Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.
Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Memastikan Hati Bastian
Hugo sangat berhati-hati hari ini, bahkan hanya sekedar menarik handle pintu mobil dan menutup pintu mobil sekalipun. Dia sampai menahan nafas, supaya tidak menimbulkan suara apapun.
Bastian tidak bicara sepatah katapun, sejak masuk ke dalam mobil. Membuatnya melirik beberapa kali ke kaca spion.
Mobil melaju dengan tenang, berhenti di lampu merah, saat mendengar gerakan kaki Bastian, Hugo melirik kaca spion lagi.
"Hari ini aku mau pulang cepat," ujar Bastian datar.
Hugo mencengkeram kemudi.
"Baik Tuan, saya akan membatalkan jadwal sore dan malam, apa ada lagi yang Anda butuhkan?"
"Siapkan juga bunga..."
Hugo semakin kuat mencengkeram kemudi, saat lampu jalan berganti, segera dia melajukan mobil. Selepas makan siang, jalanan sepertinya cukup padat.
"Baik, saya akan menyiapkan mawar putih."
"Putih? Sejak kapan Vio suka dengan mawar putih. Dia lebih senang mawar merah dan pink, ada apa denganmu hari ini?"
"Ah, benar, maafkan saya karena tidak fokus. Apa Anda mau saya reservasi makan malam di restoran sekalian? Sepertinya cuaca malam ini akan cerah, kencan bersama Nona Viola pasti menyenangkan."
Sambil matanya masih sesekali melirik ke kaca spion.
"Kau banyak omong juga hari ini."
"Haha.. Maafkan saya."
Hugo terdiam canggung, saat Bastian tidak tertawa. Saat dia melirik kaca spion, Bastian menyandarkan bahunya ke kursi. Lalu menatap ke arah spion, pandangan mereka bertemu.
"Hugo..."
"Ia Tuan?"
"Kau berhati-hati sekali hari ini."
Deg..
Pandangan Hugo lurus ke depan, berusaha tetap fokus. Anda pasti tahu kan kenapa saya seperti ini hari ini.
"Hentikan mobilnya, aku mau menghirup udara segar sebelum kembali ke kantor."
"Baik..."
Ditikungan depan, Hugo mengambil jalan ke kanan, bukan arah menuju kantor pusat Hexana Group. Tapi menepi ke jalanan yang sedikit sepi, dekat dengan area joging track. Karena ini hari kerja, kawasan ini cukup lengang.
Masih dengan sangat hati-hati, Hugo membuka pintu mobil.
Bastian menyapu pandangan di sekelilingnya, terasa sejuk karena banyaknya pohon tinggi menangkal panas matahari. Dia berjalan santai. Lalu berhenti di tepi kolam yang tidak terlalu besar, atau tepatnya disebut kubangan air.
"Hugo..."
Hugo mendekat, raut wajahnya masih terlihat cemas dan waspada.
Hari ini adalah hari kematian Nona Andien, kekasih Tuan Bastian. Biasanya dia akan menggila dan marah-marah tidak jelas sejak dari dia membuka mata. Tapi, sejak setahun yang lalu, setelah Tuan Bastian bersama Nona Viola, hari ini berlalu dengan tenang.
Hugo masih menyimpulkan, kalau ini karena kebahagiaan manis yang diberikan Nona Viola, karena mereka masih merasakan manisnya bulan madu.
Sedangkan hari ini, tidak lagi. Untuk itulah Hugo sangat waspada dan berhati-hati. Karena dia sendiri pun, belum tahu, isi hati Bastian yang sesungguhnya.
Apa tuannya sudah benar-benar melupakan Andien, cinta pertamanya itu. Apa Viola benar-benar menjadi wanita satu-satunya yang dia cintai sekarang.
Beberapa kali Hugo mencoba memastikan, tapi dia belum mendapatkan keyakinan itu.
"Kapan terakhir aku menggila di hari seperti ini ya?" ujar Bastian sambil mendongak, menatap dedaunan hijau di atas kepalanya. "Sejak bersama Vio pikiran ku sudah tidak semrawut dan kacau lagi. Aku sudah tidak pernah mengamuk lagi kan?"
Dia bertanya sekaligus memberiku jawaban. Ya, sejak Anda bersama Nona Viola, semuanya berubah.
"Apa Anda..."
Hugo tidak melanjutkan pertanyaannya, saat Bastian menyentuh bahunya.
"Kau mau memastikan apa?"
Deg...
Dia marah...
"Maaf, saya sudah bersikap kurang ajar. Saya akan berhati-hati kedepannya, Tuan."
Tangan Bastian menjauh dari bahu Hugo. Lalu terdengar dia menghela nafas panjang.
"Vio..."
Ya? Ada apa dengan Nona Viola?
"Aku tidak pernah mengingatnya lagi sejak aku bersama Vio, tapi.. aku tidak bisa menyangkal, kalau aku jatuh cinta pada Vio karena wajahnya yang mirip dengan Andien. Saat itu aku seperti langsung punya tujuan hidup setelah melihat Vio. Aku ingin memilikinya, aku tidak mau melepaskannya."
Hugo mendengarkan.
