Adara terpaksa menerima kehadiran seorang madu di rumah tangganya, dia tidak dapat berbuat apa-apa karena sang suami dan mertua yang begitu kekeuh menghadirkan madu tersebut. Madu bukannya manis, tapi terasa begitu menyakitkan bagi Adara.
Awalnya Adara merasa sanggup bila dirinya berbagi suami, tapi nyatanya tidak. Hatinya terasa begitu sakit saat melihat sang suami dan adik madunya sedang berduaan. Apalagi hubungan sang mertua yang terlihat sangat dekat dengan adik madunya. Ditambah lagi suami dan mertuanya juga memperlakukan sang adik madu dengan begitu istimewa, bak seorang putri yang harus selalu dilayani dan tidak boleh melakukan pekerjaan apapun. Berbanding terbalik dengan Adara yang harus mengerjakan semua pekerjaan rumah termasuk menyiapkan kebutuhan sang adik madu.
Hati Adara sangat sakit menerima perlakuan tidak adil tersebut.
Sejauh mana Adara sanggup bertahan membina rumah tangganya yang tak sehat lagi?
Yuk ikuti terus cerita ini. InsyaAllah happy ending.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ternyata
''Kak Adara datang,''
''Iya Bu. Kak Adara pulang! Sekarang Kak Adara ada di luar,'' seru anak-anak memberitahu ibu panti.
Gegas Bu Siti berjalan keluar untuk melihat langsung, di ikuti oleh dua orang pria muda yang tadi mengobrol dengannya.
Hanya dengan mendengar nama wanita yang di cintai di sebut, mendadak jantung Saga berdegup kencang. Apalagi setelah melihat paras yang semakin jelita saja, Saga semakin tak kuasa menahan debaran di dadanya. Dia merasa jantungnya hendak melompat keluar.
*
''Ya Allah, Nak. Akhirnya kamu menemui ibu juga. Ibu sangat merindukan mu. Kemana saja kamu selama ini, Nak?'' kata Bu Siti. Beliau menghambur memeluk tubuh Adara, begitu juga dengan Adara.
Kini, dua wanita berbeda usia tersebut sedang berpelukan dengan isakan yang terdengar jelas dari bibir keduanya.
''Aku baik-baik saja, Bu. Maafkan aku, Bu. Aku sudah sering merepotkan Ibu. Maaf untuk semua kesalahan yang pernah aku lakukan kepada ibu,'' ucap Adara bersungguh-sungguh dengan suara serak. Dia lalu bersimpuh di kaki Bu Siti. Baginya Bu Siti sudah seperti ibu kandungnya sendiri.
Anak-anak panti yang menyaksikan ikut terharu.
Begitu juga dengan Tama, dia merasa lega, karena kondisi Adara terlihat baik-baik saja. Bahkan keadaan Adara sekarang seperti semakin lebih baik dari pada sebelumnya. Adara terlihat semakin cantik dengan wajah berbinar terang.
Sementara itu, Saga masih saja merasa gugup. Dia sibuk meredamkan debaran di dadanya, dia berulangkali menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan perlahan, tetapi tetap saja debaran di dadanya semakin tak karuan saja dia rasa.
Setelah beberapa saat, akhirnya keluar kalimat tanya dari mulut Bu Siti. Kini, tatapannya tertuju kepada Farras.
''Apakah pria tampan ini teman mu, Nak?'' tanya Bu Siti.
Farras tersenyum simpul.
''Iya, Bu. Dia teman aku, dialah yang membantu aku selama ini,'' ucap Adara. Adara masih menyembunyikan tentang jati dirinya dari orang-orang. Kelak, akan ada masanya dia dan Mama nya mengungkapkan semuanya kebenaran nya.
''Hai, Bu. Perkenalkan nama saya, Farras,'' ucap Farras begitu sopan. Dia mengulurkan tangannya, dengan cepat Bu Siti menyambut uluran tangan tersebut. Farras dan Bu Siti bersalaman.
''Terimakasih banyak Nak Farras, karena kamu sudah menemani Adara selama beberapa waktu ini. Nama ibu adalah Siti, Ibu pengurus serta ketua yayasan di panti ini. Sekali lagi ibu ucapkan banyak banyak terimakasih kepada, Nak Farras,'' ucap Bu Siti bersungguh-sungguh.
"Iya Bu. Saya senang bisa membantu Adara,'' balas Farras dengan bibir masih tetap merekah.
Entah kenapa Saga tidak suka melihat Farras, dia merasa sekarang saingannya semakin berat saja.
''Hah, bebas dari Erlang, kini Adara sudah dekat saja sama pria lain. Berat berat. Kenapa begitu sulit bagi aku untuk mendekati Adara? Ada saja halangan nya,'' ucap Saga di dalam hati.
Dia memandang Farras lekat, dia merasa sebelum nya sudah pernah melihat wajah Farras.
Susah payah dia mengingat, di mana dia pernah bertemu dengan Farras.
Kemudian Bu Siti mempersilahkan Adara dan yang lainnya untuk masuk kembali ke rumah. Bu Siti akan masak serta mengajak mereka makan bersama untuk menyambut kepulangan Adara.
Saat melewati tubuh Saga, tatapan mata Adara dan Saga bertemu beberapa detik.
''Pak Saga,'' sapa Adara seraya tersenyum tipis.
Dal hal itu berhasil membuat Saga salah tingkah.
''Pria ini mencurigakan,'' ucap Farras di dalam hati saat dia menangkap basah gelagat aneh yang ditunjukkan Saga.
Farras memandang Saga dengan tatapan tajam, Saga pun membalas dengan hal yang sama.
Sepertinya dua pria tampan tersebut siap bersaing merebut hati Adara.
*
Di tempat berbeda, Winda terus menangis mengenang nasibnya yang baginya begitu sial.
''Pokoknya anak ini harus tumbuh dengan didampingi oleh seorang ayah. Apa aku jujur saja, ya? Tapi...,'' gumam Winda lirih. Dia menatap pantulan dirinya di depan cermin. Tampak kusut dan begitu berantakan. Kini dia sedang duduk di kursi di depan meja rias.
''Tapi... Ayah dari anak yang ada dikandungan ku tidak mau bertanggung jawab! Dasar lelaki bejat!'' Winda menjatuhkan semua alat kosmetik nya yang ada di meja rias, sehingga mengeluarkan bunyi cukup bising. Mengingat wajah pria yang menghamilinya, dia jadi semakin emosi.
''Sudah capek-capek aku bersandiwara untuk membuat semua orang percaya kalau anak yang ada di kandungan ku adalah anak dari Mas Erlang, tapi saat sandiwara ku berhasil, Mas Erlang malah ditangkap polisi. Semua ini gara-gara wanita sialan tersebut. Kini dia malah dekat dengan satu-satunya pria yang tulus aku cintai. Hanya Kak Farras lah yang aku cintai selama ini. Hanya dia seorang. Mas Erlang dan pria lainnya yang pernah dekat dengan ku hanya aku jadikan sebagai pelampiasan dan pelarian,'' lagi Winda bergumam panjang lebar. Kini, rasa iri nya kepada Adara semakin besar saja, dia berpikir mencari cara bagaimana bisa mencelakai Adara.
Bersambung.
saga kasihan Thor😢😢
dan semoga rajin lagi Up nya 😍