Mencintainya bukan bagian dari sebuah kesalahan,namun melupakannya adalah sebuah keharusan, meskipun bukan sebuah keinginan.
Mampukah Rayyana mendapatkan cintanya atau sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 : Pengakuan
Abian diam seribu bahasa setelah pulang dari restoran.Moodnya memburuk seketika.Rayya tau kalau saat ini Abian sedang marah padanya.
Rayya tidak menyangka leluconnya tadi bisa membawa dampak negatif pada Abian.
Rayya masih mencoba bungkam, mengikuti drama yang Abian buat, namun, itu tidak bertahan lama.Ternyata Abian sedang tidak berakting layaknya aktor aktor papan atas, melainkan dia memang benar benar marah.
"Bi.. "panggilan pertama Rayya.
Abian tidak menyahut,menoleh pun tidak.
" Abi.... "Panggil Rayya lagi.
Belum ada respon.
" Abiaannn.... "Rayya akhirnya berteriak.
Bukan jawaban dari mulut,Abian justru menghentikan mobilnya secara mendadak.
Karena aksi Abian barusan membuat Rayya kaget bukan main.
Hening selama beberapa menit.tidak lama kemudian,dengan nada yang sangat lembut Rayya mulai berbicara pada Abian.
" Bi.... kamu marah? maaf kalau membuatmu nggak nyaman,ucapanku di restoran tadi itu hanya main main."ujar Rayya.
Amarah Abian yang tadinya sudah sampai di ubun ubun mereda seketika mendengar suara Rayya yang sangat menenangkan.
"Ay...... " panggil Abian, dia menatap lurus ke depan.
"Iya.. " jawabnya.
"Sekarang ini aku seperti senja, sesuatu yang indah tidak di ciptakan untuk ku miliki,tapi cukup dengan ku pandangi dari jauh dan ku syukuri bahwa dia ada untuk ku kagumi dalam diam." Ujar Abian setelah lama bungkam.
Rayya masih menyimak perkataan Abian.
"Aku yakin Allah sedang mengujiku,Allah tidak pernah salah mempertemukanku dengan seseorang, hadirnya membawa salah satu di antara dua hadiah untukku,yaitu kebahagiaan dan pengalaman.Namun di antara keduanya,aku sangat menginginkan sebuah kebahagiaan.
Rayya terus menatap Abian dengan intens,dia mulai mengerti kemana arah pembicaraan ini akan bermuara.
Abian menoleh ke arah Rayya yang duduk tepat di sampingnya.
" Maafkan aku, aku nggak akan bisa menahannya lagi Ay... aku mencintaimu, sangat mencintaimu,,,. maafkan aku karena telah lancang mengatakannya, aku tau kamu pasti akan membenciku.Tapi tolong, hargai perasaanku, mati matian aku berusaha menahannya selama ini, namun aku nggak bisa..."Abian menatap mata Rayya penuh rasa cinta, dan Rayya pun bisa melihat itu.
Bagaikan di sambar petir di siang hari,begitu lah perasaan Rayya saat ini, hening... Rayya pun menatap Abian.
Pengakuan Abian yang menurut nya sangat tiba tiba itu,membuatnya tidak bisa berpikir jernih, ini lebih tragis daripada mantan suaminya dulu yang tertangkap basah sedang bersama wanita lain.Rayya merasa jauh lebih tersiksa mendengar pengakuan cinta Abian saat ini.
Rayya membuang muka membelakangi Abian.Cairan bening itu lolos tanpa permisi dari mata indahnya.Dia juga bingung kenapa harus menangis di saat seperti ini.
Dengan cepat dia menghapus air mata itu, dia tidak ingin Abian tau kalau saat ini dia tengah rapuh,seandainya bisa ingin sekali dia berteriak dan mengatakan"iya aku juga sangat mencintaimu."Tapi jelas itu tidak akan terjadi.
"Jangan gila Bi,itu bukan cinta.." Rayya mulai berbicara setelah berhasil memenangkan gejolak dalam dadanya.
"Aku nggak hilang akal Ay, Aku sangat sadar mengatakan itu semua, Aku cemburu mendengarmu memuji nama pria lain di depanku,aku nggak terima.. "
"Tapi ini nggak bisa Abi.."
"Aku tauuu, sebelum aku mengatakannya, aku sudah tau akan seperti apa jawabanmu.Ay....butuh waktu dan nyali untukku mengatakan semuanya.ini juga nggak mudah bagiku Ay...sungguh rasa cintaku itu sudah mengalahkan logika ku."
Rayya mengembuskan nafasnya kasar."Hhhhhh... "
"Bi... istrimu sedang hamil,dia sedang mengandung hasil buah cinta kalian, sekarang pasti dia sangat membutuhkanmu.Please..... lupakan rasa itu untukku,, ok?! "pinta Rayya.
" Bullshit.... aku yakin itu bukan anakku."Kesal Abian dalam hati.
