Dimanfatkan oleh sepasang suami istri, Aira tidak bisa menolak. Ia terdesak oleh keadaan, menukar masa depannya. Apakah pilihan Aira sudah tepat? Atau justru ia akan terjebak dalam sebuah hubungan rumit dengan pria yang sudah beristri?
Selamat datang di karya author Sept ke 23
Yuk, follow IG author biar tahu novel terbaru dan info menarik lainnya.
IG : Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Muda
Wanita Pengganti Bagian 33
Oleh Sept
Aira bergidik ngeri, ia memilih ke kamar mandi. Mensucikan isi kepalanya yang sudah ternoda berkali-kali. Gadis polos itu sudah tercemar, terkontaminasi oleh kelakuan Farel yang sangat-sangat di luar batas bayangan Aira. Pria yang suka marah-marah itu, nyatanya menyukai apa yang ada pada tubuhnya. Terlihat begitu benci, tapi malah selalu menyentuhnya.
Cukup lama Aira di kamar mandi, saat ia keluar, dilihatnya Farel sudah terlelap. Kali ini pria itu ditutup oleh selimut. Tidak seperti tadi, yang membuat Aira kacau dan canggung sendiri. Bagaimana pun juga, dia wanita muda yang masih belia, masih polos. Disuguhi pemandangan yang seperti tadi, wajahnya langsung hangat.
Tidak mau Farel bangun, Aira lantas memilih tidur di sofa panjang yang ada di dekat pintu, masih di kamar yang sama. Karena badannya capek semua, tidak menunggu lama. Ia pun akhirnya terlelap juga.
***
Aroma masakan yang harum, membuat Aira lapar. Perutnya langsung konser ketika baru membuka mata. Dia jelas kaget, karena sudah pukul 7 pagi. Tidak biasanya Aira ini telat bangun. Pasti karena badannya yang sakit semua karena ulah Farel semalam.
"Jam berapa ini?" gumam Aira.
Dilihatnya ranjang juga sudah kosong. Aira kemudian keluar kamar. Dia ingin melihat keadaan di luar sana. Samar-samar terdengar suara orang berbicara.
Semalam rumah masih sangat sepi, tapi pagi ini lumayan ada suara orang. Apalagi ada aroma masakan yang harum, membuatnya langsung lapar.
"Selamat pagi, Non."
Aira melihat ke belakang, ia heran dipanggil 'Non' oleh wanita yang memakai apron di tubuhnya. Sepertinya dia adalah ART baru di rumah tersebut.
"Perkenalkan, saya pembantu baru di rumah ini. Istrinya pak Joko. Security di sini. Nama saya Susiana, Non Aira bisa panggil saya Bik Susi," kata wanita tersebut dengan ramah.
Aira megangguk, kemudian melihat sosok pria yang sedang telpon. Ia melihat Farel yang sepertinya berbicara penting di ponselnya.
"Baik, saya datang satu jam lagi!" ucap pria itu kemudian berbalik dan melihat Aira yang ada di belakangnya.
"Ini pembantu di rumah ini, jangan lakukan apapun. Diam dan tidak usah keluar rumah!" ucap Farel ketus. Pria itu kemudian mengambil kunci mobil. Lalu berbicara pada security di teras rumah. Sepertinya berpesan sesuatu, tapi Aira tidak bisa mendengarnya. Karena posisi mereka yang cukup jauh.
"Non Aira mau saya siapakan makan sekarang?" tanya bi Susi.
Aira tersadar, ia kemudian melirik dapur. Terserah Farel mau ke mana. Sepertinya dia harus isi perut terlebih dahulu. Masakan bi Susi ternyata sangat enak, cocok sekali dengan lidah Aira yang kurang suka dengan masakan barat. Cukup sambal, ayam goreng serta ikan lele. Ditambah lagi lalapan.
"Bik, masakannya enak sekali," kata Aira yang nambah.
"Makan yang banyak, Non. Bagus untuk ibu hamil. Tapi jangan banyak-banyak sambalnya. Tapi itu tadi bibi kasih sedikit cabenya. Tomat saja yang banyak," terang bibi sambil mengambil minum.
'Dia tahu aku hamil?' batin Aira yang cukup kaget.
"Bibi sudah kenal lama sama pak Farel?" tanya Aira penasaran.
"Ya kenal, Non. Bibi sudah beberapa tahun kerja di rumah utama. Ini aja bibi kaget, tiba-tiba dihubungi suruh pindah ke sini. Bibi juga kaget, tuan menikah lagi, malah sekarang mau punya anak. Tapi bagus, tuan kan lama menikah, tapi gak punya anak," ucap wanita tersebut sambil lap-lap meja.
