"Saya tidak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai saya. Tapi yang harus kamu ketahui, cinta datang karena terbiasa bersama. Saya harap semoga kamu bisa merasakan cinta yang telah saya rasakan sejak tiga tahun yang lalu sampai saat ini Dik"
Satu kejadian yang tak pernah terduga yang saat ini sedang dialami oleh seorang gadis yang tidak percaya yang namanya cinta, gadis itu ialah Green Abreena.
Suatu hari, Abreena dinikahkan dengan seorang ustadz yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya. Sebuah pernikahan yang terpaksa tanpa adanya cinta yang tak bisa dihindari oleh seorang gadis cantik.
Apakah kehidupan pernikahan yang dijalani oleh Abreena dan seorang Ustadz akan berjalan dengan mulus tanpa adanya ujian dipernikahan mereka?
Dan bagaimana cara mereka melalui ujian yang datang menerpa rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MamaRizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Ke Bandung Lagi
Setelah selesai menelpon Dayyan, Breena segera bersiap.
"Mbak Ima, ini yang bagian ini buah untuk para pekerja yang lainnya iya. Dibagi sama rata aja iya mbak nanti. Biar bisa dibawa pulang sama pekerja yang nggak nginap disini" perintah Breena yang mulai membagi buah hasil panennya menjadi tiga bagian.
"Pak Budi didepan jaga sama siapa?"
"Saya jaga bersama Tono Nona"
"Kalau gitu, nanti saya minta tolong iya Pak sama Pak Budi. Bagian buah yang ini tolong antarkan kerumah orang tua saya iya Pak. Nanti saya kasih alamatnya ke Bapak"
"Baik Non, kalau gitu bauahnya Bapak packing dulu iya biar gampang bawanya nanti naik motor" ucap Pak Budi yang kemudian pergi kearah gudang untuk mencari kardus.
"Pak Budi bawa kardusnya banyak iya. Sekalian packing buah untuk Abah dan Umma nanti" ucap Breena sedikit meninggikan suaranya karena Pak Budi sudah menjauh dari tempatnya duduk.
Pak Budi yang mendengar teriakan Breena hanya mengacungkan jempolnya.
Tak berselang lama Pak Budi datang dengan membawa beberapa kardus yang akan digunakan untuk mempacking buah buahan tadi.
"Pak yang ini untuk orang tua saya. Kalau yang lebih banyak ini untuk orang tuanya Mas Dayyan. Breena minta tolong bapak packing semuanya iya. Maaf Breena nggak bisa bantu Bapak. Soalnya Breena mau masak dulu buat Mas Dayyan" ucap Breena lembut. Ia tak enak hati karena tidak bisa membantu Pak Budi.
"Iya Non tidak papa. Nanti saya minta tolong bantuan sama pekerja yang lainnya Non"
"Kalau gitu Breena tinggal iya Pak" pamit Breena yang hanya dijawab anggukan oleh Pak Budi.
"Ayo Mbak Ima kita masuk kedalam. Breena mau masak untuk makan siang nanti" ajak Breena langsung berjalan dan menggandeng tangan Mbak Ima.
"Apa sudah di izinkan sama Tuan Nona?" tanya Mbak Ima. Ia takut dimarahi membiarkan istri Tuan nya masak.
"Sudah Mbak. Dan Mas Dayyan sendiri yang minta dimasakan sama Breena"
Sesampainya di dapur. Breena meminta bantuan pada Mbak Ima dan pelayan yang lain untuk menyiapkan bahan bahan yang akan ia masak sendiri.
Rencananya Breena akan memasak udang saus padang, capcai, tahu kukus campur ayam. Dan sup iga sapi. Tak lupa ia juga nanti akan membuat salad buah dari buah buah yang dipanen tadi.
Sudah hampir satu jam Breena beraksi didapur. Para pelayan yang biasanya bertugas didapur pun kali ini menepi dari singgah sana mereka. Breena meminta mereka duduk dimeja makan khusu untuk para pekerja.
Dan mereka akan menunggu Breena dari jarak yang sedikit jauh. Takut takut ada yang dibutuhkan lagi oleh istri Tuan mereka.
Breena hanya ingin masak dibantu oleh Mbak Ima saja. Itu pun Mbak Ima hanya bertugas mengambil apa yang diminta Breena.
"Mbak Mel. Breena boleh minta tolong nggak?" tanya Breena pada salah satu pelayan yang sedang menunggunya sambil berghibah bersama teman sesama pelayan.
"Boleh Nona. Apa yang bisa saya bantu Nona?" tanya Mbak Imel antusias.
"Breena mau buat salad buah untuk cemilan dimobil nanti. Apa Breena boleh minta tolong kupaskan buah buahan yang baru diambil tadi Mbak?" tanya Breena lembut sambil tangannya sibuk mengaduk masakannya.
"Siap laksanakan komandan" ucap Mbak Imel sambil memberi hormat.
Apa yang dilakukan Mbak Imel membuat Breena dan pelayan yang lainnya tertawa melihat tingkah Mbak Imel. Sudah seperti tentara saja.
"Ayo Fi kita kerjakan apa yang diminta komandan kita"lanjutnya mengajak Fifi untuk membantunya.
Breena pun kembali fokus kemasakannya. Sangking fokusnya ia tidak sadar kalau sedari tadi Dayyan memperhatikannya. Dayyan yang gemas dengan istrinya pun pelan pelan mengendap endap menghampiri istrinya. Ia sudah memberikan kode kepada para pelayan untuk tutup diam.
Ketika dia sudah dekat dengan istrinya. Dayyan langsung memeluk Breena dari belakang dan mencium pipi Breena.
