NovelToon NovelToon
Muhasabah Cinta Hasna

Muhasabah Cinta Hasna

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual / Janda / Persahabatan / Cinta Murni
Popularitas:80.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gadih Hazar

"Sungguh ketulusan Cinta Allah kepada hamba-Nya tidak akan bisa dibandingkan dengan tulusnya cinta manusia kepada manusia. Namun, dengan menyebut nama Allah aku Raihan Raam Jaya begitu tulus ingin mencintaimu dengan sepenuh hatiku dan berniat mengkhitbahmu sekarang juga Hasna."

"Aku minta tolong buk Par untuk memberitahumu agar kamu bisa menikahi ku segera. Tapi nyatanya kamu lah yang duluan menyampaikannya. Awalnya aku bahagia saat mendengar ucapan mu.. tapi sekarang aku tak tahu Rai.. apa aku harus menerima lamaran mu atau tidak?"~ (Hasna)

Raihan dan Hasna sama-sama mengalami masa lalu yang menyakitkan, Allah seolah ingin menyatukan mereka melalui musibah yang menimpa mereka yaitu tenggelam di danau kembar.

Butir butir cinta air mata Hasna, akankah Muhasabah Cinta Hasna membawa ia berumah tangga dengan Raihan kelak? Yuk ikuti kisah nya..! Dan mohon dukungannya ya sobat...🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadih Hazar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MCH 35

Keesokan harinya..

"Rai, Raihan, suamiku kamu dimana..? Ucap Dini dengan suara yang dibuat selembut mungkin. Semenjak kemarin ia mendapatkan perlakuan lembut dan pelukan hangat dari Raihan, tekanan darah dan kondisi psikis Dini sudah stabil. Sehingga hari ini, ia bisa dipindahkan ke ruang rawat.

Semalam Dini bisa tidur dengan tenang karena ia merasa ada Raihan disampingnya. Entah ia tidak bisa membedakan bau Hery atau Raihan sehingga Hery yang menunggunya malam itu ia kira Raihan suaminya yang masih setia menunggu dirinya di sana. Hatinya begitu senang, karena itu kali ia mendapatkan perlakuan lembut dan sayang dari suaminya itu. Ia tidur dalam kedamaian karena seperti merasakan adanya cinta Raihan kembali untuknya.

"Rai... sayang... kamu masih ada disini kan.." Tangan Dini meraba-raba ke arah tempat duduk Hery yang semalam terpaksa tidur di kursi di samping ranjang Dini.

Hery yang baru saja keluar dari kamar mandi menarik napas berat lalu bergumam dalam hatinya.

"Untung semalam kau tidur nyenyak Din, kalau tidak aku tak akan kuat jika harus bersandiwara padamu."

Flashback On

Sore menjelang malam, setelah Raihan dan Hasna pamit pulang, Hery menghubungi Yulia via telpon. Hery memang sudah mengajak Yulia untuk menikah, namun karena Yulia harus menyelesaikan dulu kuliahnya di Padang, Hery tak bisa memaksakan kehendaknya untuk menikahi Yulia segera. Karena Yulia tipe perempuan yang tak bisa melakukan hubungan jarak jauh. Yulia lebih memilih bersabar dan sekedar berteman baik saja dulu dengan Hery, dari pada harus mengikat hubungan tapi pada akhirnya harus LDR an.

Tapi entah kenapa setelah Raihan memanas-manasi ia barusan, Hery seolah kepepet ingin menikah dengan Yulia segera. Namun masih jawaban yang sama Hery dapatkan dari Yulia.

Saat Hery merasa kecewa dengan harapannya yang tak kesampaian. Tiba-tiba sang Suster keluar dari ruang pantau Dini.

"Keluarganya pasien Bu Dini.." Ucap sang suster yang melirik ke arah Hery. karena hanya Hery duduk sendirian di sana.

Hery malah terpaku melihat ke arah Suster tersebut.

"Masyaallah.. sungguh sempurna ciptaan mu ya Rabb..." Puja Hery pada sang suster dalam hatinya.

Arah pandangan mata Hery langsung turun ke arah papan nama yang tersemat di hijab panjangnya sang suster.

"Aisyah, Suster Aisyah.." Sebutnya kembali dalam hatinya.

"Maaf, apakah saudara dari keluarganya pasien Bu Dini?" Ucap Sang suster yang bernama Aisyah itu menekankan kembali pada Hery yang malah terpaku memandang ke arah dirinya.

