"Aku hamil! Tidak mungkin ..." Ayana terkejut saat melihat garis dua pada testpack yang ia pegang. Setelah kejadian bersama sang kakak ipar sebulan yang lalu, Ayana dinyatakan positif hamil.
Wisnu Aditama adalah pria yang tidak sengaja melakukan hubungan terlarang di saat malam pengantinnya yang seharusnya ia lakukan bersama sang istri. Nyatanya, Wisnu justru melakukannya dengan seorang wanita yang merupakan adik dari istrinya sendiri yang bernama Ayana.
Tak ingin menghancurkan rumah tangga sang kakak, Ayana memutuskan untuk menggugurkan kandungannya. Namun, Wisnu melarangnya dan menginginkan Ayana agar tetap melahirkan anak itu.
"Sebagai bentuk tanggung jawabku, aku akan menikahimu dan kamu akan tetap melahirkan anak itu! Setelah anak itu lahir, kau akan aku ceraikan!" (Wisnu Aditama)
"Aku sudah melahirkan anakmu dengan selamat dan aku akan meninggalkan kehidupan kalian. Tapi kenapa kamu memberikan aku benih kedua dalam rahimku?" (Ayana Pratistha)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanda tanya besar
Ada rasa kesal bercampur penasaran dalam diri Aya. Gadis itu pun masih diam seribu bahasa tak mungkin dia berani bertanya, hanya bertanya-tanya dalam hatinya, apa yang sebenarnya membuat Wisnu tiba-tiba marah. Begitu juga dengan Wisnu, pria itu pun diam mengatupkan bibirnya, seolah mulutnya terkunci. Hingga akhirnya, mobil Wisnu sudah sampai di depan rumah sakit. Pria itu segera membawa adik iparnya ke ruang UGD untuk segera mendapatkan pertolongan.
Seorang petugas medis segera menjemput Aya dengan mengunakan kursi roda. Wisnu terus mendampingi adik iparnya sampai akhirnya Aya masuk ke ruangan UGD. Di sana Wisnu menunggu Aya di luar sambil menghubungi istrinya. Wisnu menjelaskan apa yang sudah menimpa Aya.
Tentu saja Anna sangat terkejut mendengar apa yang menimpa adiknya. "Ya ampun, Aya kenapa sih keras kepala banget tuh anak! Udah dibilangin bareng kamu aja, malah pergi naik ojek. Itu akibatnya kalau nggak nurut. Kamu harus awasi dia, Mas. Aya itu dari dulu emang susah dibilangin. Untung saja kamu buntuti dia, terima kasih banyak, Mas! Kalau tidak ada kamu, aku nggak tahu apa yang bakal terjadi sama adikku!" ucap Anna yang sedikit kesal saat mendengar penjelasan suaminya.
Anna sangat mengkhawatirkan keadaan adiknya, ia sangat menyayangi Aya seperti adik kandungnya sendiri.
Karena saat itu Anna sudah berada di kantor dan ia tidak bisa izin untuk keluar begitu saja. Maka, Anna mempercayakan kepada suaminya untuk mengurus sang adik. Anna meminta Wisnu mengantarkan Aya pulang.
"Sepertinya aku nggak bisa datang ke rumah sakit, Bos sebentar lagi datang, kamu bisa jagain Aya sebentar kan, Mas?" ucap Anna memohon.
"Hmm iya baiklah, karena kamu yang meminta, aku tidak bisa menolaknya. Lagipula aku bisa mewakilkan rapat kepada sekretarisku di kantor, kamu jangan khawatir, Aya pasti baik-baik saja!" balas Wisnu menenangkan istrinya.
"Terima kasih banyak, Mas!"
"Hmm ... Tidak usah berterima kasih, ini sudah kewajibanku sebagai kakak juga untuk Aya. Sekarang, dia juga adikku, kan!" ucap Wisnu sembari tersenyum.
"Iya, tentu saja. Aya juga adikmu. Ya sudah, aku tutup dulu teleponnya, sampai jumpa nanti malam, muacchhh! I love you!" kalimat terakhir mesra Anna sebelum menutup teleponnya.
"Hmmm ...," Wisnu hanya membalasnya seperti itu, entah kenapa ia tidak seromantis dulu sebelum menjadi suami Anna. Mungkin dulu, Wisnu pasti membalasnya dengan kecupan dan kata-kata mesra juga.
Di sisi lain, setelah Aya mendapatkan pertolongan. Wisnu sudah dibolehkan untuk menemui gadis itu dan Aya pun sudah diperbolehkan pulang karena lukanya tidak terlalu parah. Hanya saja, Aya harus istirahat dengan cukup karena luka bakar pada lututnya membutuhkan waktu lumayan lama untuk disembuhkan.