"Celine dan ibu bilang, aku mencintai Vio hanya karena wajahnya yang mirip Andien." Bastian menatap Hugo.
Tapi sekarang, Anda bahkan tidak bereaksi apa-apa di hari kematian Nona Andien, apa Anda merasa bersalah karena itu?
Hugo tidak mengucapkan kalimat apapun, hanya mendengarkan.
"Aku tidak pernah mengingat Andien saat aku bersama Vio, sejak pertama kali aku menyentuh bibir Vio. Aku menyukai aroma tubuh Vio yang manis dan segar seperti nanas ranum."
Hah? yang benar saja, kenapa harus nanas si perumpamaannya, saya kan jadi tidak bisa membayangkan. Lagian kenapa kau juga membayangkan istri orang bodoh! istri majikan mu lagi. Seperti langsung tertampar, Hugo menundukkan kepala.
"Aku mencintai Vio karena dia adalah Vio. Aku akan menghancurkan siapapun yang mau memisahkan kami, entah itu ayah sekalipun." Bastian mencengkeram bahu Hugo. "Vio adalah milikku."
Cengkeraman di bahu Hugo semakin kuat.
"Saya akan memastikan semuanya seperti yang Anda inginkan, Tuan."
Bastian tersenyum, lalu menepuk pipi Hugo. Puas dengan jawaban Hugo.
"Hari ini pun, aku tidak akan ingat ini hari apa, kalau kau tidak terlalu berhati-hati melakukan sesuatu."
Ah... karena saya tidak tahu, isi hati Anda yang sebenarnya. Hugo yang masih menebak apa sebenarnya yang diinginkan Bastian selama ini.
"Maafkan saya karena membuat Anda tidak nyaman.
Ah, sialan! Setelah memastikan hati Tuan Bastian, masalah Hugo yang sebenarnya muncul ke permukaan.
Kematian ayah Nona Viola yang berhubungan dengan kematian Nona Andien. Uang simpanan di kotak sepatu yang entah disiapkan Nona Viola untuk apa, kenapa sampai dia mencuri uangnya sendiri.
Ya, aku juga tahu, Nona Viola terjebak dalam pernikahan rumit ini bukan karena keinginannya. Sampai sekarang pun, Hugo yakin, cinta yang diberikan Nona Viola tidak tulus adanya.
"Kau senang sekarang?"
"Ya?"
"Minggir! Aku mau menelpon Vio dan menyuruhnya pulang cepat."
"Ah baik, saya akan menunggu di sini selama Anda menelpon."
Entahlah, apa saya senang atau tambah pusing dengan masalah baru, setelah tahu, kalau Anda benar-benar mencintai Nona Viola.
Karena, rahasia yang disembunyikan Hugo seperti bom waktu. Yang jika meledak, akan menghancurkan banyak orang.
Hugo berjalan menuju mobilnya yang terparkir, suara obrolan Tuan Bastian terdengar, karena kaca mobil yang terbuka.
"Kau bilang kau lebih senang bersamaku dari pada teman-teman mu? kau mau pura-pura lupa? Atau kau berbohong kemarin?"
Diam dan mendengarkan Viola bicara.
"Vio, kau lupa kau bekerja pada siapa? Mau aku buat surat pemecatan mu hari ini juga? Aku mau melihatmu saat aku pulang ke rumah sore ini. Kau dengar, sore ini."
Hugo sudah bisa membayangkan wajah panik Viola sekarang, lalu dia akan bicara manja dan merayu Bastian seperti biasanya.
"Mencintaiku? Mulut mu penuh bunga tapi tidak perbuatanmu. Kalau kau mencintaiku..."
Tuan Bastian sudah tertawa, lalu membuat gerakan mencium layar hp-nya.
"Aku mencintai mu Vio, aku mau melihatmu sesampainya aku di rumah."
Cup... cup... muah...
Nah kan, Tuan Bastian dengan mudahnya terperdaya, dan dia sudah tertawa. Hugo, bodohnya kau! Apalagi yang mau kau pastikan..
Hari ini, hari yang biasanya mencekam, yang biasanya dia menarik nafas saja salah, dan hari ini berjalan dengan damai.
Sekarang masalahnya ada pada Nona Viola kan?
"Sampai kapan kau mau bengong! masuk!"
"Baik Tuan, Anda sudah selesai? Apa Nona Viola bisa pulang cepat?"
"Dia bilang akan datang secepat kilat."
"Haha, ada-ada saja nona ini."
Mobil melaju dengan tenang, kembali ke jalanan ramai menuju Hexana Group.
"Si bodoh itu, apa yang dilakukan Genta?" Tiba-tiba meluncur pertanyaan dari mulut Bastian.
"Tidak perlu ada yang Anda khawatirkan Tuan, saya mengawasi pergerakan tuan muda kedua dengan baik."
"Cih..."
Nona Viola sudah tahu tentang Nona Andien, tapi dia tidak pernah menanyakan atau mengungkitnya. Sebenarnya kenapa, gumam Hugo. Pikirkan bertambah banyak hari ini.
Bersambung
Hari ini update malam, masih ada yang bangun kah😴😴
mengumpulkan keberanian untuk mengatakan isi hatimu