"I-iya suster.." Jawab Hery tergagap seketika setelah dirinya tersadar.

"Maaf saudara siapanya Bu Dini ya? Adik, kakak, paman atau..."

"Sa-saya temannya suami Dini Sus."

Suster Aisyah membulatkan matanya, seolah tak percaya kenapa malah teman suami pasiennya yang menunggu di sana. Hery yang mengerti sikap Suster Aisyah yang tampak tak percaya langsung memberikan klarifikasi atas dirinya kembali.

"Mmmmh bukan... saya sahabat suaminya tepatnya saudara angkat suaminya. Ya Suster, saya disini juga disuruh ibu angkat saya yaitu Mertuanya Dini, Bu Lena." Ucap Hery kemudian.

Reaksi Suster Aisyah malah semakin bingung. Namun ia seolah tak mau mengambil pusing mungkin suami pasiennya sedang sibuk, dan ia yang memang sudah mengenal Bu Lena sebagai mertua Dini pun dapat memahami kondisi Bu Lena yang pastinya membutuhkan istirahat, jadi kemungkinan tak ada lagi yang bisa menggantikan mereka untuk menunggu sang pasien. Namun Hery malah bercerita banyak pada Aisyah.

"Suster, maaf sebenarnya suaminya Dini itu punya satu istri lagi dan mereka baru menikah kemarin jadi masih pengantin baru Sus, jadi wajarlah Ibu nya menyuruh mereka istirahat di rumah saja jadi saya yang menggantikan." Ucap Hery yang entah keceplosan atau memang sengaja agar Suster Aisyah memahami dirinya yang terpaksa menggantikan posisi Raihan di sana.

Namun pikiran Suster Aisyah malah jadi melalang buana kemana-mana akibat ucapan klarifikasi dari Hery tersebut.

"Dasar laki-laki, jangan-jangan Bu Dini bisa down seperti itu gara-gara mengetahui suaminya menikah lagi, pantas saja kemarin Bu Dini memaki-maki suaminya itu saat bertemu.. Astaghfirullah..." Geram Suster Aisyah dalam hatinya. Ia jadi semakin prihatin dengan kondisi psikis pasiennya karena ternyata Aisyah juga memiliki kisah pahit dengan suaminya yang menikah lagi. Sehingga ia yang tak kuat memilih meminta cerai dari suaminya itu. Sehingga mata Aisyah malah tampak berkaca-kaca dan satu tetes air mata malah jatuh ke pipinya. Tapi dengan cepat Suster Aisyah menghapus air matanya dengan punggung telapak tangannya.

"Sus, maaf... apa kata-kata saya ada yang menyakiti hati Suster?" Ucap Hery yang kaget melihat reaksi Suster Aisyah yang tiba-tiba tampak emosi dan sedih.

"Ng, nggak ada.. mari masuk!" Jawab Suster Aisyah cepat dan mempersilahkan Hery masuk ke dalam ruangan Dini.

Sebenarnya Bu Lena sudah menitipkan dan meminta tolong pada Suster Aisyah untuk selalu menjaga dan memantau Dini, jadi walau tak ada yang menunggunya pun sebenarnya tak jadi masalah karena kondisi Dini juga tak bisa selalu ditemani oleh keluarga karena ruang itu harus selalu steril.

Setelah Hery memakai pakaian khusus dan mengikuti langkah-langkah atau protokol masuk ruangan itu dari suster Aisyah, Hery pun masuk berjalan mendekati Dini yang terbaring di atas ranjang pasien dengan banyaknya slang slang terhubung dari tubuh Dini yang tertutup selimut ke alat-alat Rumah Sakit. Dini tampak tenang, bisa jadi ia sedang tertidur pulas.

"Maaf, karena hanya saudara yang ada disini, jadi saya harap saudara harus berpura-pura dulu menjadi suaminya karena kondisinya baru saja stabil setelah mendapatkan perhatian dari suaminya tadi siang."

"Ma-maksud Suster, saya harus berpura-pura jadi Raihan?"

"Iya, ini demi kestabilan kondisinya, jika pasien drop lagi karena perasaannya yang tersakiti, itu akan berakibat fatal.. Jadi mohon kerjasamanya."

"Ta-tapi Sus.. saya tak mungkin menyentuhnya.."

"Tenang aja, saudara cukup duduk disampingnya saja, Bu Dini sekarang kemungkinan lebih banyak tidur karena pengaruh obat. Jadi jika ia merasakan ada sosok seperti suaminya berada disampingnya itu akan menambah kenyamanan ia dalam istirahatnya. Dan saya juga tetap akan berada disini memantau kondisi Bu Dini."

