Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Restoran The'W
Pembukaan Restoran cabang The'W akan di langsung besok pagi.
Ayah Cokro dan Istri nya pun merasa bangga pada karyawan nya, mereka bisa mengembangkan Restoran tersebut dengan pesat.
"Hana, Bunda bangga sekali dengan kalian" ucap Bunda Kirana dengan bangga.
"Ini semua berkat kalian, dan juga Do'a kalian yang selalu mengalir" balas Hana tersenyum.
"Apa untuk besok sudah siap?" tanya Ayah Cokro.
"Sudah Ayah, kita tinggal langsung saja kesana besok" jawab Hana
"Yaudah sekarang kalian istirahat saja sana" ucap Ayah pada Hana dan yang lainnya.
"Baik, Ayah. Kalau begitu kami permisi dulu" pamit Hana
Ayah dan Bunda menganggukan kepala sebagai tanda jawaban.
Setelah Hana dan yang lainnya pergi, Ayah dan Bunda pun ikut pergi untuk istirahat.
***
Pagi hari nya, semua nya sudah siap dan langsung saja berangkat ke lokasi.
Ayah Cokro selaku pemilik Restoran The'W dan Bunda Kirana yang menemani nya akan melakukan pembukaan cabang pertama Restoran.
"Bunda, kapan Mbak Weni pulang?" tanya Dise
"Tidak tahu, Nak" jawab Bunda lembut.
"Yahhh, kirain bakalan cepet pulang" ucap Vio lesu.
"Do'a kan saja agar dia cepat-cepat menyelesaikan pendidikannya dan cepat pulang kesini" ucap Ayah Cokro
"Aminnnnn" balas Dise, Vio dan Hana serempak.
Sesampai nya disana, mereka langsung saja keluar dan berjalan menuju ke depan Restoran.
"Kita akan langsung gunting pita dan menggratiskan makanan selama satu hari full hari ini" ucap Hana pada Ayah Cokro.
"Ayah serahkan semua nya pada mu" balas Ayah lembut.
Lalu acara inti pun di mulai, Ayah dan Bunda langsung gunting pita dengan di sambut tepuk tangan yang riuh.
"Khusus hari ini, makan dan minum di Restoran ini di gratiskan untuk semua nya. Dan untuk 3 hari ke depan akan ada diskon" ucap Hana dengan tersenyum.
Ramai orang-orang yang datang dan menyaksikan semua itu. Bahkan Hana dan yang lainnya membagi kan makanan untuk orang yang tidak mampu.
Sedangkan di seberang jalan, ada satu mobil yang sedang menepi disana.
"Kau akan segera mati, dan semua kekayaan milik mu akan aku kusai karena Putri mu itu tidak akan mampu mengelola nya" gumam seseorang yang ada di dalam nya.
"Aku kira kau akan mati dengan Kakak mu itu, ternyata kau selamat dan kabur kesini" gumam nya kembali.
Lalu ia menyuruh menantu nya untuk melajukan mobil nya.
Sesaat setelah kepergian mobil tersebut, Ayah menatap nya dengan penuh kebencian dan amarah yang memuncak.
"Kau tidak akan bisa melukai Putri ku" gumam Ayah Cokro
"Ayah" panggil sang Istri.
Ayah Cokro lalu mengubah raut wajah nya dan menatap sang Istri dengan lembut.
"Ada apa, Bun?" tanya Ayah dengan lembut.
"Ayo masuk, kamu belum sempat sarapan tadi pagi" ajak Sang Istri.
"Ayo, aku juga sudah merasa sangat lapar" ucap Ayah dengan terkekeh.
Mereka semua menikmati hidangan yang ada disana, tidak ada si miskin dan si kaya disana.
Semua nya di anggap sama, karena memang Ayah dan Bunda Weni tidak suka orang yang membanding-bandingkan.
Setelah acara selesai, Ayah dan Bunda langsung saja pulang karena memang tidak ada keperluan lagi.
Sedangkan yang lainnya masih stay disana, mereka masih membagikan bingkisan untuk orang-orang jalanan.
"Mereka sangat baik dan kebaikan nya itu di turunkan pada kami, aku sangat bangga mempunyai Bos seperti mereka" ucap Amar dengan berbinar.
