Kecurigaan Agnes kepada suaminya di hari ulangtahun pernikahannya yang ke enam, membuatnya bertemu dengan pemuda tampan berbadan atletis di ranjang yang sama. Siapakah pemuda itu? Lalu apa kesalahan yang sudah diperbuat oleh suaminya Agnes sehingga Agnes menaruh kecurigaan? Di kala kita menemukan pasangan yang ideal dan pernikahan yang sempurna hanyalah fatamorgana belaka, apa yang akan kita lakukan? Apakah cinta mampu membuat fatamorgana itu menjadi nyata? Ataukah cinta justru membuka mata selebar-lebarnya dan mengikhlaskan fatamorgana itu pelan-pelan menguap bersamaan dengan helaan napas?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
Agnes terus berusaha menghubungi ponsel suaminya, tapi tidak diangkat. "Kenapa Mas Ronald tidak mengangkat teleponnya?"
Archie yang duduk di tas pangkuan mamanya, menatap mamanya dan berucap ,"Papa sedang asyik makan siang mungkin, Ma"
Amos mengusap pipi Archie dan berkata, "Pinter banget sih Archie"
Archie menoleh ke Amos dengan senyum lebar, "Makasih Om"
Agnes masih terus berusaha menghubungi suaminya. Amos melirik Agnes dan hatinya tercubit cemburu.
Andai itu aku, dikhawatirkan oleh Agnes sehebat itu, aku pasti bahagia banget. Amos menghembuskan napas berat yang penuh kecemburuan.
Agnes masih terus menghubungi Ronald sampai mobilnya Amos memasuki halaman rumahnya Amos.
Amos mengantar Agnes dan Archie ke kamarnya lalu berkata, "Kalian istirahat dulu di sini! Mamaku masih sibuk di kafe kayaknya dan Rora belum balik"
"Titip Archie" Agnes merebut kunci mobilnya dari tangan Amos lalu melesat keluar.
Amos sontak memutar badan lalu menoleh ke Archie. Melihat Archie mengerjap dengan mulut melongo lucu dan itu membuat Amos tidak mengejar Agnes.
Amos berjongkok, tersenyum, dan mengusap lembut rambutnya Archie. Aku kemarin memasang alat pelacak di mobilnya Agnes waktu aku menggarap mobilnya Agnes. Aku bisa menyusulnya nanti. Sekarang Archie yang harus aku urusin dulu.
"Mau main catur?" Hanya itu yang terlintas di benak Amos karena ia belum pernah mengurus anak berumur lima tahun kecuali adik perempuannya dan belum begitu kenal dengan Archie.
Archie mengangguk penuh semangat dengan senyum lebar.
Saat Amos sedang bermain catur bersama Archie, Agnes sedang mengebut menuju ke restoran langganan suaminya. Ronald seorang mengajak dirinya dan Archie makan di sana. Nadya mengirim pesan text ke Agnes kalau ia melihat Ronald bersama seorang perempuan yang sangat seksi, muda dan cantik, di restoran tersebut.
"Rumah kita disatroni orang dan satpam kita mati ditembak, tapi kamu malah asyik makan siang bersama perempuan lain, Mas. Tega kamu. Kamu bahkan tidak angkat teleponku" Agnes mencengkeram kesal kemudi mobilnya.
Agnes buru-buru keluar dari dalam mobilnya dan melangkah lebar dengan wajah penuh amarah dan hati penuh kecemburuan. Agnes berhenti di depan penerimaan tamu, "Meja atas nama Bapak Ronald Howard"
Penerima tamu yang sudah mengenal Agnes nampak terkesiap kaget, Pak Ronald meminta private room dan membawa gadis muda lalu istrinya muncul dengan wajah garang. Wah, bahaya nih. Aku harus kabarin Pak Ronald dulu. Kalau nggak aku bisa dipecat sama manajer resto.
"Ah, emm, Bu Agnes tunggu dulu di sini, ya. Saya akan mengecek ke dalam"
Agnes mengangguk dengan menyipitkan mata dan menghembuskan napas berat.
