Karena rekayasa dari sang ibu membuat Rayan tega menghianati Istri tercinta nya, pernikahan kedua nya sudah berjalan tiga tahun namun keduanya tak kunjung di karuniai seorang anak, dokter berbohong dan mengatakan kalau Istri nya mandul.
Rayan tergoda dengan Erika yang merupakan sahabat istri nya sendiri, keduanya memiliki keinginan yang sama hingga keduanya tega bermain curang di belakang Agis.
Agis tidak menduga kalau Rayan tega selingkuh dengan sahabat nya sendiri, padahal Erika adalah orang yang Agis percaya dan sayangi?
"kenapa harus sahabat ku yang kamu jadi kan madu?"
sanggupkah Agis lepas dari Rayan yang bersikukuh untuk tetap menggenggam nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siluet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kanker otak.
Beberapa waktu berlalu Agis terus mengikuti jalannya proses perceraian Ia dan Rayan, sementara Rayan tidak pernah hadir di pengadilan dan menyerahkan semua proses perceraian itu pada pengacara nya.
Devita sendiri tidak mempedulikan hal itu, Ia senang karena akhirnya mereka berpisah karena sejak awal juga Devita tidak setuju dengan hubungan mereka hanya waktu itu Rayan yang memaksakan keinginan nya bersama Agis.
"Aku tuh mau nya Rayan mencari perempuan lain."
Ujar Devita di meja makan bersama suaminya.
"Aku tuh aneh dengan selera Rayan sebab semua perempuan yang ia mau tidak ada yang standar dengan keluarga kita."
Sambung Devita membuat sang suami termangu, Ia tidak pernah banyak berkomentar apapun karena percuma saja Devita selalu bertindak sesuai keinginan nya.
Ia malah mendukung tindakan Rayan bersama Erika, padahal kalau mereka mau bersabar Agis sudah hamil tapi karena ambisi nya akhirnya mereka terjerumus sendiri.
"Pokoknya aku akan mencari kan Rayan istri baru dan menyingkirkan Erika."
Cakap Devita kemudian beranjak dari duduknya, namun tertahan saat ia merasakan sakit kepala yang luar biasa.
"kenapa mih?"
Tanya Ramlan melihat Devita meremas kepala nya sendiri sambil meringis nyeri.
"kepala ku ?"
brug... seketika itu Devita jatuh tidak sadarkan diri.
"Mih....!"
Seru Ramlan lalu beranjak mengangkat tubuh Devita yang tergeletak lemah.
Gegas ia membawa nya ke rumah sakit kemudian menghubungi Rayan mengabarkan tentang kondisi sang ibu.
Hari ini putusan pengadilan tentang perkara perceraian nya dengan Agis, Pengacara bilang ia harus datang untuk menandatangani langsung surat perceraian tersebut.
beberapa waktu ini Rayan tinggal di rumah Erika dan membiarkan rumah bersama Agis kosong tanpa penghuni, ia juga berpikir ulang untuk membawa Erika ke rumah itu karena rumah itu sudah tercantum nama Agis sebagai pemilik nya.
Dan Rayan berencana untuk membeli kan rumah baru untuk ia dan Erika tinggal, sebenarnya sulit menjalani hari hari tanpa Agis, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena Agis sudah tidak menginginkan nya lagi.
"Siang ini aku akan ke pengadilan !"
Ujar Rayan saat Erika memberikan jas nya, Erika tidak bercerita tentang pertemuan nya dengan Erika kala itu pada Rayan.
Ia menyimpan nya sendiri sebab hal itu tidak akan merubah apapun, Ia sudah berhasil membuat kedua nya hancur dan berantakan namun menyesal pun tak ada gunanya karena semua terlanjur rusak.
"Apa semua benar benar tidak bisa di pertahankan bang ?"
Tanya Erika membuat Rayan tertegun menatap wajah Erika tampak menyesal.
"Tidak Erika, Abang sudah merelakan Agis sebab percuma karena dia tidak mau menerima kita, Abang sadar akan semua kesalahan tapi semua sudah terlanjur terjadi jadi Abang turuti saja keinginan nya !"
Sesal Rayan karena Agis tetap pada pendiriannya.
Rayan menoleh ke arah ponselnya yang berdering terlihat sang ayah menghubungi nya, gegas Rayan mengangkat nya.
"Halo Rayan ibu mu masuk rumah sakit!"
ujar Ramlan tanpa basa-basi memberi tahu Rayan.
"Baiklah Rayan akan menyusul ke rumah sakit yah !"
Erika memperhatikan raut wajah Rayan berubah cemas menerima telepon tersebut.
"Ada apa bang ?"
Tanya Erika memindai wajah Rayan.
"Ibu masuk rumah sakit dan Abang akan langsung menyusul tapi kamu di rumah saja jaga Noval !"
Erika mengangguk lalu membiarkan Rayan pergi dengan segera.
"Ada apa Erika ?"
Tanya Amina melihat Rayan pergi dengan terburu buru, Amina sudah mengetahui perihal perceraian Rayan dan Agis, kedatangan Erika ke kafe juga atas saran dari Amina, namun Agis sudah pada keputusan nya dan Erika tetap pada penyesalan nya, namun ia juga tidak bisa berbuat banyak selain menjalani kehidupan yang sudah terlanjur ia bangun bersama Rayan.
Rayan berjalan cepat di koridor rumah sakit, Saat itu berbarengan dengan jadwal cek up Agis yang ke tiga bulan setelah kecelakaan itu.
Rayan menghentikan langkah nya saat melihat Agis bersama Salma dan Rayan teringat kalau Ia pernah meninggalkan Agis saat hendak kontrol karena saat itu Erika hendak melahirkan.
Rayan ingin menghampiri namun urung ketika mengingat keadaan sang ibu, gegas Rayan pergi dari tempat itu menuju ruangan di mana Devita berada.
Rayan menghela nafas berat melihat sang ayah duduk memijat keningnya bersama asisten nya.
"yah bagaimana keadaan ibu ?"
Tanya Rayan menghampiri Ramlan yang nampak terpukul.
"Ibu mu memang sering sekali mengeluh kan sakit kepala serta muntah, namun Ia tidak terlalu menghiraukan dan meminum obat pusing biasa dari dokter !"
cakap Ramlan menjelaskan kondisi sang ibu yang ternyata mengidap kanker otak.
"Lalu sekarang bagaimana keadaan ibu yah ?"
Ramlan diam sebab Devita belum sadar diri setelah pingsan tadi.
Rayan kembali menghela nafas berat melihat kondisi sang ibu yang belum sadar kan diri, dokter bilang kanker nya sudah stadium lanjut.
"Yah kita bawa saja ibu ke Jerman bersama Noval, Rayan berencana pergi besok untuk operasi Noval di sana !"
Ramlan mengangguk saja sebab ia masih syok dan tidak percaya dengan kenyataan ini, sebelumnya Devita baik baik saja bahkan mereka sempat ngobrol dan bergurau, namun keadaan seketika mendung dan petir menyambar saat dokter mengatakan bahwa istri nya terkena kanker otak.
"Untuk sekarang biarkan ibu beristirahat, siang ini Rayan akan menghadiri sidang perceraian Rayan dengan Agis setelah itu kita akan atur keberangkatan kita ke Jerman yah !"
Ramlan kembali mengangguk.
bersambung.....
terimakasih yang sudah mampir 😍😍😍