NovelToon NovelToon
Istri Yang Tersakiti

Istri Yang Tersakiti

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Dendam Kesumat
Popularitas:620.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: neng_yanrie

sekian tahun Tasya mencintai suaminya, selalu menerima apa adanya, tanpa ada seorang anak. bertahun-tahun hidup dengan suaminya menerima kekurangan Tasya tapi apa yang dia lihat penghianatan dari suami yang di percaya selama ini..

apakah Tasya sanggup untuk menjalankan rumah tangga ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_yanrie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35

Rara terdiam sejenak, menatap Devan dengan tak karuan. Kecelakaan orang tua Tasya adalah pukulan telak baginya, sejak hari itu, ia di temani waktu dengan sebuah perasaan bersalah yang tidak pernah habis.

Sementara Tasya masih berdiri di balik pintu dengan tenaga yang tersisa. Ia masih ingin tahu apa yang ingin mereka bicarakan lagi, meskipun rasanya tidak akan sanggup.

"Sudah banyak yang kita lakukan dan berhasil, hanya selangkah lagi. Jangan mundur, Rara."

"Kamu tahu! Semua kejadian itu membuat hari-hariku tidak pernah menjadi tenang. Bahkan kehidupan pribadiku seperti hancur berantakan. Aku tidak punya teman, bahkan suamiku pun tidak pernah peduli, aku menjadi orang yang aneh!"

Devan terdiam dan menatap ke arah Rara yang mulai menangis. Ia kemudian mendekatkan diri dan memeluk Rara.

"Kamu masih tetep sahabatku, sampai kapan pun."

Rara melepaskan pelukan itu dan menyeka air matanya.

"Kembalilah kita seperti dulu, seperti tujuh belas tahun yang lalu, kamu seorang pejuang kehidupan dan aku pun begitu. Kita sama-sama terlahir dari kerasnya hidup bukan?"

Tasya kembali terhenyak, ternyata mereka sudah saling mengenal, jauh dari pertama dirinya dan Devan bertemu. Ia pun tidak menyangka hubungan mereka sedekat itu.

"Tidak, Rara! Ini sudah terlanjur, kamu yang mempertemukan Tasya denganku. Bahkan..." Devan tidak melanjutkan ucapannya, seperti ada sesuatu yang tertahan.

"Bahkan apa?"

"Sudahlah! Banyak hal yang tidak perlu dibicarakan lagi, yang pasti kita tidak bisa berhenti sekarang!"

Seseorang mengagetkan Tasya ketika ia hendak masuk ke ruangan Rara dan menumpahkan segala amarah kepada dua manusia itu. Orang yang mengagetkan Tasya adalah salah satu karyawan yang hendak memberikan laporan.

"Maaf, Bu. Ada berkas yang harus di tandatangani sekarang," ucapnya.

Dengan terpaksa Tasya pun mengurungkan niatnya dan berjalan menuju ruangannya diikuti staffnya itu dari belakang.

Setelah segala yang ia dengar tadi, ternyata hari ini waktu tidak memberinya sedikit pun ruang untuk berpikir tentang itu. Ia sibuk sepanjang hari, bahkan ia kembali rapat dan baru selesai setelah waktu petang.

Sejak siang tadi, Tasya tidak lagi bertemu dengan Devan dan Rara, mereka sepertinya telah pulang lebih dulu. Ia berjanji akan membalas perbuatan dua manusia gila itu. Tidak ada lagi kata maaf, mereka akan membusuk di penjara. Tasya berjanji.

Ia kembali melanjutkan pekerjaannya sampai larut, berkutat dengan kesibukan yang tidak bisa di tinggalkan. Bahkan janjinya dengan Ibu Shinta pun ia tinggalkan karena urusan pekerjaan tidak bisa ia tinggalkan. Dalam kondisi rumah tangga yang sedang tidak baik, ibu mertuanya pun masih sering menghubungi untuk sekedar meminta uang. Tasya sudah tidak pernah memberinya dan itu selalu berakhir dengan sebuah makian. Ia sudah tidak peduli.

Sementara Devan memilih pulang lebih cepat dan pergi ke sebuah tempat hiburan untuk sekedar melepas penat dan rasa kacau yang beberapa waktu ini tidak henti mendera. Tapi tidak dengan Rara, ia mendapat kabar anaknya sakit dan memutuskan untuk segera pulang.

