MENAKLUKKAN HATI TUAN PEMARAH

Selepas makan malam, dewa lebih dulu meninggalkan meja makan itu lalu meminta cia untuk segera menemui nya di kamar.

"Duduk!" Kata dewa dengan suara yang dingin tanpa emosi ketika cia membuka pintu kamar pribadi mereka

Cia pun duduk di sofa yang berhadapan dengan pria itu tanpa bertanya. Namun kedua netra nya menangkap sesuatu yang asing di atas meja yang menjadi sekat antara kedua nya..

"Baca baik baik lalu tandatangani!"

Cia tertegun sejenak namun pandangan nya tak teralih dari selembar kertas serta sebuah pena hitam yang ada di samping kertas itu..

Perlahan cia menggerakkan tangan nya untuk mengambil kertas tersebut, entah apa isi nya namun cia memiliki firasat buruk tentang ini...

"PERJANJIAN PERNIKAHAN"

Mata cia membola sempurna ketika membaca dua kata yang berdampingan yang menjadi judul di kertas itu dengan menggunakan huruf kapital...

Dalam sekali tarikan nafas, cia berhasil membaca perjanjian pernikahan yang di buat secara sepihak oleh dewa.

Cia menggelengkan kepala nya tak percaya dengan isi surat perjanjian itu..

"Aku tidak mau menandatangi surat gila itu!!" sentak cia membuat wajah dewa menegang..

"Pernikahan itu bukan untuk main main. Aku menikah dengan mu bukan untuk berkompromi dengan kegilaan mu itu..!!" cia melemparkan kertas tersebut sembarangan, dia kemudian bangkit dari duduk nya..

"ALICIA!" pekik dewa menghentikan langkah cia.

"APA ?" Cia tak mau kalah, bahkan tak gentar sama sekali melihat kemarahan di wajah lelaki itu. Yang sesungguh nya, cia merasa lelah kalau harus bersandiwara juga seperti ketika dia dengan Al. Cia harus selalu terlihat berhubungan baik dengan Al meski sebenarnya tidak. Cia lelah dengan itu semua.

"Apa yang kau cari dari pernikahan ini ? Apa kau sudah mencintai ku, huh ?"

Cia menggeleng cepat, "Tidak! Aku belum mencintai mu. Tapi aku tak mau terlibat dengan perjanjian yang kau buat!"

"Belum mencintai ku, apa itu artinya kau berniat untuk menumbuhkan cinta itu di hati mu ?" Dewa maju dengan seringai lebar yang seolah meremehkan, "Jangan mimpi!! karena aku tak akan memberikan mu kesempatan untuk mencintai ku!"

Cia menelan rasa sakit nya bulat bulat, mengapa dia harus berusaha sendiri untuk mencintai padahal seharusnya mereka membangun pernikahan ini bersama, bukan ?

"Tak masalah bagi ku! Aku akan tetap berusaha mencintai mu meskipun kau tidak! Anggap lah ini sebagai bentuk bakti ku pada kedua orang tua ku juga pada kedua orang tua mu!"

Ucapan cia berhasil menyentil sesuatu yang bernama hati.

"Sepertinya kau belum tau, kak.. Biar aku beritahu. Dulu, ketika kedua orang tua mu di jodohkan, tepat di malam pertama papi bima memberikan surat perjanjian pernikahan pada mami luna, persis seperti yang kau berikan pada ku!" Cia menjeda ucapan sambil melangkah dan memungut kembali kertas yang sempat di lemparnya tadi, "Ini, surat yang telah susah payah kau tulis ini kelak akan menjadi karma untuk mu sendiri. Bagaimana kau menangani nya jika suatu saat kau lah yang mencintai ku sedalam itu seperti hal nya papi bima yang mencintai mami luna begitu besar.."

Tentu saja cia tau tentang rahasia itu sebab mami luna sendiri yang menceritakan segala nya pada sang menantu.

