Hasrat Satu Malam With Hot Daddy
"Mau kemana?" Tanya Daniash menatap Herra, sang istri yang sudah berpenampilan rapi dan bersiap pergi.
"Bukan urusanmu." Ketus nya, lalu tanpa kata dia pergi dari hadapan Daniash yang menatap istrinya dengan tatapan yang sulit di artikan.
Tiga tahun sudah dia memperistri Herra Angeline, seorang aktris yang karir nya sedang naik daun saat ini. Mereka menikah karena perjodohan antara dua keluarga yang membuat Daniash terpaksa menikahi Herra.
Dia berpikir, hubungan mereka akan membaik seiring berjalan nya waktu. Tapi ternyata dia salah, tiga tahun sudah mereka menikah tapi hubungan mereka tak ada kemajuan sama sekali. Herra selalu sibuk dengan syuting nya, hingga jarang pulang ke rumah. Sedangkan Daniash juga melampiaskan rasa sepi nya dengan berkutat dalam pekerjaan nya.
Danish Kim, sang ayah mewariskan perusahaan besar nya untuk dia kelola, karena dia ingin pensiun lebih awal untuk menikmati masa tua nya berdua bersama sang istri, Iriana Prameswari.
Mantan sekretaris sang ayah yang di nikahi nya, juga berawal dari sebuah kesalahan. Namun Daniash juga tak bisa menyalahkan siapapun, pada kenyataan nya dia juga mengalami hal yang sama dan sempat terpikir untuk melakukan hal yang sama. Tapi, sekretaris nya laki-laki dan tak mungkin dia jadi belok demi mengikuti jejak sang ayah? Ohh tidak mungkin, hal itu takkan pernah terjadi.
Daniash Anggara Kim, putra laki-laki pasangan Danish Kim dan Iriana Prameswari. Pria tampan dengan tinggi 180 centimeter, bertubuh tinggi besar mewarisi sang ayah.
Daniash juga memiliki adik perempuan bernama Dara Anggita Kim, mereka kembar hanya berbeda beberapa menit saja. Saat ini, Dara sudah menikah dengan pria yang dia cintai dan hidup bahagia dengan suaminya di luar negeri, karena Dara menikahi pria bule.
Daniash tersenyum kecut, dia harap pernikahan nya dengan Herra juga akan membuat nya bahagia, tapi kembali dia di pukul oleh sebuah kenyataan bahwa Herra tak pernah melihatnya sedikitpun.
Pria tampan berusia 32 tahun itu menghembuskan nafas nya dengan kasar, lalu bangkit dari sofa tempat dia duduk dan masuk ke dalam kamar nya. Selama tiga tahun menikah dengan Herra, mereka tak pernah tidur di satu kamar yang sama. Mereka tidur terpisah, maka tidak heran di usia nya yang sudah menginjak kepala tiga, Daniash masih perjakaa meskipun dia mempunyai istri. Konyol sekali.
Padahal Daniash memiliki semuanya, kekayaan, ketampanan dia miliki, tapi kenapa tak bisa membuat hati seorang Herra luluh? Entahlah, mungkin waktu yang akan menjawab nya.
Daniash memakai pakaian nya sendiri, padahal dia berharap ada yang mengurus kebutuhan nya setiap hari, di mulai dari hal-hal kecil. Seperti menyiapkan pakaian, memasangkan dasi, menyisirkan rambut nya, membawakan tas kerja nya dan menyambut nya saat pulang kerja.
Tapi sayang, itu semua tak pernah Daniash dapatkan. Nyatanya, Herra tak mau di repotkan dengan hal-hal yang menurut nya tak penting. Toh, Daniash masih bisa memakai nya sendiri. Kedua tangan nya masih berfungsi normal, tidak lumpuh atau cacat.
Hidup nya terasa kosong dan hampa, hidupnya monoton tak berwarna, hanya bekerja dan bekerja yang dia lakukan.
Tringg…
Ponsel nya berbunyi, Daniash meraihnya dan membuka pesan dari Aryo, sekretaris nya.
'Maaf tuan, apa anda akan ke kantor hari ini? Saya hanya mengingatkan, ada meeting penting bersama klien dari luar negeri.' Isi pesan yang membuat suasana hati Daniash berubah seketika.
Dia meraih dasi dan memakai nya dengan cepat, menyambar jam tangan mahal nya dan pergi dengan tergesa-gesa. Dengan kecepatan tinggi, dia mengendarai mobil mewah nya ke perusahaan milik sang ayah yang kini beralih menjadi miliknya.
Daniash punya perusahaan besar dengan penghasilan yang sangat fantastis, bisa di pastikan wanita yang menikah dengan pria kaya raya itu takkan pernah merasakan pusing nya memikirkan kreditan panci yang sudah jatuh tempo. Bahkan bisa membeli pabrik panci nya sekalian dengan uang dan kekuasaan yang dimiliki Daniash.
