NovelToon NovelToon
ISTRI YANG DIPOLIGAMI

ISTRI YANG DIPOLIGAMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Poligami
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Cinta sejati terkadang membuat seseorang bodoh karena dibutakan akal sehat nya. Namun sebuah perkawinan yang suci selayaknya diperjuangkan jika suami memang pantas dipertahankan. Terlepas pernah melakukan kesalahan dan mengecewakan seorang istri.

Ikuti kisah novel ini dengan judul
ISTRI YANG DIPOLIGAMI

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Kami sudah tiba di Semarang ketika pagi masih menggeliat dengan sinar hangatnya. Umar mendadak mengambil inisiatif mengantarku ke kost wanita tempat aku tinggal. Dalam hati, aku menebak-nebak,

“Apa dia khawatir sama aku? Atau takut kalau ada pria iseng yang coba gangguin aku?” Senyum simpul tiba-tiba mengembang di bibirku. Tapi aku tahu betul, sebenarnya Umar cuma ingin memastikan aku sampai dengan selamat.

Saat langkahku memasuki pintu kost, pikiranku langsung menukik ke jadwal hari ini. Seharusnya aku sudah bergegas ke sekolah untuk mengajar.

“Senin lagi, ya? Berat banget rasanya,” gumamku pelan sambil menarik napas. Tapi aku kuatkan hati. Demi anak-anak di sekolah, aku harus jadi guru yang tak hanya mengajar, tapi juga jadi panutan. Janji itu berdesir di dalam dada, menjadi semangat baru untuk menjalani hari yang panjang ini.

Umar berdiri di depan kontrakan Nay, menarik napas panjang seolah menyiapkan diri untuk langkah besar yang akan dia ambil. Matanya sesekali menatap pintu yang terkunci, berharap segera bisa bertemu Nay.

"Biar aku tungguin kamu saja," ucap Umar pelan, suaranya mengandung harapan.

"Nanti aku antar kamu ke sekolah, ya? Abis itu aku langsung pulang ke rumah orangtuaku. Sore nanti, aku jemput kamu lagi dan sekalian ngajak kamu ke rumah, Nay."

Dalam pikirannya, rencana itu sudah matang, mengenalkan Nay pada orang tua, membuka jalan agar mereka menerima gadis itu. Tapi di balik senyumnya, ada keraguan yang tak hilang. Dia tahu soal perjodohan yang sudah orang tuanya atur dengan Citra. Hatinya gelisah, bertanya-tanya bagaimana caranya membuat orang tua mengerti kalau Nay adalah yang sebenarnya ia cintai. Malam itu, di tengah langkah-langkahnya, Umar bertekad untuk tidak menyerah pada takdir yang sudah disusun orang lain.

Batin Umar bergejolak, campur aduk antara cemas dan harap. Tangannya terkepal pelan di pangkuan saat menatap Nay yang sedang menyiapkan tasnya.

"Gimana ya, ngomongnya?" gumamnya lirih, bibirnya seolah terkatup rapat menahan beban kata-kata yang belum berani terlontar.

Di satu sisi, dia takut merusak keharmonisan keluarga yang sudah lama ia bangun, tapi di sisi lain, hatinya yakin sekali bahwa hidup bersama Nay adalah jalan yang benar. Tatapannya tak lepas dari mata Nay yang teduh, menebar kehangatan yang membuat dadanya sesak.

“Semoga mereka mengerti... dan merestui kami,” bisiknya pelan dalam hati, berharap sebuah pengertian bisa tumbuh dari keberanian yang sebentar lagi ia ucapkan.

*****

Di dalam mobil yang terparkir tak jauh dari gerbang sekolah tempat Nay mengajar, suasana berubah hening. Nay menatap Umar dengan serius, suaranya lirih tapi tegas.

“Mbak Citra barusan cerita semuanya padaku, Mas. Soal perjodohan antara Mas Umar sama Mbak Citra,” ujarnya pelan, membuka pembicaraan yang sudah lama ingin diungkapkan sejak di Jakarta.

Umar menghela napas panjang, dadanya berusaha menenangkan gelisah yang menggerayangi hati. Sebagai dosen muda, ia sudah tahu Citra tak akan menutup-nutupi hal ini pada Nay. Rasa kecewa menyelinap saat teringat bagaimana sikap Nay dulu berubah saat acara pengkaderan organisasi, seolah ada dinding tak terlihat memisahkan mereka. Matanya redup, pedih hati menyaksikan jarak yang terbentuk antara Citra dan Nay hanya karena perjodohan yang tak pernah ia inginkan.

Umar duduk terpaku, matanya menatap kosong ke sudut ruangan. Hatinya berkecamuk, antara takut dan penasaran.

“Apakah Nay kecewa sama aku? Atau malah marah, merasa dikhianati?” gumamnya dalam hati.

Tangannya mengepal di pangkuan, mencoba menahan gelombang perasaan yang sulit diungkapkan. Ia tahu, di balik semua ini, ia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi bayangan wajah Nay yang mungkin terluka membuat Umar ragu.

