Hasrat Satu Malam With Hot Daddy

Selesai dengan drama, kedua insan di apartemen lain pun kembali melanjutkan tidur mereka. Tadi, Nayna di bangunkan pagi-pagi buta dengan pesan-pesan dan telepon yang di lakukan oleh ibu nya Maura yang mengkhawatirkan putrinya.

Dia kesal setengah mati pada gadis itu karena sudah membawa-bawa nama nya dalam kebohongan nya, tapi setelah di pikir-pikir Nayna mengerti dan tak mempermasalahkan. Lagi pula, ini bukan pertama kalinya Maura berbohong dengan menjual nama nya.

Di belahan bumi sana, Daniash dan Maura baru saja terbangun. Pria itu membelai lembut wajah sang kekasih dengan mesra, lalu mengecupi seluruh wajahnya tanpa ada satu pun yang terlewati. 

"Daddy ihhh, cium-cium mulu dari tadi. Nyosor mulu kerjaan nya, padahal baru bangun juga." Ketus Maura, tapi bukan nya membuat Daniash berhenti menciumi nya, pria itu malah semakin gemas dan terus mencium nya.

"Daddy, jangan bikin aku kesel ya. Masih pagi lho ini."

"Wajah marah kamu malah terlihat seksi di mata Daddy, Bby." Ucap Daniash dengan suara berat nya. 

"Tingkat kemesumaan Daddy sudah di tahap mengkhawatirkan." 

"Daddy begini hanya padamu, sayang." Jawab Daniash berbisik sensual di telinga gadis nya, membuat bulu kuduk Maura merinding seketika.

"Eemmm, sebenarnya Daddy kenapa? Apa Daddy punya masalah, hingga mabuk-mabukan seperti itu menjadi jalan keluar?" Tanya Maura, membuat wajah Daniash berubah seketika. Namun tatapan hangat penuh cinta nya tak memudar sedikit pun. 

"Ada hal yang tak harus kamu ketahui, sayang. Tapi, satu hal yang harus kamu tau, Daddy sedang tidak baik-baik saja sekarang." Jelas Daniash, setelah beberapa kali dia menghembuskan nafas kasar nya. Ini bukan jawaban yang di inginkan Maura, tapi dia pun tak bisa memaksa pria nya untuk memberitahukan masalahnya.

'Aku sedang memperjuangkan mu, sayang.' Batin Daniash.

"Baiklah, aku takkan bertanya apapun lagi. Tapi, kapanpun Daddy butuh aku, panggil saja. Aku pasti akan datang." 

"Tentu, karena kamulah yang membuat hati Daddy lebih tenang." Jawab Daniash. Maura tersenyum, lalu mengecup singkat bibir pria di depan nya. Tentunya, Daniash yang pandai memanfaatkan situasi, langsung menekan tengkuk sang gadis hingga kecupan itu berubah jadi ciuman panas yang memabukkan.

"Dad, ini sudah pagi. Aku harus pulang, nanti mama mencari ku." 

"Nayna sudah menangani nya, kita lanjutkan satu ronde lagi, oke?" Tanya Daniash dengan tatapan nakal nya, bahkan dia menjilat bibirnya sendiri. 

"Ta-pi Dad.. eemmhhh.." Maura ingin melayangkan protes, tapi bibirnya kembali di bungkam oleh ciuman Daniash yang liar dan rakus seperti biasanya, hingga membuat Maura kewalahan mengimbangi ciuman sang Daddy. 

Daniash seakan tak ada bosan nya untuk menjamah tubuh gadis nya, dia terus saja menginginkan gadis itu berada di dekatnya. Bukan hanya sekedar membutuhkan tubuh nya saja, tapi Daniash rasa dia juga mulai membutuhkan keberadaan gadis itu di sampingnya kapan pun.

Dengan kehadiran gadis itu di samping nya, hati nya terasa lebih damai. Apalagi saat bisa melihat gadis nya tertawa lepas, bahkan wajah damai Maura saat tertidur pun selalu terbayang-bayang dalam benak Daniash. Dia sering kali tak fokus dengan pekerjaan karena pikiran nya di penuhi bayang-bayang Maura. Daniash tak mengerti, bagaimana caranya agar dia berhenti memikirkan gadis nya? Tapi, sampai sekarang dia tak menemukan jalan keluar.

"Aaahhh, Daddy…" Maura mendesaah lirih. Membuat pria itu semakin bersemangat untuk mengerjai tubuh sang gadis, bibirnya terus menelusuri permukaan tubuh gadisnya, mulus dan putih. Daniash tau persis, area sensitif sang wanita hingga dengan mata tertutup saja dia bisa membuat Maura menjerit nikmat. 

"Daddy, jangan terlalu banyak membuat tanda. Apalagi di leher, nanti papa melihatnya." Peringat Maura, tapi Daniash tak mempedulikan nya dan terus menyesap leher sang gadis hingga meninggalkan banyak bekas kemerahan yang hampir memenuhi leher hingga ke dada nya. 

"Sshhhh aahhh.." gadis itu mendesis saat Daniash menjilati pusar nya, itu sangat sensitif bagi Maura, hanya dengan memainkan itu saja bisa membuat Maura klimaaks. Rasa geli dan nikmat bercampur menjadi satu, hingga membuat Maura kelabakan. Salah satu titik paling sensitif yang di miliki Maura, dan Daniash tau kelemahan sang gadis. 

"Daddy, sudah berhenti.." Pinta Maura, dan ya dia kembali mendapatkan klimaaks keduanya hanya dengan bantuan lidah Daniash di pusar nya. Tubuh gadis itu bergetar, nafas nya turun naik. Daniash tersenyum puas, dia bangga karena bisa membuat gadisnya klimaaks hanya dengan bantuan lidahnya. 

"Lemes Dad, curang banget ihh.." lirih Maura sambil menutupi wajahnya.

"Jadi, kamu maunya gimana? Daddy kan ahli muasin kamu." 

"Ahli sih ahli, tapi aku nya malu. Gampangan banget, baru pake lidah aja udah klimaaks dua kali." 

"Ya emang nya kenapa? Gapapa sayang. Yuk, sekarang kita main yang beneran." 

'Main yang beneran katanya? Dah lemes gini, sial banget. Bisa-bisa aku gak kuat jalan saking lemes nya gara-gara keluar banyak.' Batin Maura.

. ....

🌻🌻🌻🌻🌻🌻