Penerima tamu tersebut buru-buru melangkah lebar ke ruangannya Ronald Howard dan begitu membuka pintu sliding ruangan tersebut, ia langsung berucap, "Istri Anda di sini, Pak"
Alexa yang sedang dipeluk oleh Ronald, menoleh kaget ke pintu dan Ronald sontak berdiri dengan wajah tegang. "Berikan aku ruangan kosong yang lain dan suruh manajer kamu menunggu aku di ruangan itu"
"Baik, Pak. Mari ikut saya"
Ronald langsung mengikuti penerima tamu itu dan Alexa hanya bisa menghela napas panjang. "Yeeaahh, Mas Ronald memang sangat mencintai istrinya dan aku harus menerima itu karena aku sudah memilih menjadi simpanannya Mas Ronald meskipun tanpa cintanya Mas Ronald"
Ronald duduk berhadapan dengan manajer kafe dan langsung berkata, "Kita pura-pura membahas bisnis. Istriku mau ke sini"
"Baik, Pak Ronald" Jawab manajer kafe itu.
Sementara itu, Agnes sedang berkaca di dalam toilet dan ia dikejutkan dengan munculnya gadis cantik di sebelah kirinya.
"Wah, Anda cantik sekali tanpa olesan make-up" Alexa menatap perempuan yang ada di sebelah kanannya.
"Terima kasih. Anda juga cantik seperti model" Agnes tersenyum.
"Saya memang model. Alexa. Anda tidak pernah melihat saya di TV apa medsos?"
"Maaf, saya tidak memiliki waktu untuk menonton TV atau bermain medsos. Saya Agnes"
Kedua perempuan cantik itu saling berjabat tangan dengan senyum ramah tanpa tahu bahwa di hati mereka ada nama Ronald Howard. Mereka mencintai pria yang sama.
"Anda mau bertemu siapa di sini?" Tanya Alexa sambil mengoleskan lipstick.
"Saya mau bertemu suami saya" Ucap Agnes sambil mengeringkan tangannya di bawah mesin pengering tangan.
"Oh, Anda mau memakai bedak dan lipstick saya agar wajah Anda yang sangat cantik itu terlihat lebih segar?" Ucap Alexa dengan wajah tulus.
"Ah, tidak. Terima kasih. Anda baik sekali" Ucap Agnes dengan senyum tulus.
"Saya selalu baik pada perempuan secantik Anda"
Agnes kembali berkata, "Terima kasih. Anda juga cantik"
"Saya penuh makeup, alis saya tidak asli, saya tato alis saya, saya juga pakai buku mata palsu, sedangkan Anda, semuanya asli. Berapa umur Anda?"
"Tiga puluh tiga"
"Hah?! Anda bahkan tampak seumuran dengan saya. Saya dua lima"
"Ah, jangan melebih-lebihkan. Emm, saya keluar dulu. Suami saya......"
"Ah, iya, silakan" Alexa mengangguk dan tersenyum lebar ke Agnes.
Cantik sekali dia padahal tidak pakai makeup sama sekali dan bodinya goals banget di umurnya yang sudah kepala tiga. Gumam Alexa sambil menatap lekat punggung Agnes sampai punggung itu menghilang dari balik pintu toilet. Alexa kemudian menatap wajahnya di depan cermin, "Aku rasa aku kalah cantik dan kalau seksi jika dibandingkan dengan perempuan tadi"
Agnes kembali ke penerimaan tamu dan petugas penerima tamu yang sedang celingukan mencari Agnes, tersenyum lebar sambil berlari kecil mendekati Agnes, "Mari saya antarkan ke ruangannya Pak Ronald, Bu. Pak Ronald sudah selesai rapatnya"
"Rapat?" Tanah Agnes sambil mengikuti langkah penerima tamu itu.
"Iya, Pak Ronald rapat dan ini ruangannya. Silakan masuk!" Penerima tamu itu mengulurkan tangan kanannya ke samping dan membungkukkan badan.
Agnes membuka pintu sliding dan terkejut menemukan suaminya sedang mengobrol dengan seorang pria.
Agnes duduk di sebelahnya Ronald setelah ia bersalaman dengan pria yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
"Ini Istriku" Ronald merangkul bangga istri cantiknya. "Namanya Agnes, dia dosen psikologi, S2 Istriku ini" Ronald mendaratkan ciuman di pucuk kepalanya Agnes.