“Haruskah aku bilang kalau aku tak ingin lebih dari sekadar teman dengan Citra?” pikirnya, napasnya mulai tak beraturan. Cemas perlahan merayap, tapi dia berusaha menenangkan diri.

“Aku harus kuat. Yang penting sekarang, jaga persahabatan dengan Citra, dan jangan sampai perasaan Nay terluka.”

Umar menghela napas panjang, menatap ke arah pintu seolah berharap bisa menemukan keberanian.

“Aku harus cari cara bicara sama Nay tanpa menyakitinya, walau hatiku sendiri mungkin hancur.”

Jam pelajaran baru saja usai, Umar menatap Nay dengan mata penuh tekad.

"Aku janji, setelah ini aku akan menjemputmu di sini," suaranya bergetar sedikit, seolah merasakan keraguan halus yang tersimpan di benak Nay.

"Aku ingin kau bertemu dengan orang tuaku. Waktunya sudah tepat untuk menyelesaikan semuanya. Yang aku mau cuma satu, Nay... menjadikanmu istriku, satu-satunya."

Nay menahan napas, dadanya mengembang pelan saat kata-kata tulus itu menghampiri hatinya. Senyum hangat merekah di bibirnya, menyingkirkan segala kegelisahan yang tadi membelenggunya.

“Tak sabar rasanya menunggu hari itu,” gumam Nay dalam hati, sebelum perlahan membuka pintu mobil.

Langkahnya mantap saat menapaki koridor sekolah, melihat murid-murid sudah berkumpul rapi di kelas, menunggu kedatangan gurunya dengan rindu yang tulus. Segala ragu mencair, tergantikan oleh semangat baru karena sebentar lagi, ia akan berdiri di samping lelaki yang benar-benar mencintainya.

Umar menatap langit senja di balik jendela.

“Aku harap orang tua kita nggak terlalu mengikat, bisa kasih kebebasan buat kita menentukan jalan sendiri,” gumamnya pelan.

Bayangan membawa Nay ke Jakarta, membangun rumah yang penuh tawa dan anak-anak kecil yang riuh, tiba-tiba membuat dadanya hangat.

Ia tertawa kecil dalam hati, membayangkan jadi suami dan ayah yang bertanggung jawab.

“Aku harus kerja keras, kasih mereka kebahagiaan yang mereka impikan,” ucapnya penuh tekad.

Wajah Nay yang lembut sebagai calon ibu dan riang gembira anak-anak memenuhi benaknya.

Rasa yakin itu semakin kuat, membuat Umar tersenyum tipis.

Baru saja hendak menghidupkan mobil, Nay mendekat membawa sebuah kotak makanan. Tangannya memberi kotak itu pada Umar dengan senyum hangat, seolah menyemangatinya tanpa perlu kata.

Nay mengangkat kantong penuh makanan hasil pemberian murid-muridnya tadi, senyum lebarnya tak bisa disembunyikan.

“Aku berharap Mas Umar bisa lihat betapa aku disayangi oleh anak-anak didikku di sini,” katanya dengan suara penuh bangga. Umar mengamati wajah Nay yang bercahaya, hatinya ikut hangat dan bangga. Perlahan ia meraih kepala Nay yang tertutup kerudung, mengusap lembut.

“Jangankan mereka, aku juga sayang banget sama kamu, Nay. Bu guru cantik dan anggun,” bisiknya sambil tersenyum nakal. Wajah Nay langsung berubah merah merona, dia menunduk pelan, bibirnya membentuk senyum malu yang manis.

Nay menghela napas pelan sambil menatap riang wajah murid-muridnya yang tengah bermain dan tertawa.

"Aku ingin jadi guru yang benar-benar bisa mengubah hidup mereka," gumamnya dalam hati.

Matanya beralih ke Umar yang berdiri tak jauh, memberikan senyuman penuh dukungan. Detik itu, hati Nay tiba-tiba panas, bukan karena malu biasa, tapi hangatnya perasaan yang tak terduga. Ia menutup mata sejenak, membiarkan detak jantungnya berirama dengan kedamaian cinta yang hadir di sampingnya..

1
Shaffrani Wildan
bagus
Dhani Tiwi
kasuhan nay... tinggal aja lah si umar nay..cari yang setia.
tina napitupulu
greget bacanya thorr...gak didunia maya gak didunia nyata banyak kejadian serupa../Grievance/
Usman Dana
bagus, lanjutkan
Tini Hoed
sukses selalu, Thor
Ika Syarif
menarik
Sihna Tur
teruslah berkarya Thor
Guna Yasa
Semangat Thor.
NAIM NURBANAH: oke, terimakasih
total 1 replies
Irma Kirana
Semangat Mak 😍
NAIM NURBANAH: Terimakasih banyak, Irma Kirana. semoga nular sukses nya seperti Irma menjadi penulis.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!