melati adalah seorang wanita cantik dari kampung yang ikut merantau suaminya ke Surabaya, dengan berbekal ijazah SMA ia pun di terima kerja di sebuah perusahaan dengan posisi hanya sebagai karyawan produksi biasa, tapi di saat itulah anak dari bosnya jatuh cinta pada nya, akankah melati bisa sepenuhnya setia atau malah jatuh cinta pada bos nya, ikuti terus kisahnya ya guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seindah Permata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35
Sedangkan di lain tempat arif yang masih fokus menyetir truk nya membawa hasil produksi perusahaan tempatnya bekerja ke tempat tujuan. Ponselnya dari tadi berdering tapi tidak ia pedulikan karena ramainya jalan dengan suara motor, mobil, serta truk-truk besar mengklakson secara bergantian. Setengah jam kemudian arif sampai di tempat tujuan, ia pun beristirahat sambil menunggu muatannya di turunkan oleh staf lain, arif kemudian mengecek ponselnya banyak panggilan tidak terjawab, arif pun menghubungi nya balik.
"Halo " panggil arif setelah telpon nya terhubung
"Halo mas, kamu kemana aja sih, dari tadi aku telpon-telpon nggak di angkat-angkat" ujar seseorang di seberang sana dengan nada manja membuat arif senyum-senyum sendiri.
"Iya maaf, tadi lagi di jalan sayang, kamu kan tau sendiri kalau di jalan mas nggak bisa sembarang main hp kalo jalannya rame" jelas arif.
"Berarti mas udah nyampe, aku susulin ya mas kesana, langsung ke rumah aku?" tanya perempuan itu.
"Bentar dulu ya, jam 4 sore nanti kamu kesini, mas juga mau istirahat dulu sambil nunggu barang turun"ujar Arif.
"Oke siap mas, aku mau siap-siap dulu ya" jawab wanita tersebut.
"Oke sayang ku" arif menutup telponnya, ia kemudian tidur sebentar, mengistirahatkan mata nya yang sudah terjaga dari semalam.
Sore harinya pukul 4 sore arif sudah menunggu seseorang yang menjemput nya di depan perusahaan tempatnya bekerja, sebab truk nya sudah ia parkirkan, badannya sudah bersih habis mandi dan wangi.
"Udah lama nunggu mas?" Tanya wanita itu saat baru sampai dengan motor matic nya.
"Nggak kok, baru duduk" arif menghampiri wanita itu lalu duduk di depan menggantikan mengemudi kan motor nya,.
Namanya Vivi, janda berumur 30 tahun, memang usianya lebih tua dari arif, sebenarnya beberapa bulan lalu teman sopirnya mengenalkannya dengan arif, wanita itu awalnya langganan psk teman arif itu, arif pun yang di panas-panasi oleh temannya memberanikan diri mencoba apalagi ia tergiur oleh bok*ng Vivi yang bahenol serta payudara yang besar dan wajah Vivi pun putih glowing, pertama kali menyewa Vivi arif sangat ketagihan karena permainan nya yang sudah sangat pro membuat arif sangat puas, sekali dua kali lama-lama keterusan hingga menumbuhkan benih-benih cinta di antara keduanya, hingga lama-kelamaan arif melupakan istrinya, bahkan ia tidak pernah memberikan nafkah untuk istrinya lagi, malah istrinya yang selalu di mintai uang dengan berbagai alasan untuk membiayai istri barunya yang cantik, ***** serta bahenol ini.
dan puncaknya 3 bulan lalu arif menikahi Vivi secara siri, dirinya melarang Vivi meneruskan pekerjaan sebelumnya, Vivi pun Mau asal uang arif sepenuhnya di berikan padanya, karena Vivi tidak mau kalah dengan istri sah arif, apalagi kebutuhan perawatan dirinya yang sangat banyak di tambah Vivi masih harus membiayai anak nya dari mantan suaminya dulu.
Sampailah arif dan Vivi di rumah Vivi, rumah peninggalan orang tua vivi, kedua orangtuanya sudah meninggal sebelum dirinya bercerai dari suami pertamanya dan mempunyai anak perempuan yang sekarang sudah kelas 2 SMP.
