NovelToon NovelToon
Masih Menunggu Calon Imamku

Masih Menunggu Calon Imamku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa / Cintapertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

30 Tahun belum menikah!
Apakah itu merupakan dosa dan aib besar, siapa juga yang tidak menginginkan untuk menikah.
Nafisha gadis berusia 30 tahun yang sangat beruntung dalam karir, tetapi percintaannya tidak seberuntung karirnya. Usianya yang sudah matang membuat keluarganya khawatir dan kerap kali menjodohkannya. Seperti dikejar usia dan tidak peduli bagaimana perasaan Nafisha yang terkadang orang-orang yang dikenalkan keluarganya kepadanya tidak sesuai dengan apa yang dia mau.

Nafisha harus menjalani hari-harinya dalam tekanan keluarga yang membuatnya tidak nyaman di rumah yang seharusnya menjadi tempat pulangnya setelah kesibukannya di kantor. Belum lagi Nafisha juga mendapat guntingan dari saudara-saudara sepupunya.

Bagaimana Nafisha menjalani semua ini? apakah dia harus menyerah dan menerima perjodohan dari orang tuanya walau laki-laki itu tidak sesuai dengan kriterianya?"
Atau tetap percaya pada sang pencipta bahwa dia akan menemukan jodohnya secepatnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5 Tiba-tiba Saja

"Tapi sudahlah, Nafisha masih punya tabungan dan Insyaallah nanti akan cukup. Tetapi Umi juga harus ngomong sama Kak Della dan juga Angga untuk membantu kebutuhan di rumah ini. Kita sama-sama makan di rumah ini dan apa salahnya membantu. Umi juga harus tegas pada Angga jangan sembarangan memakai mobil Nafisha," ucapnya mengeluh.

"Iya-iya. Nanti Umi akan berbicara kepada mereka," jawab Saras.

"Jangan hanya iya-iya saja," ucapnya dengan wajahnya yang masih cemberut.

"Iya Nafisha," sahut Saras mendayu suaranya.

"Ya sudah sekarang sebaiknya kamu makan malam. Umi tadi memasak ayam kecap kesukaan kamu," ucap Saras.

"Tumben sekali," ucapnya.

"Kan, baru gajian," sahut Saras yang membuat Nafisha langsung mengerutkan dahi.

"Umi memasak makanan kesukaan Nafisha hanya karena Nafisha gajian," sahut Nafisha semakin curiga.

"Bercanda, kamu langsung di seriusi aja," sahut Saras.

"Umi aja berbuat baik kalau ada maunya," ucap Nafisha langsung keluar dari kamar Saras.

Saras hanya geleng-geleng kepala dan melihat kembali uang pemberian Nafisha.

****

Allah hu Akbar, Allah hu Akbar.

Suara Azand terdengar begitu merdu. Nafisha sudah bangun pagi-pagi yang sekarang berada di kamarnya yang melaksanakan sholat subuh. Setelah selesai sholat Nafisha melanjutkan kegiatannya di dapur.

Sudah menjadi kebiasaan sejak kecil. Nafisha anak yang sangat bersih dan tidak bisa melihat ada barang yang terletak bukan pada tempatnya dan apalagi piring kotor.

Nafisha memulai pekerjaannya dengan memasukkan pakaian kotor ke mesin cuci dan kemudian melanjutkan untuk menghidupkan kompor. Nafisha begitu telaten langsung mengeluarkan bahan-bahan makanan dari dalam kulkas.

Nafisha sudah seperti ibu rumah tangga saja yang terlihat menyiapkan sarapan dan juga membersihkan rumah dari dapur ruang tengah sampai ke halaman rumah.

Lalu bagaimana orang-orang yang tinggal di rumahnya yang pasti masih sibuk dengan tidur nyenyak mereka.

Nafisha terkadang sangat muak dengan pekerjaan itu, tetapi Nafisha menjalani berusaha dengan baik, karena bagaimanapun dia merasa tidak akan rugi. Karena terbiasa juga sebelum ke kantor menyelesaikan sebuah pekerjaan rumah dan juga memasak.

Setelah rumah sudah rapi dan bersih barulah kembali terdengar suara aktivitas. Della mengurus kedua anaknya berangkat ke sekolah.

Nafisha juga sudah siap-siap di dalam kamarnya yang seperti biasa dengan outfit simple menggunakan rok dipadukan dengan blus untuk aktivitasnya di kantor.

Setelah selesai bersih-bersih akhirnya Nafisha bergabung dengan keluarganya menikmati sarapan pagi bersama.

"Nafisha mobil kamu sudah diperbaiki?" tanya Abi.