Tapi, hal itu benar-benar tak berlaku bagi Herra. Dia tetap mengejar karir nya dari pada menjadi istri yang baik dan mencoba membuka hati, berdamai dengan keadaan dan menerima Daniash sebagai suaminya. Atau seperti kebanyakan wanita matre kebanyakan, diam di rumah, tinggal ongkang-ongkang kaki menikmati uang suami.
Hanya butuh setengah jam saja, Daniash sampai di perusahaan yang berdiri kokoh, besar dan megah dengan segala fasilitas juga royalti bagi para karyawan. Perusahaan milik Daniash sangat mensejahterakan karyawan, selain gaji yang besar, tiap bulan nya juga selalu ada tips atau bonus bagi karyawan dengan kinerja bagus.
Daniash melangkah dengan tegap, punggung kokoh yang membuat semua wanita berharap bisa bersandar di punggung itu, atau bahkan memeluk nya.
"Selamat pagi, Pak.."
"Hmmm.." Daniash hanya berdehem sebagai jawaban, hal itu sudah biasa bagi para karyawan. Daniash terkenal dengan sikap dingin nya, jarang bicara jika tidak terlalu penting.
Aryo mengikuti langkah Daniash ke ruangan nya, sebagai sekretaris yang sudah lama bekerja bersama Daniash, tentunya pria berusia 29 tahun itu tau kalau suasana hati tuan nya selalu tak baik setiap hari. Entah kapan, Daniash akan datang ke perusahaan dengan suasana hati yang bagus, mungkin hanya harapan yang takkan pernah terjadi.
"Jadi, selain meeting dengan klien dari luar negeri itu, ada pekerjaan lain?" Tanya Daniash menatap Aryo, sang sekretaris dengan tatapan datar nya.
"Hanya itu saja, kalau berkenan tuan di undang makan malam oleh keluarga Nyonya Herra malam ini."
"Dalam rangka apa?" Tanya Daniash.
"Ulang tahun pernikahan, Tuan."
"Ya, aku akan datang." Jawab Daniash, masih dengan suara datar nya. Aryo menggaruk tengkuknya, dia tak tau harus mengajak bicara dengan topik apa lagi.
"Tunggu apa lagi? Kau akan berdiri disitu sampai jam pulang, atau mulai bekerja?" Tanya Daniash yang membuat Aryo terkejut, lalu segera undur diri.
Aryo menutup pintu ruangan CEO dan memulai pekerjaan nya, begitu juga dengan Daniash. Karena meeting baru akan di lakukan setelah waktu makan siang nanti.
Singkatnya, waktu terasa cepat berlalu jika Daniash sudah berkutat dalam pekerjaan yang seolah tiada habisnya. Aryo kembali masuk ke ruangan CEO, dia mengingatkan tentang meeting bersama klien dari Jepang.
"Maaf tuan, tapi sudah saatnya."
"Ya, sekalian makan siang. Aku lapar,"
"Baik tuan." Jawab Aryo, dia mengekor di belakang Daniash dengan langkah tegap nya. Kedua pria yang sama-sama tampan itu berjalan beriringan dengan tatapan yang sama-sama datar.
Singkatnya, kedua pria itu masuk ke dalam cafe. Namun, entah karena kesalahan siapa, seseorang menabrak nya, namun bukan nya Daniash yang terjungkal, justru yang menabrak nya lah yang terjungkal.
"Aaawwhhhsss.." Ringis seorang gadis bertubuh mungil memegang lutut nya yang berdarah karena tergores.
"You okay?"
"Yeah, i'm okey." Jawabnya, suaranya terdengar lembut.
"Kau bisa berdiri?"
"Tentu saja, memang nya aku lumpuh?" Sewot nya, dia membersihkan rok nya dengan menepuk-nepuk nya pelan. Gadis itu mendongak menatap seorang pria yang tinggi menjulang di depan nya.
"Tinggi bener om, kayak tiang listrik." Cetus nya membuat Daniash mengernyit.
"Aku tak punya waktu untuk berbasa-basi dengan mu, gadis kecil."
"Dihh, so cool banget om-om." Cibir gadis kecil itu dengan bibir mencebik.
"Sudahlah, aku ada rapat penting."
"Idih, gaje banget." Ucapnya pelan, namun masih bisa terdengar oleh telinga Daniash.
"Gadis kecil yang aneh."
.......
🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Anonymous
f
2024-10-08
1
Alifah Azzahra💙💙
mampir yah Thor 🥰
2024-10-08
1
Sintia Dewi
herra istri yg tdk bersyukur, nantik daniash nemu yg bisa gantiin dia baru dah ngemis2 mintak rujuk
2024-03-26
1