"Kau benar, aku kira mereka akan sombong atau seperti yang lainnya, tetapi mereka sangat berbeda" timpal Diki
"Kita semua beruntung bukan" ucap Zidan dengan bangga.
"Ya kau benar" timpal Hana dengan tersenyum.
Setelah itu mereka membereskan bekas acara tersebut.
Vio, Zidan dan Amar , mereka akan stay di Restoran tersebut untuk melatih karyawan baru.
"Huhh aku merindukan Mbak Weni" gumam Hana dengan menghela nafas.
"Mbak kapan pulang nya ya, Mbak Weni?" tanya Vio dengan helaan nafas.
"Entahlah, Vi. Mbak juga sangat merindukannya" jawab Hana dengan sendu.
"Aku dengar, bahwa ada orang yang mengintai kesini tadi" ucap Vio serius.
"Maksud kamu?" tanya Hana
"Tadi ada sebuah mobil yang berhenti di depan dan orang di dalam nya menatap kesini dengan tatapan yang sangat sulit di artikan" jawab Vio
"Kau tau dari mana, Vi?" tanya Hana kembali.
"Tadi seorang pemulung melihat nya dan menceritakan padaku" jawab Vio.
"Yasudah biarkan saja, kita hati-hati saja" ucap Hana mencoba untuk tenang.
"Iyaa Mbak" balas Vio.
"Ayo bereskan kembali" ajak Hana dengan tenang.
Vio mengangguk dan kembali membereskan pekerjaannya.
Sedangkan Hana, ia memanggil Zidan untuk berbicara penting.
"Ada apa, Mbak?" tanya Zidan.
"Kau harus perhatikan sekitar dan tetap waspada mulai besok, karena ada seseorang yang memantau kita" jawab Hana dengan tegas.
"Ya aku tahu, bahkan aku melihat nya tadi. Aku juga akan waspada" ucap Zidan.
"Baguslah, aku takut itu orang berbahaya dan akan menyakiti Orangtua Mbak Weni" ucap Hana
"Hemm aku pun berpikir begitu" balas Zidan.
"Yaudah ayo bekerja kembali" ajak Hana.
***
Ayah dan Bunda Weni saat ini sedang duduk santai di ruang tamu.
"Ayah tadi melihat nya ada di depan Restoran" ucap Ayah dengan serius.
"Dia kembali lagi?" tanya Bunda kaget.
"Yaa, dia kembali bahkan bersama dengan menantu nya" jawab Ayah
"Mass, gimana ini" ucap Bunda gelisah.
"Tenanglah, aku sudah memberitahukan pada Anggara semua nya. Dan mereka besok akan kesini untuk mengurus pernikahannya" balas Ayah menenangkan.
"Jangan sampai ada yang tahu, besok siang kita akan langsung ke kantor sipil" ucap Ayah kembali.
"Baiklah" balas Bunda tersenyum.
Lalu mereka memilih untuk istirahat terlebih dulu.
***
Sedangkan di dalam ruangan yang ada 3 orang lelaki.
"Kita harus bertindak dan segera memusnahkan mereka" ucap lelaki yang sedang duduk di kursi kebesaran nya.
"Kami hanya menunggu perintah dari anda, Tuan" balas Anak buah nya.
"Aku akan memikirkan cara nya terlebih dulu, kau pergilah" ucap lelaki tersebut.
"Baik Tuan, saya permisi dulu" pamit anak buah nya.
Setelah itu, lelaki tersebut duduk di sofa bersama dengan sang menantu nya.
"Kamu harus cari tahu tentang Putri nya, gunakan Ayah mu" ucap lelaki tersebut.
"Baik Ayah mertua, nanti malam aku akan kesana" balas sang menantu.
"Bagus, kita harus segera mendapatkan semua kekayaan nya" ucap lelaki tersebut.
"Iyaa Ayah, kita harus mendapatkannya. Aku yakin karena Putri nya tidak akan bisa mengelola nya* balas menantu nya.
"Ya, karena dia tidak punya pengalaman dan sekarang dia pergi entah kemana" ucap mertua nya.
"Hmmm, mungkin sedang menenangkan diri nya" kekeh menantu nya dengan tersenyum mengejek.
Mereka lalu membuat rencana yang akan mereka lakukan untuk keluarga Cokro.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat