"Apa kurang dari ku, Mas? Kamu dengan tega nya berselingkuh dengan Winda" teriak Mora dengan penuh air mata.
"Kau tidak kurang apapun, sayang" lirih Aron dengan menatap manik mata Mora dengan sendu.
"Kau yang membawa ku kemari , kau yang berjanji akan memberi ku banyak kebahagian, tapi apa Mas? Kau mengkhianati ku dengan teman ku sendiri" tegas Mora.
"Pergilah dan ceraikan aku secepat nya" ucap Mora dengan penuh ketegasan.
DEG.
Aron langsung saja menatap Mora dengan tidak percaya. Wanita yang sangat di cintai nya kini tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Siang hari nya, Mora melangkahkan kaki nya ke dalam dapur ia akan memasak untuk makan siang hari ini.
Sedangkan sang Suami, ia sedang mengurus pekerjaan nya di ruang kerja.
"Nyonya" sapa Bi Rima.
"Bibi, hari ini biar aku yang masak ya. Bibi kerjakan yang lain saja" ucap Mora dengan senyum teduh nya.
"Baik Nyonya" patuh Bi Rima.
Di mansion tersebut memang tidak banyak pelayan, hanya ada 4 pelayan dengan tugas masing-masing nya.
Dan kepala pelayan disana adalah Bi Rima, dia tidak hanya mengontrol saja tetapi ia juga membantu pekerjaan yang lainnya.
Sedangkan untuk pengawal, hampir di setiap penjuru mansion ini terisi dengan pengawal.
Mora mengeluarkan bahan-bahan makanan, ia akan memasak masakan khas Desa untuk sang Suami.
"Akan memasak tumis kangkung, ayam goreng dan sambal" gumam Mora tersenyum kecil.
"Aku akan menyuruh Mas Wildan memakan masakan khas kampung, jangan makanan berlemak saja" gumam nya lagi dengan terkekeh.
Mora lalu mencuci semua bahan yang sudah ia sediakan, setelah itu Mora mulai memarinasi ayam nya terlebih dulu.
Lalu ia menyiapkan bumbu tumis dan juga buat sambal nya.
Mora berkutat dengan senyuman di dapur tersebut, ia merasa sangat bahagia saat menyiapkan makanan untuk suami nya.
**
Berbeda dengan kebahagian yang di rasakan Mora saat ini berbanding terbalik dengan yang di rasakan Winda.
Saat ini Winda tengah mengemas pakaian Aron untuk pergi keluar Kota bersama Sekertaris nya dan Dava sendiri akan tetap di perusahaan.
"Mas, semua nya sudah siap" ucap Winda lesu.
Aron langsung membereskan berkas dan juga laptop nya, ia lalu menghampiri Winda yang sedang cemberut.
"Aku disana hanya 3 hari sayang, kenapa kamu terlihat lesu begini?" tanya Aron terkekeh.
"Mas awas ya jangan macam-macam sama Sekertaris itu" ucap Winda dengan tegas.
"Tidak akan sayang, ayo antarkan aku ke depan" balas Aron lembut.
Winda menganggukan kepala nya, ia lalu menggendong tubuh sang Putri untuk ke depan bersama suami nya.
"Hati-hati Mas" ucap Winda dengan teriak karena Aron sudah masuk ke dalam mobil.
"Iya sayang" balas Aron dengan lambaian tangan.
Lalu Winda masuk ke dalam Rumah kembali, ia ingin keluar hari ini untuk menghilangkan penat.
"Bi, tolong jaga Cinta ya" ucap Winda memberikan Putri nya pada Art.
"Saya akan membeli semua keperluan Cinta terlebih dulu, Asi sudah saya siapkan di lemari pendingin" ucap nya lagi sebelum berlalu.
"Baik Nyonya" balas Bibi patuh.
Winda lalu masuk ke dalam kamar nya, ia akan belanja ke supermarket terlebih dulu.
Setelah selesai bersiap, Winda langsung meluncur ke supermarket yang besar yang ada di kota itu.
"Lihat saja Mora, aku akan membuatmu kehilangan segala nya" kekeh Winda dengan menyirangi.
Winda dan orangtua nya terus saja mencoba mencari semua berkas atas kepemilikan perusahaan raksasa itu, tetapi mereka tidak menemukannya sama sekali.
"Ah aku rasa Bunda dan Ayah sangat lamban untuk menghabisi kedua orangtua Mora itu" gumam Winda berdecak kesal.
"Aku harus memastikan kembali bahwa Ayah sudah beraksi disana" gumam Winda sambil menghentikan mobil nya di halaman supermarket.
Winda melenggang masuk ke dalam , ia memilih beberapa makanan dan juga keperluan di mansion serta keperluan Putri nya, Cinta.
"Ehh Winda" sapa Afnan yang memang kebetulan sedang ada disana.
"Apa kabar mu, Nyonya Gerald" sapa Frans tersenyum kecil.
"Kabarku? Ya tentu saja sangat baik apalagi setelah tidak ada parasit seperti mu" balas Winda dengan sombong.
"Oh ya, bukannya parasit itu kamu sendiri ya? Yang selalu menempel pada Aron untuk kepentingan keluargamu, ehh" ceplos Afnan dengan menutup mulut nya sambil tersenyum mengejek.
Sial.
"Apa mereka sudah mengetahui nya" batin Winda was-was.
"Kita sudah tahu siapa kamu, Winda. Dan cepat atau lambat kau akan mendapatkan apa yang selama ini kau tuai" ucap Afnan kembali.
"Aku tidak peduli sama sekali" balas Winda dengan sombong nya.
Setelah berbicara seperti itu, Winda langsung melenggang pergi untuk membayar semua nya.
Winda sebenarnya merasa sangat was-was jika pergerakannya sudah di ketahui mereka semua.
"Aku jangan panik, itu akan memicu kecurigaan mereka" gumam Winda menarik nafas nya dalam.
Sedangkan Afnan dan Frans, mereka sedang tertawa kecil karena melihat Winda yang seperti nya ketakutan.
"Dia akan merasakan akibat nya" ucap Frans merangkul pinggang Istri nya.
"Kau benar Mas , dia tidak tahu aja seperti apa Mora" balas Afnan.
Mereka lalu pergi dari sana karena sudah selesai berbelanja , begitupun dengan Winda sendiri, ia langsung pulang karena sudah tak tahan dengan semua nya.
"Aku akan beritahu Ayah dan Bunda" gumam Winda sambil melajukan kendaraannya.
.
.
Mu itu untuk Sang Pencipta.
mu itu untuk orang
Nya itu untuk Sang Pencipta.
nya itu untuk ciptaanNya