Sandra Harris adalah perawan tua kaya raya yang tidak pernah berminat untuk menikah. Ketika usianya 23 tahun, Sandra mengadopsi anak jalanan. Apa yang dia lakukan justru membuatnya dicampakkan oleh sang kekasih.
Sejak itu Sandra memutuskan untuk tidak menikah. Dia fokus membesarkan putranya tapi lambat laun, muncul gosip jika dia memilki hubungan gelap dengan putra angkatnya itu.
Takut gosip itu menggagalkan pernikahan putranya membuat Sandra memutuskan untuk menikah meski usianya sudah 51 tahun.
Sebuah situs jodoh mempertemukan dirinya dengan Daniel, mantan masa lalu yang berusia 52 tahun.
Daniel yang sudah duda dan memiliki 2 anak bersedia menikah dengan Sandra tapi hubungan mereka ditentang keras oleh anak-anak Daniel yang menginginkan ayah mereka rujuk lagi dengan ibu mereka.
Hal itu membuat Sandra dalam dilema. Antara mempertahankan Daniel dan mengalah, dia harus memilih antara satu.
"Kita tidak berjodoh, jadi bercerai saja!" Apakah Daniel akan melepaskannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Suasana hening, mereka berdua makan dalam diam. Dion dan Linda benar-benar tidak datang untuk makan malam bersama dengan ayahnya. Mereka justru mementingkan urusan mereka ketimbang menghabiskan waktu bersama dengan ayah mereka.
Daniel menahan amarah sebisa mungkin. Dia tahu Putra dan putrinya begitu patuh pada ibu mereka tapi tidak satu kali pun mereka mematuhi dirinya. Dia tidak menduga jika Putra dan putrinya akan membuat dirinya begitu kecewa seperti ini dan mempermalukan dirinya di depan Sandra.
Daniel mencengkeram garpunya dengan begitu erat. Tangannya sampai gemetar akibat emosi yang meluap di dalam hati. Sandra meletakkan tangannya di atas punggung tangan pria itu.
Usapan pelan yang dia berikan membuat Daniel berpaling ke arahnya. Sandra pun tersenyum lembut, dia tidak ingin Daniel merasa bersalah atas ketidakdatangan Putra dan putrinya.
“Tidak apa-apa, Daniel. Aku bisa memakluminya,” Waktu itu Daniel yang mendapatkannya perlakuan tidak menyenangkan dari putranya dan sekarang giliran dirinya jadi dia tidak akan mengambil hati untuk masalah itu. Usia mereka yang sudah tidak muda, sudah pasti akan ditentang oleh banyak pihak terutama dari anak-anak mereka.
“Maaf, Sandra. Aku benar-benar malu. Padahal aku sudah mengingatkan mereka. Putra dan putriku pun telah memastikan jika mereka akan datang tapi rupanya mereka mempermalukan aku. Aku tidak mengatakan pada mereka untuk mempertemukan dirimu dengan mereka tapi apakah pantas mereka memperlakukan aku seperti ini?” Kekecewaan yang dia rasakan terlihat jelas dari ekspresi wajahnya.
Jika dia mengatakan yang sebenarnya, putra-putrinya sudah pasti tidak akan datang bahkan tanpa dia mengatakan yang sebenarnya pun, mereka tidak datang sama sekali.
“Mungkin mereka sibuk, Daniel. Kau harus memakluminya,” Sandra mencoba menghibur agar Daniel tidak terlalu mengambil hati akan ketidak datangan putra dan putrinya.
“Aku sudah meminta Putraku untuk mengajak istrinya makan malam bersama tapi apa? Dia justru pergi makan malam bersama dengan istrinya. Apakah yang dia lakukan itu berbeda? Aku sungguh tidak mengerti apa sebenarnya yang dia pikirkan. Apakah dia tidak menganggap aku sebagai ayahnya lagi?” Amarah yang dia tahan, sudah tidak dapat lagi dia tahan lagi.
“Aku pun sudah mengingatkan Putriku untuk datang tapi dia justru pergi bersama teman-temannya. Apakah mereka lebih penting daripada aku yang adalah ayahnya?” kali ini tindakan Putra dan putrinya benar-benar menyakiti hati.
“Daniel,” Sandra kembali mengusap lengannya dengan perlahan, “Ketika mereka masih anak-anak, mereka adalah milik kita tapi setelah mereka dewasa apalagi setelah mereka menikah, mereka bukan lagi milik kita karena mereka telah memiliki kehidupan masing-masing. Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka jadi jangan terlalu berharap banyak.”
Apa yang Sandra katakan memang benar. Ketika masih kanak-kanak Putra dan putrinya begitu dekat dengannya dan setelah dewasa, mereka memiliki kehidupan sendiri bahkan mereka sudah tidak melibatkan dirinya untuk mengambil sebuah keputusan.
Apa karena hal itulah yang membuat Dion dan Linda memintanya untuk kembali dengan Rena? Apa putra dan putrinya pikir setelah dia kembali bersama dengan ibu mereka, dia tidak akan kesepian?
“Tidak perlu marah pada Putra dan putrinya. Mungkin saja mereka sudah tahu jika kau ingin mempertemukan aku dengan mereka jadi wajar mereka tidak mau datang malam ini.”