"Abi, kenapa tanya sama Nafisha, tuh, tanya Angga kapan dia akan memberikan uang ganti ruginya," jawab Nafisha.

"Sabar kali, pake uang Kakak dulu lah," sahut Angga.

"Kamu sebenarnya niat untuk membantu memperbaiki mobil atau tidak?" tanya Nafisha.

"Ya, niat lah, cuma Angga belum gajian kita lagi pula masih banyak kebutuhan yang penting," jawabnya.

"Kamu pikir kamu saja yang punya kebutuhan dan Kakak tidak hah!" ucap Nafisha yang semakin kesal jika sudah berdebar dengan adiknya itu.

"Sudahlah Nafisha, kenapa harus ribut di meja makan. Abi hanya bertanya keadaan mobil kamu seperti apa dan tidak perlu menjawab seperti ini juga," ucap Abi.

"Belain aja terus," sahut Nafisha semakin kesal.

"Nafisha, kakak pinjam uang kamu dong," tiba-tiba baca Della menyeletuk di tengah kekesalan Nafisha.

"Uang," sahut Nafisha dengan dahi mengkerut.

"Bayar uang sekolah Tio dan Tiara," jawab Della tanpa merasa bersalah.

"Kakak juga kerja dan kenapa tidak bisa mengumpulkan uang kedua anak Kakak," ucapnya.

"Nafisha pekerjaan Kakak tidak sama seperti kamu dia pulangnya mendapatkan tetap. Kakak harus berdasarkan target dan untuk bulan ini tidak mencukupi," jawab Della memberi alasan.

"Tetapi Nafisha bukan Bank berjalan dan itu bukan kewajiban!" tegas Nafisha berdiri dari tempat duduknya, harus mengakhiri makannya itu karena sudah tidak bernafsu lagi.

"Pelit amat untuk keponakan juga," sindir Della.

Nafisha tidak peduli sama sekali memasukkan bekalnya ke dalam tasnya.

"Assalamualaikum!" ucapnya yang langsung pergi.

"Walaikum salam," sahut orang-orang yang ada di meja makan itu.

Denny mengetahui bagaimana kondisi Nafisha yang memiliki masalah dengan mobilnya. Denny menawarkan tumpangan kepada Nafisha memang rumah mereka satu arah dan sekarang Nafisha yang dibonceng oleh motor Denny.

"Make up kamu akan luntur Nafisha, kalau naik motor kayak gini," ucap Denny berbicara cukup keras karena suara angin dan juga memakai helm pasti membuat pendengaran keduanya sedikit berkurang.

"Lebih baik make up luntur dari pada aku mendapatkan masalah terlambat ke kantor," jawabnya.

"Tetapi tidak apa-apa juga luntur, kamu tetap cantik," goda Denny yang masih sempat-sempatnya yang menggombal temannya itu.

"Isss, kamu," Nafisha yang langsung menggeplak kepala Denny. Denny hanya senyum-senyum saja.

Akhirnya mereka berdua sampai juga di kantor. Nafisha yang turun dari motor dan membuka helmnya.

"Tidak terlambat bukan?" tanyanya.

"Iya, kamu naik motornya terlalu kencang. Hati-hati kalau naik motor sendirian dan jangan terlalu kencang seperti tadi, ini sedang rawan kecelakaan," ucap Nafisha.

"Perhatian banget," goda Denny dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Isss, ini bukan untuk perhatian tetapi peringatan, sudahlah aku masuk dulu," ucap Nafisha yang meletakkan helm tersebut di kaca spion dan kemudian dia langsung pergi dengan melambaikan tangannya.

"Bekerja yang rajin!" teriak Denny membuat Nafisha membalikkan tubuhnya dengan tersenyum dan kembali melanjutkan langkahnya.

Nafisha bersama rekan-rekannya dan juga Nadien sedang berada di ruang rapat dan juga dipimpin oleh atasan mereka Arthur Artomo.

"Minggu lalu saya sudah memberikan arahan kepada kalian semua untuk memberikan ide tentang produk baru yang akan dikeluarkan PT Foodzy, saya tidak akan basa-basi dan langsung saja siapa yang sudah buat rancangan untuk pengeluaran terbaru?" tanya Arthur melihat satu persatu karyawannya itu.

Setelah menunggu hampir 1 menit dan ternyata tidak ada satu orang dari mereka yang bergerak.

"Jangan bilang kalian belum menyiapkan sesuatu?" tanya Arthur memastikan.

"Bu Sandrina, sebagai kepala pimpinan, ada apa ini, kenapa orang-orang ini tidak bergerak sama sekali dan apakah kepala mereka sudah penuh dengan ide-ide sehingga tidak ada satupun yang keluar?" tanya Arthur pasti harus mempertanyakan masalah itu kepada perwakilan dengan jabatannya yang tinggi di atas karyawan yang lain.