"Aku ingin bertanya padamu dan kau harus menjawabnya jujur.. " ujar Abian tanpa mengindahkan permintaan Rayya.
"Selama ini,, apa jantungmu nggak pernah berdetak lebih cepat saat berada di dekatku? " tanya Abian.
Deg..... "Pertanyaan macam apa ini."Batin Rayya.
" Nggak.. "Jawabnya tanpa menatap wajah Abian,dia lebih memilih membuang muka dari pada menatap mata elang itu.Dia takut kebohongan nya akan terungkap.
" Liat aku Ay...!! "Abian menaikkan intonasi suaranya.
Mau tidak mau Rayya harus menatap Abian kembali meskipun dengan perasaan kesal.
" Aku tanya sekali lagi,,kamu juga mencintai ku kan? "tanyanya penuh harap.
"Apaan sih Bi,,aku bilang nggak ya nggak.. "ujar Rayya sambil menggigit bibir bawahnya.
Abian tersenyum,beberapa bulan bersama, membuat Abian tau sifat Rayya, saat wanita cantik itu mulai menggigit bibir dan tangannya menggenggam erat ujung bajunya, itu pertanda kalau dia sedang berbohong.
" Jangan berbohong padaku Ay.. aku tau kalau kamu juga mencintaiku... "ujarnya tersenyum.
" Jangan kege'eran kamu, kayak nggak ada pria lain aja... "jawabnya sedikit terbawa suasana.
" Memang nggak ada yang seperti aku, dan itu nggak akan pernah kamu dapatkan sampai di belahan dunia manapun."
"Hanya ada tiga kemungkinan, kita terlalu cepat bertemu, kita terlambat mengenal atau kita seharusnya nggak pernah saling tau.Kenapa? karena kamu adalah bukti nyata yang semakin meyakinkan ku bahwa orang yang tepat di waktu yang salah itu benar benar ada."lanjutnya lagi membuat Rayya tidak bisa berkata kata.
"Aku cukup tau diri Ay,betul katamu, istriku saat ini sedang hamil, namun itu bukan menjadi masalah bukan kalau aku mengungkapkan isi hatiku,aku kan bukan mengajakmu menikah saat ini juga, aku hanya ingin membuat dadaku yang selama ini sesak sedikit lebih lega saat mengatakannya padamu.
"Tapi seandainya kamu mengiyakannya,nggak perlu menunggu waktu lama, aku akan segera menikahimu." batin Abian berbanding terbalik dengan apa yang dia ucapkan barusan.
"Sampai kapan kita akan berada terus di tempat ini? " tanya Rayya mengalihkan pembicaraan,karena kalau tidak, tidak menutup kemungkinan dia akan mengatakan semua yang ada dalam hatinya.
"Kenapa kamu mengalihkan pembicaraan? "tanya Abian.
" A.. aku.... nggak gitu Bi,,,ini udah malam, aku capek."
"Baiklah.. "Abian mengalah, seharian ini aktifitas mereka memang sangat padat, di tambah lagi Rayya yang sedang berpuasa membuatnya memaklumi itu.
Mobil bergerak menuju hotel, tidak ada perbincangan di antara keduanya.Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.
Kondisi masih sama setiba mereka di lobby hotel, saat berada dalam lift Abian terus menatap wanita cantik yang berdiri di depannya sambil menunduk.Kali ini dia masih harus menahan diri untuk tidak mendekat pada Rayya, dia menjaga jarak agar tidak berbuat di luar nalarnya, karena saat ini seluruh otaknya sudah di penuhi nama sang bidadari yang sangat susah untuk di miliki nya itu.Bukan susah di miliki dalam hal perasaan, karena dia tau kalau Rayya pun menyukainya hanya saja keadaan yang membuat semua terasa begitu sulit.
"Masuklah istirahat, aku tunggu besok pagi, kita berangkat setelah sarapan." ucap Abian sebelum masuk ke dalam kamarnya.
"Bi... " panggil Rayya.
Abian menoleh. "mmmmmm... "
"Ada sebuah dongeng antara bulan dan matahari yang saling mencintai, tapi mereka tidak pernah bisa berjumpa, ketika matahari datang, bulan sudah hilang. Ketika bulan kembali, matahari pergi.Kemudian Allah menciptakan gerhana untuk di perlihatkan ke semua orang bahwa nggak ada yang mustahil untuk cinta. Hanya saja saling menjaga jarak itu lebih baik sambil menunggu waktunya tiba untuk di persatukan." Ujar Rayya panjang lebar.
Pintu kamar Abian yang semula terbuka dia tutup kembali.Netranya menatap tak percaya pada Rayya yang sedang berbicara.Abian tau saat ini, Rayya sedang mengakui perasaannya, tapi tidak dengan cara yang bar bar seperti dirinya.
...****************...
baiklah
rayya...daebak