NovelToon NovelToon
PERANGKAP CINTA

PERANGKAP CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Percintaan Konglomerat / Nikah Kontrak / Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:224
Nilai: 5
Nama Author: Fuji Jullystar07

apa jadi nya semula hanya perjalan bisnis malah di gerebek paksa warga dan di nikahi dwngan ceo super galak???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fuji Jullystar07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 10

Keesokan harinya, suasana di rumah keluarga Sanjaya dipenuhi dengan kegembiraan, dan tamu mulai berdatangan, para maid sibuk mempersiapkan acara besar yang akan segera berlangsung. Taman luas di halaman belakang disulap menjadi wedding garden megah dengan balutan kain elegan dan taburan bunga segar. Nuansa mewah dan sakral berpadu menjadi satu, mencerminkan kemegahan keluarga Arsenio.

Sementara itu, di kamar pengantin, Calista duduk diam di hadapan cermin besar. Dua desainer profesional tengah sibuk membenahi gaun putih gading yang membalut tubuhnya. Hiasan kristal di bagian dada memantulkan cahaya lembut, membuat Calista tampak seperti putri dari negeri dongeng. Rambutnya ditata dengan gaya klasik, dihiasi tiara kecil yang mempermanis penampilannya.

Namun, di balik kecantikannya, Calista menyimpan gelisah.

Tangannya dingin, jantungnya berdetak terlalu cepat.

“Ta, gugup ya?” suara Ibu Shinta menggodanya dengan lembut, memecah keheningan.

Calista hanya mengangguk pelan.

“Wajar, Ta. Namanya juga pengantin baru. Tapi tenang aja ya, Mamah cuma bisa kasih satu amanat nanti nurut ya sama Nak Arsen. Jangan langsung emosi kalau ada masalah. Komunikasi itu penting. Tapi kalau suatu hari Nak Arsen nyakitin kamu atau kamu udah nggak tahan lagi, pulang aja, ya? Mamah sama Ayah selalu ada buat Tata. Rumah mamah selalu terbuka untuk kamu.”

Kata-kata itu menusuk lembut ke dalam hati Calista. Air mata menggenang, lalu tumpah tanpa bisa ditahan. Ia langsung memeluk ibunya erat-erat, berusaha menyembunyikan rasa takut dan berat yang menghimpit dada.

Kalau bisa, aku mau lari saja… Tapi aku nggak mau kecewakan Mamah dan Ayah…

“Ta, nanti make-up nya luntur, sayang” ujar Ibu Shinta sambil membelai rambut sanggul Calista, mencoba tersenyum meski matanya sendiri mulai berkaca-kaca.

Seorang desainer mengetuk pintu pelan, suaranya canggung, “Maaf mengganggu tapi sudah waktunya untuk ijab kabul.”

“Aduh, pengantinnya malah nangis,” panik si MUA saat melihat riasan Calista yang sedikit luntur. “Sini, saya betulin dulu, ya. Biar tetap cantik pas akad.”

Tak lama kemudian, suara ketukan lembut terdengar lagi. Kali ini dari Ayah Calista.

“Ta, udah siap? Ayo, kita ke taman.”

Calista mengangguk pelan. Tangannya menggenggam lengan ayahnya, dan langkah mereka menyusuri lorong rumah menuju taman yang dipenuhi bunga.

Di sana, Arsenio sudah duduk di meja akad. Jas putih membalut tubuh tegapnya, kopiah hitam menghiasi kepalanya. Ia tampak tenang, tapi mata tajamnya tak bisa menyembunyikan decak kagum saat Calista mulai mendekat.

Cantik pikirnya. Terlalu cantik untuk sebuah pernikahan yang tanpa cinta.

Calista melangkah perlahan, langkahnya hati-hati. Ketika tiba di sisi Arsenio, ia duduk diam di sebelah pria itu, menunduk tanpa berani menatap.

Penghulu mulai membuka akad dengan suara lembut. Ayat ayat suci Al-Qur’an dilantunkan, doa doa diberi untuk keberkahan rumah tangga mereka.

Langit tampak cerah, angin sepoi meniup lembut, seolah menyaksikan sebuah janji yang baru saja akan dimulai. Namun di dada Calista, badai belum juga reda.

"Saudara Arsenio Arya Sanjaya bin Damar Ilham Sanjaya, saya nikahkan dan saya kawinkan anak perempuan saya, Calista Jade Ellara binti Lukman Jade Purwanto, dengan mahar berupa uang tunai sebesar sepuluh miliar rupiah dan seperangkat alat salat dibayar tunai.”

Suara penghulu menggema jelas di bawah lengkungan bunga yang dihias indah. Semua mata tertuju pada pria yang duduknya tenang di hadapan meja akad, termasuk mata Calista yang diam diam mencuri pandang ke arahnya.

