Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Kepala Joe menggelinding ke lantai dengan mata yang terbuka.

Alice berdiri di atas ma-yat Joe, dia tampak kosong dan tidak beremosi, dia begitu tenang dan damai, seperti tidak ada yang salah. Matanya yang biru cerah bersinar dengan kepuasan, dan senyumnya yang manis membuatnya terlihat seperti malaikat. Tapi, di balik kecantikan itu, tersembunyi kekejaman dan kebiadaban yang tidak terbayangkan. Rambutnya yang panjang dan hitam tergerai di belakangnya, seperti sayap setan yang siap menerkam.

Ceklek!

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka.

Sofia keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah dan handuk yang tergantung di bahu. Dia berjalan kearah tempat tidur dengan senyum yang masih terukir di wajahnya. Tapi, senyum itu segera berubah menjadi ekspresi terkejut dan horror ketika dia melihat kekasihnya, tergeletak di lantai dengan kondisi yang mengenaskan dan darah yang membasahi tubuhnya.

Sofia berlari menuju Joe dengan teriakan yang histeris. "Joe! Oh, Joe!" Dia berlutut di samping tubuh Joe dan memegang tangannya yang sudah dingin.

Tiba-tiba, Sofia mendengar suara yang menakutkan di belakangnya.

"Hai, Sofia!" ucap Alice dengan nada yang dingin dan menakutkan. Sofia berpaling dan melihat Alice berdiri di balik pintu dengan senyum yang mengerikan di wajahnya.

"Kau, apa yang kau lakukan pada kekasihku?" Sofia menunjuk Alice dengan tatapan menghakimi.

Sofia dapat merasakan aura yang menakutkan dari Alice, dan dia tahu bahwa Alice adalah psikopat yang telah membunuh Joe.

Mendengar suara cempreng Sofia, membuat Alice menjadi emosi. Dia berjalan dengan cepat menghampiri Sofia yang masih berlutut di samping kekasihnya yang hanya tinggal nama.

Sofia berusaha untuk berdiri dan melarikan diri, tapi Alice sudah terlalu dekat.

"Tidak, apa yang ing-"

"Berisik!"

Sreett!

Dengan sekali teb4san, Sofia ikut menyusul Joe ke alam lain.

Ah sungguh tragis bukan?

Apa dia menyesal?

Tidak! Alice tidak menunjukkan sedikitpun penyesalan. Dia sangat sadar akan keja-hatan yang baru saja dilakukannya.

Alice menjilat sisa darah yang menempel di pa-rangnya.

"Cih, pahit. Kebanyakan dosa sih!"

Hah? Dosa? Apa tidak salah? Sepertinya disini Alice tidak berkaca pada dirinya sendiri!

Krukkk!!

Tiba-tiba perut Alice berbunyi, seakan cacing dalam perutnya menuntut untuk diberi jatah haknya.

"Ah, kalian lapar ya? Sebentar ya! Aku perlu membereskan ini dulu baru kita berpesta. Ok!" Alice mengelus perutnya dengan pelan lalu menepuknya.

Alice menatap ma-yat Joe dan Sofia, dan akan membereskannya sebelum dia menikmati makan malam.

**

Alice seorang gadis yang cantik, ah bukan, mari kita ralat, dia bukanlah seorang gadis.

Alexander Von, atau yang lebih dikenal sebagai Alice, adalah seorang individu berusia 25 tahun yang telah menjalani operasi penggantian kelamin. Sebelumnya, dia dikenal sebagai seorang pria yang tampan dan atletis, namun setelah operasi, Alice menjadi seorang wanita yang cantik dan elegan. Dengan tinggi 165 cm dan berat badan yang proporsional, Alice memiliki penampilan yang feminin dan menarik. Rambutnya yang panjang dan hitam menambah kesan elegan pada dirinya. Alice memiliki mata yang tajam dan ekspresif, yang sering kali memancarkan kesan dingin dan penuh perhitungan.

Masa lalu Alice dipenuhi dengan trauma dan pengkhianatan. Dia pernah berada di puncak kesuksesan dengan bisnis yang sukses dan teman-teman yang setia, namun semuanya berubah dalam semalam ketika teman-temannya mengkhianatinya dan mengambil semua yang dia miliki. Pengalaman pahit itu membuatnya merasa hancur dan tidak tahu bagaimana cara untuk bangkit kembali.

