyawaty: hihihi duluan baca novel Mama Reni yg "Salahkah Aku Turun Ranjang", baru baca yang ini 🤭 pdhl duluan novel yg ini yak mom ☺️
total 1 replies
Indah Lestari
bagus 👍
Happy Family
Gaffa mati lebih baik
Happy Family
balik² ngungkit nyalahkan org lain.... padahal diri sendiri yg pilih jd Pecundang... nk buat rasa bersalah pulak ... basiiii.... kau sendiri yg jahat... kalau pun kau iri, jdlah lebih baik Dr abg kau...
Happy Family
tak sedar diri si Gaffa ... mcm bapaknya kali
Happy Family
Gafi tu menikah... Kau selingkuh.... kan beza tu..... aduiiiii... Gafi menghalalkan... Kau membuat yang haram.... bedaaaaa...bedaaaaa... taik betullah
Happy Family
kannnn kannnnnn betulllllll...hehhh
Happy Family
nk beranak dh.... aku sakit bagian itu tapi lahir anak laki².... jika sakit seolah tulang belakang tertarik atau nyeri tulang belakang itu perempuan... ( pengalaman sendiri kan ) ..lain org lain rasa . tp tu semua memang tanda²...
Happy Family
ini yg dihadang gadang Daffa sebagai terbaik...? sama saja murahan.. mantre pun iyaa... hahahahahhahaha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!