Cia meremas kertas itu lalu dia lemparkan kembali namun kali ini tepat di dada lelaki itu, "Kau tandatangani saja sendiri! Aku akan tetap melakukan tugas ku sebagai seorang istri meski kau tak menganggap ku ada.."

Cia keluar dari kamar sambil membanting pintu cukup keras.

Dewa seakan tersentak dan dibuat tak berkutik oleh gadis kecil itu, lagi. Ya, dewa adalah seorang yang selalu membuat lawan bicara nya mati kutu. Tapi sejak bertemu dengan cia, gadis itu selalu saja membalikkan keadaan. Dan saat ini pun begitu..

🍂

Cia sudah berada di tepi kolam dan memasukkan kaki nya sampai sebatas betis ke dalam air kolam renang di taman belakang mansion yang sangat luas.

Gadis itu butuh sesuatu untuk mendinginkan hati nya yang terasa panas karena ulah dewa.

Masih ingat jelas di kepala cia apa isi surat perjanjian itu dari poin satu sampai point kelima. Dan semua nya tak ada yang masuk akal.

Di point pertama saja dewa sudah menulis bahwa pernikahan mereka akan berlangsung hanya selama 100 hari. Point kedua dan ketiga berisi tentang untuk tidak mencampuri urusan masing masing selama mereka terikat di pernikahan tersebut, kemudian point ke empat tidak ada sentuhan fisik, dan yang terburuk dari itu adalah point terakhir, di point kelima dewa menginginkan untuk tinggal di apartemen nya lagi dan cia tidak boleh melarang atau memberitahu pada siapapun tentang ini, terutama pada kedua orang tua dewa. Inti nya mereka akan hidup terpisah selayaknya orang asing. Bukan hanya pisah kamar tapi ini pisah tempat tinggal..

"Sepertinya sejak di khianati si j*lang itu otak nya jadi tidak waras! Bisa bisanya dia membuat perjanjian yang hanya akan menguntungkan diri nya sendiri.. Huhft.. Enak saja!"

Untunglah cia sudah tahan banting, jadi dia bisa setegar sekarang meski kenyataan kehidupan nya kini jauh lebih pahit dari masa lalu nya..

🍂

Dalam kegelapan malam, pintu kamar di buka dari luar. Cia sengaja berjalan pelan pelan karena takut membangunkan dewa yang mungkin saja sudah tidur.

Sejak perdebatan sengit dengan lelaki itu, cia baru kembali ke kamar saat jarum jam sudah menunjukkan angka 12 tengah malam.

Cukup lama cia menyendiri di tepi kolam hingga denting jam pengingat waktu di ruang keluarga terdengar nyaring membuyarkan lamunan nya. Dan saat itu lah dia menyadari bahwa sudah terlalu lama dia disana..

Cia merasa ruangan itu sunyi, tak ada dengkuran halus atau nafas teratur dari si pemilik kamar itu selain diri nya..

Tak ingin berpikiran buruk, cia pun memberanikan diri untuk menekan saklar lampu demi memastikan adakah sosok itu di kamar.

Cia tersenyum getir saat kedua netra nya tak menangkap raga suami nya berbaring di tempat tidur nya. Tak ada siapapun di kamar itu, entah kemana dewa pergi, cia berusaha untuk tidak mencari tau..

Gadis itu pun berjalan menuju kasur, berbaring disana sambil menenggelamkan wajah di bantal..

"Kuat, cia! Kamu pasti kuat!"

🍂

Genap tujuh hari sudah sejak malam itu dewa tak lagi menampakkan batang hidung nya di hadapan Alicia. Bahkan selama itu pula dewa tak pulang ke mansion.

Jangan tanya usaha apa yang sudah cia lakukan untuk menemui dewa. Gadis itu bahkan sampai datang ke perusahaan agar bisa bertemu dengan suami nya. Tapi sudah tiga kali cia berusaha dan sebanyak itu pula dia gagal menemui pria tersebut.

