NovelToon NovelToon
Pengkhianatan Di Malam Pertama

Pengkhianatan Di Malam Pertama

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Tamat
Popularitas:47.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Embun tak pernah menyangka bahwa kejutan makan malam romantis yang dipersembahkan oleh sang suami di malam pertama pernikahan, akan menjadi kejutan paling menyakitkan sepanjang hidupnya.

Di restoran mewah nan romantis itu, Aby mengutarakan keinginannya untuk bercerai sekaligus mengenalkan kekasih lamanya.

"Aku terpaksa menerima permintaan ayah menggantikan Kak Galang menikahi kamu demi menjaga nama baik keluarga." -Aby

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 : Tidak Bisa Tidur

Di sebuah kafe .... 

Vania menjadi sangat kesal setelah beberapa kali menghubungi Aby, tetapi kekasihnya itu terkesan mengabaikan dirinya. Malah saat terakhir kali mencoba, nomor Aby sudah tidak aktif lagi. 

Hal ini membuat Vania meradang dan terluka. Tidak pernah sebelumnya ia merasa diabaikan seperti sekarang.

"Ini Aby kenapa sih? Sejak ada Embun dia jadi sering cuekin aku," ujarnya, menatap kesal ke layar ponsel. 

Vania melirik teman-temannya yang malam itu tengah bersenang-senang. Ia merasa sendirian di tengah keramaian, sebab semua temannya membawa pasangan masing-masing, sementara dirinya seorang diri.

Selama setahun menjalin kasih, Aby tidak pernah mau bergaul dengan teman-temannya. Pria itu sangat membatasi pergaulan dan terkesan tertutup. Bahkan Aby belum pernah mengenalkan Vania dengan orang tuanya.

"Aku nggak akan pergi dari sini sebelum kamu jemput aku!" Isi pesan terakhir yang dikirim Vania kepada Aby.

Bola mata Vania sudah digenangi kristal bening. Niat hati meminta dijemput sebenarnya untuk mengenalkan Aby ke teman-temannya sekaligus menunjukkan bahwa ia juga memiliki kekasih keren seperti teman-temannya yang lain. Namun, semua rencana itu berakhir menyedihkan. 

"Kamu benar-benar tega sama aku, Aby!"

"Kamu sedang apa di sini sendirian, Van?" Kehadiran seorang teman membuyarkan lamunan Vania. Ia mengusap ujung matanya yang basah.

"Nggak apa-apa, Fin."

"Aby jadi jemput kamu?" tanya gadis cantik itu. Fina adalah satu-satunya teman yang pernah berkenalan dengan Aby.

Vania mengatupkan bibir rapat. Tangannya terkepal sempurna di bawah meja. Kesal, kecewa dan marah bercampur satu dalam hati.

"Nggak. Ayahnya dirawat di rumah sakit. Aby nggak bisa ke sini."

.

.

.

Di rumah sakit.

Aby menggeliat saat alam bawah sadarnya mendengar panggilan lembut. Juga guncangan pelan di bahu yang memaksanya membuka mata secara perlahan.

Masih dikuasai kantuk, ia melirik Embun. Wanita itu terbaring di sofabed dengan mengulurkan tangan ke bahu suaminya. 

"Bangun, Mas!"

"Emh ... kenapa, Mbun?" tanya Aby. Suaranya terdengar serak dan lemah. Ia lantas melirik jam yang melekat di dinding. Waktu masih menunjukkan pukul satu pagi. Lalu mengapa Embun membangunkannya?

"Jangan tidur di lantai, nanti kamu sakit," ujar Embun. 

"Oh ... aku nggak apa-apa. Kamu aja yang tidur di situ. Biar aku di sini."

Aby membetulkan posisi berbaring dan memilih menyamping. Tangannya meraih sebuah buku yang kemudian ia gunakan untuk menutupi wajahnya.

 Embun menatapnya iba. Meskipun tidak suka dengan kelakuan Aby selama ini, namun Embun masih memiliki hati yang tidak tega jika suaminya itu tidur di lantai yang dingin. Lagi pula kondisi sekarang berbeda. Mereka sedang menjaga ayah.

"Tidur di sini aja. Muat kok buat dua orang," tawarnya lagi.

Sejenak, Aby menolehkan kepala. "Memang kamu nggak apa-apa kalau aku ikut tidur di situ?" 

Embun memutar bola mata malas. Padahal hanya mengajak berbaring di tempat yang sama. Mengapa harus terjadi saling tarik ulur?

"Aku akan hitung sampai tiga, kalau kamu masih di lantai aku batalin tawaran tidur di sini." 

"Iya iya, aku mau!" Aby terperanjat. Buru-buru bangkit dan segera pindah ke samping istrinya. Kemudian meraih bantal sofa dan meletakkan di bawah kepala. "Dingin tahu tidur di lantai," lirihnya.

Tak lagi menyahut, Embun memilih berbaring dengan posisi membelakangi sang suami. Sementara Aby berbaring dengan posisi terlentang. Sesekali ia melirik wanita di sebelahnya.

Jarak yang terbilang cukup dekat membuat Aby mampu menghirup aroma dari rambut Embun yang baginya sangat wangi. Rambut panjang hitam dan lurus itu pasti sangat lembut jika dibelai.

Ah, Aby tiba-tiba tersadar dari pikiran liarnya. Beberapa saat ia habiskan dengan membolak-balikkan tubuhnya.

Ck pindah ke sini malah nggak bisa tidur. 

Ia merubah posisi dari terlentang menjadi tengkurap sambil mencoba memejamkan mata. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Ia semakin gelisah.

Ini monster satu mata ngapain bangun lagi ah!

.

.

.

 

1
Khairul Azam
klo aku mending pikih si dewa. kadang banyak banget karakter perempuan dinovel ininyg tolol
Misaza Sumiati
perusahaan My Day punya ayah Dewa mungkin kan yang punya dr
Misaza Sumiati
embun terus terang
Misaza Sumiati
awas embun hati 2 , sama ulat bulu
Mardia Emailvivo
Sukak cara embun,biar tau si suami
istri gak perlu ngemis minta cinta
Misaza Sumiati
kayanya bukan Vania , kan hanya si pemilik mobil yang dipakai, tapi wajah orang nya tidak terlihat
Misaza Sumiati
Mega sepertinya yang kirim foto
Misaza Sumiati
Mega kayanya senang ke Dewa
Misaza Sumiati
pasti Vania yang nabrak
Misaza Sumiati
gantengan dewa
Arshinta Queen syakila
ulat khatulistiwa😂😂😂😂
Mae Mey
ad bnr nya jg megawati
Dwi Ratnaningsih
ganteng dan cantik semua 😍
Anonymous
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
mooociii
gue tau vania itu salah tp di sini yg lebih jahat itu aby hruse setelah menikah dia hruse mutusin vania, vania pcaran udah satu taun trs abi jg janji'in bkal nyerain embun, wajar kl vania mikir aby masih mlik dia
Heny
Maka dr itu Aby di jg dng baik embun nya
Mae Mey
dukung embun
Heny
Aku takut galang berbohong
Heny
Good embun
Heny
Aby km cemburu y liat dewa sm embun kwkw
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!