Agnes merona malu.
"Ah, beruntung sekali Anda mendapatkan Istri secantik dan sepintar ibu Agnes"
"Iya, aku sangat beruntung" Ronald mencium kembali pucuk kepalanya Agnes. "Dan aku sangat mencintainya"
Agnes kembali merona malu. Apa benar Mas Ronald selingkuh? Cintanya aku rasakan tulus. Tapi, fak-ta yang Nadya temukan......ah buktinya Nadya keliru, kan, Mas Ronald tidak sedang bersama seorang cewek.
Setelah berbasa-basi sejenak, Ronald mengajak Agnes untuk pulang dan Alexa terkejut saat ia berpapasan dengan Ronald. Agnes menghentikan langkahnya dan Ronald sontak menoleh ke Agnes, "Kenapa berhenti, Sayang?"
Agnes mengacuhkan suaminya dan tersenyum ke Alexa, "Hai, senang bertemu lagi"
Ronald melotot kaget ke belahan rambutnya Agnes, "Ka-kalian kenal?"
Alexa hanya diam mematung dan Agnes tersenyum, "Kami baru berkenalan di toilet tadi"
"Oh, ayo pulang kalau gitu" Jawab Ronald acuh tak acuh dan mempererat rangkulannya di bahu Agnes lalu berjalan melintasi Alexa tanpa menoleh ke Alexa.
Agnes melambaikan tangan ke Alexa dengan senyum tulus dan Alexa membalasnya dengan perasaan campur aduk. Pantas kalau mas Ronald sangat mencintai istrinya. Istrinya cantik banget. Bahkan saat bersama istrinya, mas Ronald tidak mau menatapku. Alexa meremas dadanya.
Agnes melirik suaminya, Mas Ronald bahkan tidak mau menatap cewek secantik dan seseksi Alexa. Mana mungkin Mas Ronald selingkuh.
Ronald menyuruh asistennya untuk membawa mobilnya pulang sambil bertanya, "Archie tidak bersama kamu, Sayang?"
"Tidak. Archie aku titipkan ke temanku"
"Kenapa dititipkan?" Ronald memasang sabuk pengaman.
"Ah, emm, i-itu, aku, aku tadi sakit perut, hari pertama datang bulan, terus temenku yang aku mintai tolong jemput Archie" Agnes memasang sabuk pengaman sambil menunduk.
"Terus kenapa kamu bisa ke sini mencari aku?"
Agnes mengangkat wajahnya. "Ah, i-itu, aku tidak mencari kamu, aku mau beli kunir asem karena kunir asem di sini enak lalu penerima tamunya kenal aku, kita kan sering makan di sini, Mas"
"Oh, gitu, lalu kunir asemnya mana?"
"Belum jadi beli karena penerima tamunya langsung nyari ruangan kamu terus ajak aku ke ruangan kamu"
"Oh" Sahut Ronald sambil menghidupkan mesin mobil.
Agnes sontak memekik, "Pak Sentot ditembak, Mas, dan......."
Ronald terkekeh geli sambil mengusap kepala Agnes, "Itu hanya simulasi. Biar Satpam kita semuanya waspada kalau ada kejadian tidak terduga seperti itu"
"Hah?!"
"Iya, Sayang. Itu benar" Ronald masih mengelus lembut rambut Agnes. "Sentot kena tembak dan itu hanya saos tomat, tapi karena ia ceroboh, ia aku pecat"
"Kok gitu? Itu, kan, cuma latihan, Mas? Kenapa harus dipecat? Kasihan"
"Itu karena ia ceroboh dan aku tidak suka sama orang yang ceroboh"
Agnes memilih diam lalu mengarahkan pandangannya ke depan saat Ronald membatin, itu beneran terjadi, Sayang. Maaf aku membohongi kamu karena aku tidak ingin kamu tahu pekerjaanku yang lain dan aku tidak mau kamu khawatir. Aku juga tidak mau kamu dan Archie berada dalam bahaya. Aku sudah bereskan semuanya.
Ronald lalu berkata, "Kita jemput Archie di rumah teman kamu"
Agnes menoleh ke Ronald, "Ah, baiklah"
😍