Rafa sang asisten mengatakan dewa sedang dalam perjalanan bisnis. Namun cia tak yakin dengan ucapan lelaki itu sebab tak mungkin dewa melakukan perjalanan bisnis tanpa seorang asisten di samping nya.

Kali kedua alicia datang, jangan kan bertemu dewa bahkan rafa pun tak ada. Hanya sekretaris nya saja yang memberitahu bahwa dewa sedang meeting di luar kota.

Hari terakhir cia datang, mobil pribadi suami nya yang cia hafal betul bentuk bahkan plat kendaraan nya terlihat terparkir sempurna di parkiran khusus CEO. Berharap bisa di temui namun dewa malah meminta petugas keamanan untuk mengusirnya. Bahkan rafa saja tak bisa membantu cia karena di ancam akan di pecat oleh tuan nya yang gila itu...

"Nona, apakah saya harus memberitahu perihal ini pada tuan dan nyonya besar ?" tanya margaret yang sudah tak tega melihat nona nya melamun di tepi kolam setiap hari.

Cia tersenyum, berusaha untuk terlihat tegar di hadapan wanita itu..

"Tidak perlu! Aku tak mau membuat mereka khawatir.." kata cia lalu kembali menatap lurus ke kolam yang air nya begitu tenang...

🍂

Sementara itu di waktu yang berbeda tepat nya di ruangan pribadi seorang CEO, dewa sang pemimpin perusahaan raksasa itu sedang berbicara dengan asisten pribadi nya mengenai langkah yang akan dia ambil untuk menghancurkan karir mantan kekasih nya.

"Tarik semua dana yang perusahaan berikan untuk ikut berinvestasi pada rumah produksi milik tuan Maverick! Jangan sampai ada yang tersisa!!" titah dewa pada asisten nya. Benar. Dewa pernah berinvestasi dengan nama perusahaan atas permintaan abigail.

Wanita itu meminta bantuan dewa karena rumah produksi tempat nya menjadi model sedang pailit, kekurangan dana produksi.

Dewa yang notabene sedang di fase bucin akut pada abigail langsung saja memberikan kucuran dana yang nominal nya tak main main itu tanpa syarat.

Dan sekarang dewa ingin uang nya kembali, utuh tanpa kurang satu rupiah pun.

"Baik, tuan!" ucap rafa lalu dia segera menjalankan tugas. Tak sulit bagi rafa untuk meminta kembali uang itu secara utuh, sebab tanpa dewa tau rafa sudah membuat surat perjanjian hitam di atas putih dengan staf rumah produksi tersebut, bahwa kapan pun dewa meminta uang itu kembali maka detik itu juga harus kembali.

Lagi lagi, semua rafa lakukan atas titah tuan dan nyonya besar nya. Selain sebagai asisten pribadi, rafa pun merangkap sebagai kaki tangan papi bima dan mami luna, ya tentu saja itu semua dia lakukan di belakang dewa...

Rafa pun turut senang karena tuan nya langsung mengambil tindakan sehari setelah pria itu patah hati...

Dewa mengetuk-ngetukan ujung pena di atas meja sambil menaikkan satu sudut bibirnya.. "Ini baru permulaan untuk mu, Tuan Maverick! Aku akan menghancurkan bisnis mu satu demi satu..."

🍂

‼️

Atas permintaan reader setia novel otor kak @sum mia, malam ini otor up tiga bab sekaligus..

Chapter 21 di jam 23.50

Chapter 22 di jam 23.51

Chapter 23 di jam 23.52

Hanya selisih satu menit di setiap bab nya..

Stay tune aja ya gaess, semoga nggak lama lama nyangkut di editornya 💜

Love you All, see you lagi di jam kunti besok ya 🤗🤗🤗

Jangan lupa Like, Komentar dan Vote nya ya 🥰

Bintang lima nya juga jika berkenan 🙏

🍂