"Ooh, syukurlah Sus, jika memang hanya itu yang harus saya lakukan.." Ucap Hery sambil menarik napas lega, tadinya ia sempat shock jika ia harus berpura-pura jadi Raihan dan harus memberi sentuhan pada Dini.

Flashback Off

"Rai, sayang... kamu masih di sini kan..?"

Hery gugup, ia tak tahu harus berbuat apa, Suster Aisyah malah tak tampak di sana, mungkin saja suster Aisyah sedang menunaikan ibadah shalat subuh nya seperti Hery yang hendak melakukan shalat Subuhnya juga.

"Rai... kau nggak menemui dia lagi kan.. kau kemarin janji padaku bahwa kau akan selalu menemaniku. Rai, aku ini sakit.. jadi aku yang lebih membutuhkan mu dari pada ia..."

"Huuuuft, aduh.. Raihan malah pakai janji segala pada Dini... makin ribet lah seperti ini jadinya..."

Keringat Hery mulai bercucuran, ia bingung hendak melakukan apa menenangkan Dini.

"Rai... kau bohong padaku, Rai.. kau pasti menemui Hasna lagi... Kalian jahat, kalian jahat... Aaaaaaaak..." Dini kembali berteriak-teriak dan memukul-mukul kasur.

"Sus... suster..." Hery mengetuk-ngetuk pintu memanggil suster Aisyah yang ternyata sedang shalat di ruang kecil samping ruangan Dini tersebut."

Suster Aisyah yang mendengarnya segera menyelesaikan shalatnya dan buru-buru masuk ke ruangan Dini.

"Suaminya harus segera dihubungi, jangan jadikan alasan sebagai pengantin baru namun malah mengabaikan satu nyawa yang notabene masih istrinya juga." Ucap Suster Aisyah dengan mimik wajah seperti menahan emosi. Ia berlalu mendekati Dini yang masih mengamuk. Ia segera mengambil tindakan kembali yaitu menyuntikkan obat penenang melalui slang infus Dini.

Hery tampak serba salah, ia heran kenapa Suster seperti marah pada Raihan. Hingga Hery tersadar bahwa ia telah keceplosan kemarin bercerita tentang Raihan.

"Maaf Sus, nanti saya akan klarifikasi kan lagi tentang Raihan pada anda, jadi tolong jangan salah sangka dulu pada sahabat ku itu." Ucap Hery dalam hatinya, lalu ia menghubungi Raihan.

TBC...

1
lailasyarma
Luar biasa
Sri Puryani
mulut hery lemes bgt, aib orang kok dicerita" kan
Sri Puryani
yeeey ..akhirnya sah jg
Sri Puryani
kenapa sih hasna kamu gk pake cadar aja , kamu dlm bhy
Sri Puryani
inilah hsl ketdk jujuranmu raihan
Sri Puryani
kt nya semggu lg raihan akan menikahi hasna ,tp lbh 1 mggu kok blm nikah ya....
semudah itu ya klo orang jht dpt alamat orang lain....hawdeeh thor
Sri Puryani
gmn urusannya dgn 2 orang yg nusuk prt dini? klo ketangkep mestinya ditanya siapa yg nyuruh dong....
Sri Puryani
bodyguard 2 krg tuh
Sri Puryani
setan ada dimana".....hery kamu kok oon sih blg sama dini
auliasiamatir
cocok nih rei sama hasna hatinya nyambung ya
auliasiamatir
sabar ya hasna.
tenang aja,ado cowok kota yang lagi jalan ke alahan panjang, dia kayaknya jodoh kamu deh
auliasiamatir
di sini juga lagi tebal kabut pak, anak sekolah sampe daring lagi 😌
auliasiamatir
buehhh di sana mah, udaranya sangat dingin hasna
auliasiamatir
terpesona sama keindahan solok selatan yah rei
Gadih Hazar
Benar kak say, sitinjauk lauik nan bagala tanjakan maut..☺️
auliasiamatir
rugi lah pak, kalau tidur di situnjau lauik
🤭
Gadih Hazar: Betul kak..
total 1 replies
auliasiamatir
si tinjau lauik....
auliasiamatir
alahan panjang... wahhh kampung halaman ku
auliasiamatir
semangat aku bacanya. 🥰
auliasiamatir
si tinjau lauik kah...?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!