“Tidak, Sandra. Mereka tidak tahu tapi apa yang bisa aku katakan padamu? Kedua anakku memang keras kepala karena mereka terlalu dimanja oleh mantan istriku. Aku benar-benar minta maaf karena aku tidak bisa memberikan malam yang berkesan untukmu?”
“Apa yang kau katakan? Meskipun aku tidak bertemu dengan Putra putrimu, aku melewatkan malam yang berkesan. Hidangan ini cukup lezat jadi jangan merasa salah seperti itu. Bukankah lebih baik kita lewatkan malam kita berdua? Percayalah, pasti ada kesempatan di mana aku akan bertemu dengan mereka.”
“Baiklah,” Daniel menggenggam tangan Sandra. Dia berusaha menyingkirkan segala kekesalan yang ada di dalam hati karena dia tidak ingin membuat makan malam yang kacau itu semakin kacau.
“Terima kasih kau tidak marah dan pergi meninggalkan aku, Sandra.”
“Aku bukan gadis remaja lagi jadi aku tidak akan melakukan hal itu. Sebelum makan malamnya menjadi dingin, bagaimana jika kita lanjutkan dan setelah itu kita pergi jalan-jalan untuk menenangkan suasana hati.”
“Itu bukan ide yang buruk,” beruntungnya Sandra tidak marah dan kecewa pada dirinya walaupun dia harus menelan kekecewaan karena sikap Putra dan putrinya yang kekanak-kanakan.
Kini dia mulai menikmati makan malam dan amarah yang ada di hati pergi secara perlahan. Itu semua karena kebaikan hati dan kelembutan Sandra.
Mereka memesan makanan penutup, bernostalgia dengan masa lalu. Walau waktu yang mereka lewati begitu singkat tapi semua itu terasa begitu berkesan.
“Bagaimana jika kita pergi ke tempat itu?” Daniel mengajaknya pergi ke tempat di mana pertama kali mereka bertemu. Walaupun sudah malam tapi itu tidak menjadi soal.
“Apa tidak apa-apa, Daniel? Aku rasa tempat itu masih aktif dan ada yang menjaganya. Jangan sampai kita berdua dianggap ingin mencuri.”
“Tidak perlu khawatir, aku tahu jalan belakang.”
“Baiklah jika begitu, aku tidak pernah pergi ke tempat itu begitu lama dan aku rasa kita bisa sedikit bernostalgia.”
“Jalan sekarang?” Daniel sudah beranjak dari tempat duduk dan mengulurkan tangan padanya.
“Of course!” Sandra menyambut uluran tangan pria itu tanpa ragu. Mereka pergi setelah membayar makanan dan kali ini mereka pergi bersama menggunakan mobil Danie.
Daniel yang membawa mobil. Dia mengabaikan suara ponselnya karena dia tidak membutuhkan maaf dari Putra dan putrinya dan dia pun tidak memerlukan penjelasan dari mereka. Rasa kecewanya terhadap Dion dan Linda benar-benar begitu dalam.
Dion mendatangi restoran itu bersama dengan anak dan istrinya setelah mereka selesai makan malam tapi anak dan istrinya menunggu di mobil. Linda juga datang setelah selesai pergi bersama dengan teman-temannya.
Mereka bertemu tapi mereka tidak mendapati ayah mereka berada di restoran itu. suasana pun sudah begitu sepi karena para pengunjung mulai pergi meninggalkan restoran itu.
“Kakak, kenapa kau baru datang?” tanya Linda pada kakaknya.
“Aku ada urusan, kau sendiri bagaimana? Kenapa kau baru datang?”
“Aku juga ada urusan, Kakak. Aku harus pergi dengan teman-temanku dan aku sudah mengatakan pada papa jika aku tidak bisa menemaninya makan malam. Jika kakak baru datang, bukankah itu berarti?” Mereka berdua justru saling pandang.
Jika kakaknya baru datang dan dia juga baru datang, bukankah itu berarti mereka berdua telah membiarkan ayah mereka makan malam seorang diri?
“Kau bodoh. Kenapa kau justru pergi dengan teman-temanmu, Linda?”
“Jangan memarahi aku sedangkan kakak sendiri tidak datang untuk menemani Papa makan malam!”
“Aku memiliki keluarga jadi aku pergi makan malam bersama dengan mereka sedangkan kau? Seharusnya kau menemani Papa terlebih dahulu!”
“Aku sibuk dengan urusan sekolah, bukan pergi bersenang-senang dengan sahabatku!” Linda berteriak. Mereka berdua jadi bertengkar karena mereka tidak ingin disalahkan tapi kedatangan mereka benar-benar terlambat dan apa yang telah mereka lakukan telah membuat ayah mereka kecewa.
selalu ada nasehat yg bs dipetik
ini kisah cinta saat usia sdh matang, dan mungkin agak terlambat. namun cinta mmg tak pandang usia. Hadirnya tiba² tanpa permisi, jika pergi tiba² bisa menyisakan luka walau tak berdarah....
aq jd curiga dg istri Dion...dan kenapa takut dan tunduk pd istri ..?
semoga aja Sandra tidak tertipu dg anak2nya Daniel