Namun, Alice tidak menyerah. Dia memutuskan untuk menggunakan pengalaman pahit itu sebagai motivasi untuk memulai kembali dan membalas dendam kepada mereka yang telah menghancurkannya. Dengan pelatihan yang keras, Alice menjadi wanita yang kuat dan berbahaya, dengan kemampuan bertarung, menggunakan senjata, dan memanipulasi orang lain. Dia juga menjadi seorang hacker yang handal.

Sekarang, Alice memiliki satu tujuan tunggal, yaitu membalas dendam dan menghancurkan mereka yang telah menghancurkannya. Dengan penampilan feminin dan elegan yang dimilikinya, Alice menjadi sosok yang berbahaya dan tak terduga.

**

Setelah bertahun-tahun mencari dan merencanakan, Alexander akhirnya berhasil membalas dendam pada orang terakhir yang telah menghancurkan hidupnya dan dia adalah 'Joe'. Dia merasa puas dan lega, tapi juga kosong dan hampa. Dia menyadari bahwa membalas dendam tidak membawa kedamaian yang dia cari.

Alexander duduk di atas atap gedung yang tinggi, menatap ke arah kota yang terbentang di depannya. Dia merasa seperti telah mencapai puncak, tapi tidak tahu apa yang ada di atasnya. Dia berpikir tentang semua yang telah dia lakukan, tentang semua orang yang telah dia sakiti.

Tiba-tiba, Alexander merasa ada yang tidak beres. Dia merasa seperti ada yang hilang, seperti ada yang tidak lengkap. Dia menyadari bahwa dia telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk membalas dendam, dan sekarang dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Alexander berdiri dan berjalan ke arah tangga. Dia tidak tahu apa yang ada di depan, tapi dia tahu bahwa dia harus melangkah maju. Ketika dia turun ke jalan, Alexander melihat ke sekeliling. Dia melihat orang-orang yang sibuk dengan kehidupan mereka.

Alexander melihat seorang pria muda yang sedang duduk di bangku taman. Pria itu tampaknya sedang memikirkan sesuatu yang dalam. Dia merasa penasaran dan memutuskan untuk mendekati pria itu.

"Apa yang salah?" Alexander bertanya. Pria itu menoleh ke arahnya dan tersenyum sedih.

"Aku hanya merasa seperti tidak tahu apa yang aku inginkan dalam hidup," sahutnya sambil menatap kedepan dengan tatapan kosong.

Alexander mengangguk, merasa seperti dapat memahami perasaan pria itu. "Aku tahu bagaimana rasanya," dia berkata. Mereka berdua berbicara tentang kehidupan dan mencari jawaban.

Dirasa pembicaraan telah cukup, Alexander berdiri dan menepuk bahu pria itu. "Roda kehidupan terus berputar. Kamu pasti menemukan jalan, kawan. Yakinkan hatimu dan teruslah maju dengan optimis. Semangat," katanya sambil mengulas senyum tulus.

Ketika Alice hendak berjalan, dia mengernyit karena tangannya meraba suatu benda, dia menemukan sebuah permen karet di saku jaketnya. Dia memasukkannya ke dalam mulutnya dan mulai mengunyahnya. Tapi, tiba-tiba dia tersedak. Matanya terbuka lebar, wajahnya memerah, dan dia berusaha mengambil napas. Namun, permen karet itu tersangkut di tenggorokannya, membuatnya tidak bisa bernapas.

Alice batuk-batuk keras, berusaha untuk mengeluarkan permen karet itu dari tenggorokannya, tetapi semakin dia batuk, semakin dia merasa sesak.

Alice mencoba untuk bersuara, "Tolong... tolong aku..." tapi suaranya tidak keluar, hanya suara batuk yang terdengar. Dia jatuh ke lantai, tubuhnya terguncang-guncang, dan matanya mulai memudar. Setelah beberapa saat, dia tidak bergerak lagi, tubuhnya terbaring tak bernyawa di lantai.

Pria muda itu terkejut dan juga panik, dia mencoba untuk membantunya, tapi sudah terlambat. Alice meninggal karena tersedak permen karet. Pria muda itu terkejut dan tidak percaya apa yang baru saja terjadi.

Ah, konyol sekali!!!

**