Vivian Candrama seorang perempuan cerdas yang cantik. Ia diangkat menjadi cucu dari seorang pengusaha sukses bernama Farhan Candrama. Kehidupannya ternyata tak sesuai keinginannya yang ingin melupakan cinta pertama yang ia anggap sebagai cinta monyet yang menyakitinya.
Tapi saat ia ingin menjauh dari laki-laki yang membuatnya patah hati, lagi-lagi ia harus kecewa karena laki-laki itu kembali datang dan sengaja memaksanya untuk menikah. Gemal Candrama nama laki-laki itu. Ia adalah cucu kedua dari Farhan Candrama. Semua media tahu jika ia adalah tunangan dari Gunadarma Candrama pewaris Candrama grup tapi kemudian ia terpaksa menikah dengan Adik kandung Gunadarma Candrama. Gemal membencinya dan menyatakan perang padanya. Vivian tahu tidak ada cinta untuknya dihati Gemal. Gemal menikahinya hanya untuk menyiksa hidupnya.
Bagimana kehidupan Rumah tangga Vivian dan Gemal?
ayo baca dan jangan lupa vote dan komentarnya...terimakasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puputhamzah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemaksa
Setelah selesai makan, Elin segera membawa piring bekas makanan Vivian keluar. Elin melihat Gemal sedang duduk disofa sambil memainkan ipadnya. Elin meletakan napan ke dapur dan kemudian mendekati Gemal.
"Gem, bawa istri kamu ke Dokter!" ucap Elin.
"Mami lupa siapa Gemal dan Papi?" kesal Gemal membuat Elin terkekeh.
"Kali aja kamu nggak mau periksa kondisi kesehatan istri kamu Gem hehehe" kekeh Elin.
Gemal segera mematikan ipadnya dan ia mengambil obat yang ternyata ada diatas mejanya dan ia melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamarnya. Ia masuk kedalam kamarnya dan melihat Vivian sedang memainkan ponselnya. Gemal duduk disamping ranjang, ia memberikan dua butir obat dan meletakan obat itu ke telapak tangan Vivian.
"Minum!" ucap Gemal.
Vivian memperhatikan dua butir pil yang ada di telapak tangannya. Ia kemudian menggelengkan kepalanya. "Nggak usah" tolak Vivian.
"Minum!" perintah Gemal lagi namun Vivian menggelengkan kepalanya.
Gemal memegang pipi Vivian dan ia mengambil obat itu dari tangan Vivian, lalu memasukkan obat itu kedalam mulut Vivian dengan paksa. "Telan!" ucap Gemal dingin membuat Vivian dengan terpaksa menelan kedua butir pil yang berada didalam mulutnya. Gemal menyodorkan segelas air kepada Vivian namun Vivian yang kesal memilih mengatupkan mulutnya. "Apa kau mau aku memaksamu minum dengan mulutku?" tanya Gemal.
Vivian masih tidak bergeming dan memilih diam membuat Gemal geram. Gemal meminum air didalam gelas itu ia kemudiam menahan kepala Vivian membuat Vivian melototkan matanya saat bibir gemal berada dekat di bibirnya. Gemal menekan kedua pipi Vivian dengan tangannya dan Gemal segera memasukan air yang berada didalam mulutnya kedalam mulut Vivian.
Vivian terkejut dengan tindakan Gemal yang membuatnya sangat kesal dan juga malu. "Masih tidak mau minum?" tanya Gemal dingin. Sorot matanya menatap Vivian dengan tatapan mengintimidasi membuat sekujur tubuh Vivian bergetar. Gemal mengambil segelas air yang masih tersisa dan memberikannya kepada Gemal.
"Apa kau ingin aku memaksamu meminum sisa air didalam gelas ini dengan cara seperti tadi?" tanya Gemal
Vivian menggelengkan kepalanya dan ia segera mengambil segelas air yang ada ditangan Gemal dan meminumnya dengan sekali tandas. Gemal kemudian membantu Vivian berbaring dan ia menyelimuti tubuh Vivian. Gemal masih duduk disamping Vivian membuat Vivian merasa gugup.
"Aku akan menunggumu sampai kau tertidur!" ucap Gemal membuat Vivian menghembuskan napasnya karena ia tidak akan bisa tidur saat ini tanpa obat tidurnya.
"Aku belum mengantuk Kak!" ucap Vivian membuat Gemal segera berdiri dan ternyata memutari ranjang lalu membaringkan tubuhnya disamping Vivian.
"Kenapa Kakak tidur disini?" tanya Vivian karena ia sangat gugup saat ini, terlebih lagi Gemal selalu saja terlihat tampan baginya. Tergoda? tentu saja ia tergoda, apalagi harum tubuh Gemal tercium di hidungnya karena kedekatan mereka.
"Apa kau lupa ini kamar siapa?" ucap Gemal sinis.
"Iya aku tahu tapi kan kita harusnya tidak tidur seranjang!" ucap Vivian.
"Seharusnya kita tidur seranjang Vian, apa kau lupa dengan statusmu?" tanya Gemal lagi membuat Vivian menelan ludahnya karena Gemal saat ini menggerakkan tubuhnya menyamping dan menatap wajahnya.
"Vian ingat Kak," ucap Vivian membuat Gemal kembali merentangkan tubuhnya dan melipat kedua tangannya.
"Tidurlah!" ucap Gemal.
"Kakak harusnya makan malam bersama Mami dan Papi dibawah!" ucap Vivian.
"Kamu mengkahwatirkan saya yang belum makan?" tanya Gemal membuat Vivian menggelengkan kepalanya.
"Tidak," bohong Vivian. Sejujurnya ia sangat khawatir dan tidak ingin Gemal sakit.
"Jangan bohong karena saya tahu kamu terlihat mengkhawatirkannya saya, Vian!" goda Gemal dan ia memeluk tubuh Vivian membuat Vivian gugup.
"Kamu mau apa Kak?" tanya Vivian.
"Mau memeluk tiang listrik," ucap Gemal membuat Vivian membuka mulutnya dan Gemal terkekeh melihat ekspresi Vivian.
"Nggak usah diet, kamu bukan model terkenal!" ejek Gemal membuat Vivian kesal.
Karena siapa aku jaga pola makan, dulu kakak bilang suka perempuan cantik yang tubuhnya seperti barbie.
Tangan Gemal dengan jahil mencubit perut Vivian "Sama sekali tidak punya lemak, kau apakan tubuhmu sampai kurus kering seperti ini?" tanya Gemal membuat Vivian kesal.
"Aku tidak kurus," kesal Vivian.
"Memang tidak karena setidaknya tubuhmu masih berlekuk," ucap Gemal membuat Vivian melototkan matanya dan berusaha menjauh dari tubuh Gemal, namun Gemal menahan pergerakan tubuh Vivian. "Jangan bergerak kalau kau mau selamat malam ini!" ancam Gemal membuat tubuh Vivian membeku dan ia memilih membiarkan Gemal memeluknya.