Tanpa ragu, Arsenio menjawab dengan suara mantap,

“Saya terima nikah dan kawinnya Calista Jade Ellara binti Lukman Jade Purwanto dengan mahar sepuluh miliar dan seperangkat alat salat, dibayar tunai.”

“Alhamdulillah.”

Calista dan Arsenio saling bertukar cincin.

Penghulu tersenyum dan mengangkat tangannya, memanjatkan doa doa penuh harapan untuk pengantin baru.

“Semoga pernikahan ini menjadi pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Diberkahi Allah, dipenuhi cinta dan kebahagiaan”

Sorak sorai pun menggema. Tepuk tangan menggema di taman, disertai senyum dan ucapan selamat dari para tamu.Calista hanya diam menatap jemarinya yang kini dihiasi cincin emas.

Arsenio berbisik pelan, suara bass-nya terdengar rendah dan lembut.

“ saya mungkin bukan orang yang kamu cinta, dan ini pasti berat buat kamu tapi tenang saya akan memperlakukan kamu dengan baik dan gak bikin kamu sedih "

Kalimat itu terdengar tulus, tapi Calista masih ragu.

Ia hanya menunduk, tersenyum tipis. “Hmm…” gumamnya pelan.

Lalu satu per satu tamu mulai mendekat, memberi ucapan selamat. Kamera mengarah ke mereka, memotret setiap momen. Lengkungan bunga jadi latar, senyum jadi topeng, dan gaun putihnya memantulkan cahaya matahari sore dengan indah. Tapi hati Calista tetap terasa hampa.

______

Calista duduk di tepi ranjang. Gaun pengantin yang tadi tampak indah kini terasa berat, menyesakkan dada. Saat pintu terbuka perlahan, ia menoleh refleks.

Arsenio masuk. Ia telah berganti pakaian kaus dan celana santai, rambutnya masih basah dengan handuk melingkar di leher.

“A..aku... mau mandi dulu,” ucap Calista terbata sebelum buru-buru masuk kamar mandi.

Arsenio tersenyum kecil melihat tingkah canggung istrinya. Ia duduk di depan meja rias, mulai mengeringkan rambut.

Sementara itu, di dalam kamar mandi, Calista mondar mandir panik. Jantungnya berdetak cepat. Meski ini pernikahan kontrak, mereka tetap sah di mata agama. Bagaimana kalau Arsen ingin... itu malam ini?

Ia menggigit kuku, gugup dan bingung.

Tok. Tok. Tok.

“Calista? Kamu nggak apa-apa?”

“I.. iya Sebentar lagi!” jawabnya cepat.

Ia mandi kilat dan keluar dengan tubuh segar serta aroma sabun yang lembut.

Arsenio tengah duduk di sofa, membaca. Saat melihatnya, ia berkata, “Sini, Calista.”

Calista melangkah ragu. “Pak, mau ngapain?”

“Ada yang perlu dibahas.” Ia menyodorkan map. “Perjanjian nikah kontrak kita.”

Calista membukanya, membaca. Setelah berpikir sejenak, ia berkata, “Boleh aku ajukan tiga syarat?”

“Silakan.”

“Pertama, tak ada kontak fisik kecuali situasi darurat. Kedua, kita tidak mencampuri urusan pribadi. Ketiga, beri aku kebebasan.”

Arsenio mengangguk. “Oke. Tapi selama masih jadi istriku, jangan menjalin hubungan dengan laki-laki lain. Nama keluargaku bisa tercoreng.”

Tanpa banyak kata, mereka menandatangani perjanjian itu.

“Kalau kamu capek, tidurlah duluan. Aku nggak akan ganggu,” ucap Arsenio lembut.

Calista hanya mengangguk kecil dan menuju sisi ranjang.

“Aku tidur di sofa saja,” gumamnya.

“Tidurlah di ranjang,aku gak mau membiarkan seorang perempuan tidur di sofa .”

" Tapi ini kamar pak arsen masa saya yang nempatin? "

" Ta, panggil aku arsen aja tanpa embel embel pak atau bapak ketika kita berdua atau di depan kakek dan keluarga saya "

" Oh.... Iya " Calista jawab canggung

" Sekarang kamu tidur di ranjang atau kamu mau tidur sama saya? " Ancam arsen membuat Calista mengidik takut.

“Hahahahah. Saya mau tidur dulu makasih ranjang nya…” tawa canggung nya sambil naik ke ranjang.

Hening. Hanya suara jam terdengar di antara mereka.

Arsenio duduk di sofa dekat jendela, memberi jarak. Beberapa menit kemudian, ia sudah tertidur.

1
robleis_XD
Gak sabar lanjut ceritanya
Robert
Bikin ketawa sampe perut sakit.
dziyyo
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!