Aira langsung menelan ludah. Dia langsung merasa tidak enak. Aira pun tambah kepikiran. Aira takut, dicap sebagai pelakor.
***
Sepanjang hari, Aira hanya di kamar. Ia sungkan kalau ketemu bi Susi. Padahal bi Susi mah kerja professional. Tidak melibatkan perasaan saat bekerja. Dan lagi, dia juga tidak mau ikut campur, majikannya mau menikah lagi atau tidak. Dia digaji untuk kerja, bukan untuk julid.
"Non, sudah sore ... Non Aira belum makan siang dari tadi," ucap bi Susi di depan pintu kamar.
Tok tok tok
"Non."
Aira membuka mata, rupanya dia ketiduran. Dipanggil nan non dari tadi tidak bangun, karena belum terbiasa. Seperti bukan memanggil dirinya. Mungkin Farel kasian padanya, makanya sudah tidak boleh mengerjakan pekerjaan rumah. Atau jangan-jangan ini hanya akal bulus pria tersebut. Aira tidak boleh melakukan apapun, cukup melayani pria tersebut. Membayangkan saja, Aira langsung bergidik.
KLEK
"Iya, Bik."
"Kalau hamil, jangan telat makan," kata bi Susi.
Aira hanya mengangguk. Ia benar-benar ngantuk, sampai ketiduran lama.
***
Kediaman Farel.
Nita sudah ngomel-ngomel karena Farel sekarang sering tidak pulang.
"Nita sampai telpon mama, tapi Mas gak pernah ke sana. Mas ini tidur di mana?" cerocos Nita yang marah-marah, padahal suaminya baru pulang kerja.
"Aku baru pulang kerja, kenapa kamu berisik sekali?"
Tanpa basa-basi, Farel langsung naik ke atas. Dia langsung masuk kamar, padahal Nita belum selesai bicara.
"Mas!" panggil Nita emosi.
Keduanya pun terlibat pertengakaran. Hal-hal kecil mulai menjadi besar. Hubungan yang hangat mulai hambar.
Nita sampai membatalkan semua acara shownya. Dia harus membereskan urusan rumah tangganya dulu.
"Oke! Sekarang Mas mau apa?"
"Apa maksud kamu? Suami pulang ribut saja!"
"Jelasin! Mas kemarin-kemarin ke mana?"
Farel tidak bisa menjawab, karena dia memang sulit berbohong.
"Tatap mata Nita! Mas gak bisa bohong sama Nita! Mas selingkuh?" tuduh Nita.
Farel mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian pergi ke balkon. Menyalakan api, bergelut dengan kepulan asap. Istrinya itu bikin stress. Yang menghadirkan gadis lain siapa? Yang memintanya untuk punya anak dengan wanita lain siapa? Rasanya ingin teriak. Namun, ia tahan.
Nita sudah curiga, hilangnya Aira bukan kebetulan. Dia mengendus sesuatu yang tidak beres.
'Awas kalau kalian macam-macam!' sorot mata Nita kini penuh kebencian.
***
Esok harinya, Farel ngantor normal seperti biasanya. Ia tidak tahu, kalau orang Nita sedang membuntuti pria tersebut. Karena memang sedang sibuk-sibuknya, Farel pun fokus pada pekerjaan.
Ia sempat meeting di luar, kemudian kembali ke kantor. Nita sampai kesal, karena seharian itu semua sangat wajar. Namun, dia belum menyerah. Pasti ada yang tidak beres dengan suaminya itu.
***
Rumah Farel yang lain, rumah yang hanya ditempati Aira, istri mudanya. Aira sekarang jelas terlihat bugar, karena satu malam sudah absen. Ia bisa istirahat cukup tanpa ganguan.
Sejak kemarin pria itu belum datang. Dan itu malah membuat Aira senang. Entah mengapa, kalau dekat Farel, dia hanya merasa takut. Kadang juga merasa terancam.
Rasa tentram dan damai sepertinya hanya untuk sesaat, karena sore itu, setelah tidak bertemu satu hari, Farel malah datang.
Datang-datang langsung masuk kamar, Aira yang waktu itu di dapur dengan bi Susi, langsung gelisah saat Farel memanggil namanya.
BERSAMBUNG
klik profile Sept
Ada 23 judul yang tersedia. Semoga terhibur ya.
karepmu jane piye reeell jalok d santet opo piyee.....😡😡😡😡😡😡😡
waktu penyiksaanmu teko fareelll....gawe trsiksa dsek iku farel thoorr.....ben uring uringan mergo nahan rindu tpi airane moh ktmu gtuu 😀😀😀😀😀