Diam-diam Suka

Indonesia

Jenita sudah kembali beraktifitas setelah kemarin sempat sakit dan beberapa hari istirahat dirumah. Semenjak aldo mengatakan akan mengawasinya satu bulan ini, mereka intens saling bertukar kabar, baik membahas aktifitas ataupun kondisi tubuhnya.

Awalnya jenita merasa terbebani, karena aldo terlalu mencampuri kehidupan pribadinya juga. Tapi setelah dijalani ternyata tidak seburuk yang jenita fikirkan.

Jenita merasa ada yang memperhatikannya dan mempedulikannya sekarang.

Saat ini jenita baru saja menyelesaikan pemotretan. Kemudian jenita meminta ponselnya pada sinta dan mengecek apa ada pesan atau panggilan masuk dari aldo.

Tumben aldo belum mengabariku." batin jenita.

Tidak ada pesan atau panggilan masuk ke ponselnya. Padahal biasanya aldo sudah banyak mengirim pesan apalagi sekarang sudah hampir jam makan siang.

Memang tadi pagi aldo sempat berkata kalau hari ini dia akan sedikit sibuk di perusahaan. Tapi menurut jenita apa untuk mengirimkan satu pesan saja aldo sampai tidak sempat.

Jenita ayo kita pergi makan siang." ajak sinta yang sudah selesai merapikan perlengkapan jenita.

Dengan wajah cemberut akhirnya jenita mengikuti langkah asistennya menuju tempat dimana mobilnya terparkir.

Kita makan di mall saja, sekalian membeli pakaian untuk acara besok." ucap jenita pada sinta yang sedang mengemudikan mobil.

Di lain tempat, aldo sedang melakukan meeting dengan pihak mall taman mawar, salah satu klien bisnis perusahaan kendra yang sudah sering melakukan kerjasama.

Rencananya mall taman mawar ingin melakukan perluasan area mall dan meminta perusahaan kendra untuk memegang proyek tersebut.

Apa pengerjaannya bisa dilakukan dalam waktu dekat pa al?" tanya seorang wanita cantik.

Dia adalah riska anak pemilik mall taman mawar yang mewakili pihak mall untuk meeting dengan aldo.

Aku akan meminta persetujuan tuan kendra terlebih dulu. Setelah beliau menyetujui baru kita bisa langsung mengerjakan proyek ini." jelas aldo.

Baiklah, aku tunggu kabar baiknya." jawab riska.

Merasa meeting kali ini sudah cukup bagi aldo, dia pun berpamitan. Tapi riska mengajak aldo untuk sekalian makan siang bersama. Karena sudah lama bekerja sama dengan pihak mall taman mawar maka aldo pun mengiyakan ajakan tersebut.

Aldo pergi meeting sendiri tanpa mengajak dewi sekretarisnya. Hal itu tentu di manfaatkan riska yang memang tertarik dengan aldo untuk menghabiskan waktu selain karena urusan pekerjaan.

Kamu mau pesan apa al?" tanya riska yang mulai berbicara santai karena sudah bukan dalam ranah bisnis.

Saya pesan ini saja." jawab aldo sambil menunjuk salah satu menu makan siang yang ada pada buku menu.

Riska memesankan dua menu makan siang yang sama pada pelayan restoran.

Sambil menunggu pesanan, aldo ingat kalau dia belum memberi kabar pada jenita.

Baru saja aldo mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan hendak menghubungi jenita, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. Aldo langsing saja menoleh pada orang tersebut.

Jenita." ucap aldo.

Sesampainya di mall, jenita masih saja memegang ponselnya. Dari perjalanan tadi sinta sudah berulang kali melihat jenita mengecek ponsel seperti sedang menunggu kabar seseorang yang entah siapa sinta tidak tahu.

Jeni, kita mau langsung makan atau pergi ke butik dulu?" tanya sinta.

Kita makan dulu saja. Aku sudah lapar ingin makan orang." ketus jenita.

Sinta hanya mengikuti saja apa yang di inginkan jenita. Apalagi sekarang bosnya itu terlihat sedang emosi.

Masuk ke dalam restoran, sinta mencari tempat yang sekiranya nyaman untuk mereka tempati. Namun pandangannya terhenti ketika melihat seorang pria yang dikenalinya.

Jenita, itu seperti temanmu yang datang kerumah saat kamu sakit." tunjuk sinta pada pria itu.

Jenita mengalihkan pandangannya pada arah yang ditunjuk sinta.

Benar saja, jenita bisa melihat aldo di depan sana. Aldo sepertinya sedang memilih menu makanan dengan seorang wanita yang duduk di hadapannya.

Tanpa berfikir panjang jenita langsung saja melangkahkan kakinya menuju meja tempat aldo duduk saat ini. Sedari tadi dia menunggu kabar aldo, ternyata aldo sendiri sedang sibuk makan siang dengan wanita lain.

Sesampainya di meja aldo, jenita melihat aldo sedang mengeluarkan ponselnya. Jenita langsung saja menepuk pundak aldo.

Jenita." ucap aldo.

Pandangan keduanya bertemu. Aldo baru saja ingin menghubungi jenita tapi siapa sangka kalau jenita kini sudah berdiri di hadapannya.

Kamu disini?" tanya aldo lalu beranjak dari kursinya.

Kenapa, gue gak boleh ada disini!" ketus jenita.

Aldo merasa jenita seperti sedang kesal padanya.

Riska yang melihat kedatangan seorang wanita cantik menyapa aldo. Dia ikut berdiri dan berusaha untuk menampilkan senyum di wajahnya.

Aldo, apa dia temanmu?" tanya riska.

Pertanyaan dari riska membuat keduanya menoleh. Mereka menjawab secara bersamaan.

Iya.. Bukan.." jawab aldo dan jenita.

Riska sedikit bingung dengan jawaban yang di berikan keduanya.

Jadi." tanya riska lagi.

Jenita langsung maju ke arah wanita yang menurutnya biasa-biasa saja. Jenita langsung mengangkat tangannya untuk mengajak riska berjabat tangan. Riska tentu ingin terlihat sopan dihadapan aldo maka dia pun menerima jabatan tangan jenita.

Gue jenita mila, kekasih aldo hendrawan." ucap jenita dengan senyum smirk di wajahnya.

...****************...