Wisnu menghampiri Aya yang saat itu masih duduk di sebuah tempat tidur di ruangan UGD. Aya langsung memalingkan wajahnya saat Wisnu menatap dirinya.
"Kenapa Mas masih ada di sini? Seharusnya kamu pergi ke kantor. Aku bisa pulang sendiri dan kamu tidak perlu repot-repot mengantarku pulang!" ucap Aya yang tidak pernah terdengar ramah di telinga Wisnu.
"Aku tidak akan membiarkanmu pulang sendiri, kakakmu sendiri yang memintaku untuk mengantarmu pulang. Sekarang, kamu adalah tanggung jawabku. Jika kamu tidak ingin kakakmu marah. Maka, tidak usah membantah!" jawab pria itu dengan tegas.
"Mbak Anna sudah tahu?" sahut Aya.
"Bukan cuma tahu, dia juga kesal kenapa kamu tidak mau menurut. Aku sudah memberitahukan semuanya kepada Anna. Anna juga yang memintaku untuk mengantarmu pulang. Sekarang, ayo kita pulang!" Wisnu segera mengajak gadis itu pergi.
"Kamu pasti bohong, kan? Kamu sengaja ingin dekat-dekat denganku. Maaf, aku tidak akan percaya!" ucap Aya dengan wajah curiga.
Mendengar Aya yang tidak percaya dengan ucapannya. Wisnu pun segera mengambil ponselnya lalu menghubungkannya ke nomor sang istri. Ia ingin Aya berbicara dengan kakaknya sendiri agar dirinya tidak disangka berbohong.
Telepon pun langsung tersambung ke nomor Anna.
"Halo, Mas! Ada apa lagi? Ada masalah?" seru Anna di balik telepon.
"Aya ingin bicara!" jawaban Wisnu.
"Aya, oh iya tentu saja, mana dia?" balas Anna yang saat itu sedang bersama seseorang di kantornya.
"Iya, tunggu sebentar!" balas Wisnu memberikan jeda bicara kepada istrinya. Setelah itu Wisnu segera memberikan teleponnya kepada sang adik ipar.
"Bicaralah!" seru Wisnu sembari menyodorkan ponselnya.
"Untuk apa? Memangnya aku harus bicara dengan siapa?" tanya Aya mendetail.
"Kamu bisa bicara sendiri dengan kakakmu. Apa aku sedang berbohong atau tidak!" balas Wisnu dengan sangat yakin, karena dirinya memang sedang tidak berbohong. Ia ingin meyakinkan Aya bahwa ia tidak sedang memainkan gadis itu.
"Bicara dengan Mbak Anna?" balas Aya terkejut.
"Iya, tunggu apa lagi? Cepat bicara!" seru Wisnu sembari terus memaksa. Pada akhirnya, Aya pun menerima ponsel itu. Sementara Aya sedang berbicara dengan Anna, Wisnu pamit untuk membayar administrasi biaya pengobatan Aya.
"Aku bayar administrasi dulu. Kamu bisa bicara dengan kakakmu! Setelah ini aku antar kamu pulang!" ucapnya sebelum keluar dari kamar UGD. Aya cuma membalasnya dengan anggukan kepala.
Setelah Wisnu keluar dari ruangan UGD. Aya pun segera mendekatkan benda pipih itu di telinganya. Hampir saja Aya menyapa sang kakak, tiba-tiba saja ia mendengar suara Anna yang terdengar sedang berbicara dengan seseorang.
"Hmmm jangan gitu ah, geli ... Kamu nakal banget sih!" suara Anna terdengar begitu jelas di telepon, beberapa detik kemudian suara tawa seorang pria juga mengiringi suara manja Anna, namun tidak terlalu jelas.
"Deg!"
Aya membulatkan matanya saat mendengar suara manja Anna dengan seorang pria.
"Mbak Anna bicara dengan siapa? Kenapa mesra sekali?" batin Aya yang mendadak diliputi oleh tanda tanya besar.
BERSAMBUNG
si ferry jdi kompor demi kbaikan hubungan wisnu aya tpi mna tahan wisnu sruh marahan dn nyuekin aya wong dia lgi menikmati masa" indah brsama aya.....yg ada tk biso bobok tnpa guling yg ada nyawanyaa 😀😀😀😀
smgat Thoorrr 💪💪💪💪
emang bener kata fery orang kalau lg kasmaran dunia berasa milik berdua yg lain ngontrak🤣