Cup
"Serius banget masaknya sayang. Sampai Mas pulang nggak disambut sama istri cantiknya Mas ini" ucap Dayyan sedikit merajuk.
"Hehehehe Maaf Mas. Breena terlalu senang hari ini bisa masakin Mas lagi. Kamu sudah dari tadi pulangnya Mas?" tanya Breena yang masih melanjutkan masakannya tanpa merasa terganggu dengan pelukan Dayyan.
"Hmmm sekitar dua puluh sayang" ucap Dayyan mengeratkan pelukannya. Ia menghirup aroma tubuh Breena sebanyak banyaknya.
"Dduuhh Mas kangen banget sama kamu sayang" lanjut Dayyan.
"Kita itu baru aja berpisah nggak sampai dua jam loh Mas. Masa uda kangen aja sih?" tanya Breena yang heran dengan tingkah suaminya yang yerkadang seperti anak kecil.
"Namanya pun juga kangen sayang" protes Dayyan sedikit mengeratkan pelukannya ditubuh Breena.
Breena langsung mematikan kompornya, dan membalikkan tubuhnya menghadap sang suami yang mode manja.
Ia pun langsung memeluk suaminya yang sudah berhasil membuat jantungnya selalu lari maraton, kalau suaminya sudah bersikap manis dan manja seperti ini dihadapannya.
"Breena juga kangen Mas" ucap Breena mendongakkan kepalanya keatas.
Sedangkan Dayyan, ia malah menundukkan kepalanya. Dayyan tersenyum bahagia mendengar Breena mengucapkan kata kangen padanya.
Cup
Dayyan mengecup bibir Breena sekilas. Kemudian ia membawa kepala Breena bersandar didada bidangnya. Sehingga Breena dapat memdemgar suara detak jantunh Dayyan.
Dan terjadilah adegan pelukan diarea dapur yang sukses membuat para pelayan meleleh melihat sikap romantisnya Dayyan.
"*Duuhh Tuan kok gitu banget iya, romantisan didaerah dapur. Aku kan jadi pengen juga diromantisin kaya gitu"
"Laahh emang dirimu punya suami?"
"Iya nggak punya"
"Makanya nikah dulu biar mau diromantisin seperti itu" ejek temen yang lainnya*
Beberapa saat kemudian, setelah Dayyan dan Breena sholat Dzuhur berjamaah dengan para pekerja dirumahnya. Dan makan siang bersama juga dengan para pekerja. Dayyan dan Breena pun saat ini sedang bersiap berangkat ke Bandung.
"Sayang nggak usah bawa baju banyak banyak. Karena Mas nggak bisa lama nginap disana" ucap Dayyan ketika ia melihat Breen sedang menyiapkan baju baju mereka.
"Iya Mas, Breena juga nggak bisa nginap lama disana. Lusa Breena ada janji sama dosen pembimbing Mas. Mau menyerahkan Skripsi Breena" jawab Breena tanpa melihat kearah suaminya.
"Uda selesaikan sayang. Ayo kita berangkat" ajak Dayyan ketika Breena sudah menutup travel bag nya.
"Ayo Mas Breena uda nggak sabar mau ketemu sama Umma" ucap Breen senang.
"Kalau gitu ayo kita turun" ajak Dayyan menggandeng tangan Breena.
Breena dan Dayyan pun sudah berada diteras rumah. Menunggu Pak Budi selesai memasukkan barang barang yang akan mereka bawa ke Bandung.
"Mbak Ima, Breena pergi dulu iya. Titip rumah iya Mbak" pamit Breena sambil memeluk pelayannya itu.
"Hati hati iya Non dijalannya. Sampaikan salam Mbak sama Bu Nyai nanti iya Non" ucap Mbak Ima sambil membalas pelukan Breena.
Ia tak menyangka kalau istri Tuan nya mau memeluk nya, yang hanya seorang pelayan. Mbak Ima pun meneteskan air matanya. Nona nya yang terlahir dari keluarga kaya mau memeluknya.
"Siap Mbak. Nanti Breena sampaikan" ucap Breena kemudian masuk kedalam mobil.
"Assalamualaikum" pamit Breena.
"Wa'alaikum salam Non" ucap Mbak Ima sambil menghapus air matanya.
Ketika Breena sudah duduk manis , Dayyan pun segera melajukam mobilnya menuju kearah Bandung.
Sebenarnya Breena mengajak Dayyan ke Bandung bukan hanya karena Breena merindukan Umma Hanum. Tetapi ia juga mempunya satu rencana besar yang akan membuat masa depan dan rumah tangganya bersama Dayyan lebih bahagia.
Iya Breena berencana akan mengungkapkan perasaannya disana besok ketika Dayyan ulang tahun.
Dan seperti kebiasaan ditahun tahun sebelumnya. Umma Hanum akan mengadakan makan bersama dengan para santri dan ustadz serta ustadzah. Hanya makan bersama diaula tanpa adanya kue dan tiup lilin.
Kenapa Breena tau ada acara makan bersama besok. Itu semua karena setelah Dayyan pergi yang katanya mau menemui client nya. Umma Hanum menelpon Breena dan meminta Breena dan Dayyan untuk datang ke Bandung besok.
Namun yang namanya Dayyan, apa pun akan dilakukannya untuk Breena. Yang awalnya Breena minta besok pergi nya, tetapi Dayyan justru mengajaknya siang hari tanpa menunggu datangnya hari esok.
maaf 🙏 Thor aku kritik tulisanmu banyak salah, nulisnya ngantuk ta gmn thor