Vivi terpaksa menjajakan dirinya karena ia di PHK dari perusahaan tempatnya bekerja dulu, karena masih punya cicilan motor dan harus menghidupi Vina putrinya. Iapun memilih jalan pintas untuk mendapatkan uang dengan cepat demi menyambung hidupnya serta putrinya.
"Mas mau kopi??" Tanya Vivi saat mereka berdua duduk di kursi ruang tamu.
"Boleh sayang" jawab arif, inilah yang paling arif suka dari Vivi, dia selalu memperhatikan dan menyiapkan apa yang arif butuhkan, kalau dengan melati arif kadang masih harus menyuruh nya untuk sekedar membuatkannya kopi.
Sepuluh menit kemudian Vivi keluar membawa secangkir kopi panas, menaruhnya di meja lalu duduk di samping arif, merapatkan tubuhnya pada arif.
"Makasih sayang" Vivi mengangguk, arif mencium pipi Vivi membuat Vivi malu-malu.
"Vina kemana?" tanya arif.
"Kayaknya lagi main ke rumah temennya mas, tadi udah mandi sama ngaji" arif meresponnya dengan mengangguk mengerti.
"Ayo mas, buruan ke kamar, aku udah pengen" bisik Vivi menggoda arif.
"Sabar sayang, kopinya aja belum mas minum" arif pun buru-buru meniup lalu meminum kopi nya dengan segera karena tangan Vivi sudah nakal di bawah sana.
Setelah minum kopi tidak sampai habis, masih sisa setengah di gelasnya, arif pun buru-buru menarik Vivi ke kamar, dengan gerakan cepat arif sudah menanggalkan kaos nya, lalu menci*m rakus bibir Vivi, semakin lama ciumannya turun ke leher, tangan arif sambil membuka atasan pakaian yang di kenakan Vivi hingga bagian atas Vivi sudah tel*nj*ng.
Vivi menikmati sentuhan arif, tangan arif lalu melepaskan rok pendek yang di kenakan Vivi dan sekarang hanya tinggal menggunakan segitiga.
Bibir arif masih betah bermain-main di dua gundukan Vivi tangan kanannya merem*s dua bukit itu, tangan kirinya ia manfaat kan untuk menggesek-gesek bagian inti Vivi yang masih terbungkus ****** *****.
" mas .. aku udah nggak tahan" racau Vivi pada arif yang masih asik dengan kegiatannya.
arif lalu menyelipkan jarinya pada lubang bagian int* Vivi yang masih terbungkus segitiga.
arif menggesekkan tangannya gemas hingga membuat Vivi belingsatan menahan suara erangannya takut di dengar tetangga karena rumah nya memang sangat berdempet dengan rumah yang lain.
Setelah pu*s bermain-main arif melepaskan celana nya sendiri hingga telanjang, tampaklah milik arif yang sudah mengacung minta di pu*skan.
Vivi segera berjongkok di hadapan senjata arif tanpa basa-basi ia langsung memainkannya, karena memang ukurannya standart tapi bisa selalu Vivi puaskan habis-habisan agar arif mau menuruti segala keinginannya dan pastinya kebutuhan hidupnya.
"Kamu selalu bisa bikin aku terbang ke surga sayang, ..." erang arif tatkala istri sirinya ini menservis nya dengan sangat lihai.
setelah puas bermain-main Vivi melepaskannya saat arif akan mencapai puncak.
"Kok di lepas, lanjutin dong!!" Kesal arif karena merasa di permainkan.
"Tenang sayang, nggak perlu buru-buru kita masih punya banyak waktu, sebelum itu aku mau sesuatu dari kamu mas " kata Vivi mengedipkan mata, sengaja ia mengulur dan mempermainkan arif, karena arif kalau sudah keluar sendiri ia tidak akan memikirkan kepuasan pasangannya, yang dia pikir yang penting arif puas dan itu tidak bisa terjadi pada Vivi, ia yang harus memegang kendali.
"mau apa Vi?" tanya Arif yang sebenarnya geram tapi ia mencoba sabar.
" aku mau kamu beliin aku motor baru mas " ujar Vivi.
" hah, emang motor yang itu kenapa sayang? mau tuker tambah apa gimana?" tanya Arif Vivi menggeleng.
cepet za susulin klo perlu kmu oindah kuliah breng aurel