"Maaf. Pak, tetapi untuk ide pengeluaran baru dari produk kita bukanlah hal yang mudah dan juga banyak pertimbangan. Anak-anak mungkin belum mempersiapkan apa-apa karena waktunya yang mepet," jawab Sandrina yang gugup.

"Kamu mengatakan apa?" tanya Arthur membuat Sandrina terdiam.

"Mereka bukan anak-anak lagi, dan Itu bukan alasan untuk saya. Ada yang bekerja 3 tahun 4 tahun 8 tahun dan bahkan 10 tahun, tidak bisa menemukan ide dan membuat grafik proyek selama satu minggu? seperti apa perkembangan kalian sehingga tidak bisa melakukan apapun!" tegas Arthur semakin marah.

"Nafisha!" Nafisha kaget saat namanya disebut membuat langsung mengangkat kepala dengan mata melotot melihat ke arah Arthur.

"Kenapa jadi aku," batin Nafisha dengan memejamkan matanya, sangat takut berurusan dengan atasannya yang sangat tegas.

"Saya beri kamu waktu 8 hari untuk membuat rangkaian proyek produk baru dan ambil alih tugas Bu, Sandrina yang artinya kamu yang Memimpin mereka," ucap Arthur membuat Nafisha semakin kaget diberikan tanggung jawab yang tidak main-main.

Bersambung.....

.

1
Upi Raswan
cilla ? /Grin/
Nifatul Masruro Hikari Masaru
bukannya adiknya itu angga ya
Naufal Affiq
kak kalau gak salah si agam ini anak cilla sama rashid kan kak
ainuncepenis: Hay kakak salah komentar lapak kak. wkwkwk
total 1 replies
Upi Raswan
syukurlah nafisha punya bukti yg bikin mulut pedas keluarga Agam tertutup.tapi darimana nafish dapetinnya yaaa...jawab thor jangan bikin emak penasaran haha.
tapi aku kok agak takut Agam bakalan balas dendam yaa...dia kan aslinya laki2 begajulan
Upi Raswan
dah kayak gini abisnya nafis masih kekeh mau menjerumuskan anaknya.hutang budi apa abi?
Upi Raswan
ya Tuhan hiks hiks ...selamatkan nafish jangan sampai perkawinan itu terjadi.
wanita sholekhah jodohnya pria yg sholeh.nafish gadis yg baik kasihan banget dapet laki2 keong racun hia huaa
Upi Raswan
udah gini apa orang tua ttp ngotot mau menjodohkan mereka dengan cara "ta aruf" ?, dah jodohin sama abang Arthur aja lah hehe
Upi Raswan
hai thooor...semangaaat yoook up lagi lagi lagiii
Upi Raswan
ya Tuhaaan tolong jangan sampai nafish menikah dengan anak sholeh gadungaan...tolong thoor
Upi Raswan
sholat istikharoh deh...curiga ganteng mapan tapi kasar. belum jadi suami aja dah berani seret2 perempuan calon istrinya.mana ada calon ratu diseret2..
Upi Raswan
Alhamdulillah blm prnah minta uang sama anak2..tapi aku dan suami udah diberangkatkan umroh sekali, dibelikan skincare,dan minuman herbal setiap bulan.semoga rejeki anak2ku melimpah ruah seperti air zam zam
Oma Gavin
jgn ngomong ujungnya agam preman pasar dan hobby main wanita bisa" sdh penyakitan makanya setuju nikah sama nafisha jgn mau nikah sama agam sebelum kamu yakin dan tau siapa agam sebenarnya
Oma Gavin
bpm juga jadi istri sudah berani bicara keras waduh ngga jadi aja itu adam pasti temperamental dan problematik
Oma Gavin
kenapa ngga berani hidup mandiri kost ygblrbih dekat kantor biar saudara mu yg ada dirumah tshbikut mikir kebutuhan bersama jgn mau cuma dijadikan sapi perahan dan babu gratisan untuk keluarga
Lia Chandra Kirana
"udah baca ni cerita nafisha , punya saudara angga dan kk perempuan yang janda.suami nafisha ceo tempat'a kerja nama'a Arthur. nth knp pass ilang ajach nich novel di beranda .eehh tiba" muncul lagih padahal dulu baca di bab 50'an..
ainuncepenis: Ada revisi kak
total 1 replies
Ida Mamanya Akas
pernah baca sebelumnye judulnya apa ya ka
ainuncepenis: Lanjut Baca kak. memang pernah up tetapi di hapus kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!