Embun tak pernah menyangka bahwa kejutan makan malam romantis yang dipersembahkan oleh sang suami di malam pertama pernikahan, akan menjadi kejutan paling menyakitkan sepanjang hidupnya.
Di restoran mewah nan romantis itu, Aby mengutarakan keinginannya untuk bercerai sekaligus mengenalkan kekasih lamanya.
"Aku terpaksa menerima permintaan ayah menggantikan Kak Galang menikahi kamu demi menjaga nama baik keluarga." -Aby
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 : Tidak Bisa Tidur
Di sebuah kafe ....
Vania menjadi sangat kesal setelah beberapa kali menghubungi Aby, tetapi kekasihnya itu terkesan mengabaikan dirinya. Malah saat terakhir kali mencoba, nomor Aby sudah tidak aktif lagi.
Hal ini membuat Vania meradang dan terluka. Tidak pernah sebelumnya ia merasa diabaikan seperti sekarang.
"Ini Aby kenapa sih? Sejak ada Embun dia jadi sering cuekin aku," ujarnya, menatap kesal ke layar ponsel.
Vania melirik teman-temannya yang malam itu tengah bersenang-senang. Ia merasa sendirian di tengah keramaian, sebab semua temannya membawa pasangan masing-masing, sementara dirinya seorang diri.
Selama setahun menjalin kasih, Aby tidak pernah mau bergaul dengan teman-temannya. Pria itu sangat membatasi pergaulan dan terkesan tertutup. Bahkan Aby belum pernah mengenalkan Vania dengan orang tuanya.
"Aku nggak akan pergi dari sini sebelum kamu jemput aku!" Isi pesan terakhir yang dikirim Vania kepada Aby.
Bola mata Vania sudah digenangi kristal bening. Niat hati meminta dijemput sebenarnya untuk mengenalkan Aby ke teman-temannya sekaligus menunjukkan bahwa ia juga memiliki kekasih keren seperti teman-temannya yang lain. Namun, semua rencana itu berakhir menyedihkan.
"Kamu benar-benar tega sama aku, Aby!"
"Kamu sedang apa di sini sendirian, Van?" Kehadiran seorang teman membuyarkan lamunan Vania. Ia mengusap ujung matanya yang basah.
"Nggak apa-apa, Fin."
"Aby jadi jemput kamu?" tanya gadis cantik itu. Fina adalah satu-satunya teman yang pernah berkenalan dengan Aby.
Vania mengatupkan bibir rapat. Tangannya terkepal sempurna di bawah meja. Kesal, kecewa dan marah bercampur satu dalam hati.
"Nggak. Ayahnya dirawat di rumah sakit. Aby nggak bisa ke sini."
.
.
.
Di rumah sakit.
Aby menggeliat saat alam bawah sadarnya mendengar panggilan lembut. Juga guncangan pelan di bahu yang memaksanya membuka mata secara perlahan.
Masih dikuasai kantuk, ia melirik Embun. Wanita itu terbaring di sofabed dengan mengulurkan tangan ke bahu suaminya.
"Bangun, Mas!"
"Emh ... kenapa, Mbun?" tanya Aby. Suaranya terdengar serak dan lemah. Ia lantas melirik jam yang melekat di dinding. Waktu masih menunjukkan pukul satu pagi. Lalu mengapa Embun membangunkannya?
"Jangan tidur di lantai, nanti kamu sakit," ujar Embun.
"Oh ... aku nggak apa-apa. Kamu aja yang tidur di situ. Biar aku di sini."
Aby membetulkan posisi berbaring dan memilih menyamping. Tangannya meraih sebuah buku yang kemudian ia gunakan untuk menutupi wajahnya.
Embun menatapnya iba. Meskipun tidak suka dengan kelakuan Aby selama ini, namun Embun masih memiliki hati yang tidak tega jika suaminya itu tidur di lantai yang dingin. Lagi pula kondisi sekarang berbeda. Mereka sedang menjaga ayah.
"Tidur di sini aja. Muat kok buat dua orang," tawarnya lagi.
Sejenak, Aby menolehkan kepala. "Memang kamu nggak apa-apa kalau aku ikut tidur di situ?"
Embun memutar bola mata malas. Padahal hanya mengajak berbaring di tempat yang sama. Mengapa harus terjadi saling tarik ulur?
"Aku akan hitung sampai tiga, kalau kamu masih di lantai aku batalin tawaran tidur di sini."
"Iya iya, aku mau!" Aby terperanjat. Buru-buru bangkit dan segera pindah ke samping istrinya. Kemudian meraih bantal sofa dan meletakkan di bawah kepala. "Dingin tahu tidur di lantai," lirihnya.
Tak lagi menyahut, Embun memilih berbaring dengan posisi membelakangi sang suami. Sementara Aby berbaring dengan posisi terlentang. Sesekali ia melirik wanita di sebelahnya.
Jarak yang terbilang cukup dekat membuat Aby mampu menghirup aroma dari rambut Embun yang baginya sangat wangi. Rambut panjang hitam dan lurus itu pasti sangat lembut jika dibelai.
Ah, Aby tiba-tiba tersadar dari pikiran liarnya. Beberapa saat ia habiskan dengan membolak-balikkan tubuhnya.
Ck pindah ke sini malah nggak bisa tidur.
Ia merubah posisi dari terlentang menjadi tengkurap sambil mencoba memejamkan mata. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Ia semakin gelisah.
Ini monster satu mata ngapain bangun lagi ah!
.
.
.
benar knp hrs nunggu 6 bln klo hrs cerai lebih baik skrng sama saja mlh buang2 wkt dan energi, bersyukur Embun ga oon🤭