*****

.

.

.

Tiga hari semenjak kejadian itu, Tasya sudah tidak pernah lagi bertegur sapa dengan Rara, apalagi dengan Devan. Ia memandang kedua orang itu dengan bengis, di matanya, mereka tidak lebih dari anak buah ******.

Hari ini, dengan pakaian perpaduan putih dan biru langit, sepatu hak tinggi dan rambut panjang tergerai, Tasya melangkah masuk ke gedung pengadilan agama. Tidak lupa, dilepaskannya kaca mata hitam yang sejak tadi ia kenakan.

Tasya tidak sendiri, ia juga tidak dengan Radit. Ada yang lain dan berbeda, Kirana datang turut menemani. Sengaja, ia tidak membawa Evan. Kirana datang bukan untuk sebuah kepuasan atas segera berakhirnya pernikahan Tasya. Ia sengaja datang atas permintaan Tasya.

"Mbak, kamu sudah benar-benar yakin?" tanya Kirana lagi.

Tasya mengangguk yakin.

"Aku selalu bilang, tidak ada alasan untuk menghentikan ini."

Ia kemudian melangkahkan masuk dan duduk di kursi yang sudah disediakan. Sementara Kirana berada di barisan belakang, Devan datang beberapa saat kemudian, wajahnya sayu tak bersemangat. Ia ditemani Bella dan Ibunya. Wajah kebencian terlihat di sana, bahkan Tasya menolak jabatan tangan yang Devan sodorkan, ia pun sama sekali tidak melirik mertuanya. Kebencian itu sudah menjalar sampai ke ubun-ubun.

Setelah ini, ia ingin menendang Devan segera dari perusahaan, lalu kemudian disusul Rara setelahnya.

Tak peduli, dosa apa yang sudah dilakukan orang tuanya pada Devan. Tapi sikap Devan dan Rara bukan seperti manusia, terlebih lagi sepupunya itu, ia mendapatkan semuanya sampai pendidikan yang sangat baik. Mereka keterlaluan. Kebencian sudah menjalar sampai ke ubun-ubun.

Devan terus mengajukan perdamaian, tapi Tasya menolak mentah-mentah. Sepanjang perjalanan sidang siang ini cukup menguras emosi dan penuh drama.

*****

Selepas sidang tadi, Tasya menawarkan diri untuk mengantarkan Kirana pulang. Tapi wanita itu menolak dan meminta untuk pulang sendiri. Kirana membuatkan niat, bila malam ini ia akan berkemas dan pergi dari rumah yang selama ini ia tinggali.

Ia akan membawa Evan dan berjanji akan hidup tanpa bayang-bayang Devan. Masalah kedekatan Evan sudah ia pikirkan.

Tasya tidak langsung ke kantor, ia membalikkan mobilnya ke arah kantor Radit. Tidak sabar ingin bertemu, berbagi cerita, selain itu terasa ada yang aneh karena seperti ada yang kosong ketika dua ini tidak bertemu.

Tak butuh waktu lama, setengah jam kemudian ia sampai. Tasya masuk dan menunggu di lobby, setelah di persilahkan masuk, ia pun pergi ke ruangan Radit.

tok..tok..tok...

Tasya mengetuk pintu ruangan Radit.

"Masuk!" terdengar jawaban dari dalam.

Pelan... Tasya membuka pintu. Radit sedikit terhenyak dan kaget melihat sahabatnya itu datang. Ia menyambut dengan senyum lebar dan senang, Tasya memang tidak mengabari akan datang hari ini.

Radit beranjak dari duduknya dan menyambut Tasya.

"Jadi ceritanya bikin kejutan nih."

Tasya mengangguk pelan seraya duduk di sebuah sofa kecil di Deket jendela. Pemandangan kota Jakarta terlihat dari gedung lantai sepuluh ini.

.

.

.

.

.

"Bagaimana sidang hari ini?"

Halo kakak-kakak minta vote, like, dan hadiahnya biar semangat updatenya.

1
Ryani
Sedarahh?????
Ryani
aduh ini cerita gmna sih, masa Tasya sok²an ikut ngurus selingkuhan Suaminya.. Aneh
Ryani
haruskah aku bilang Waooowwwhhh😲😲😲
Ryani
ohh ya Ampun, pengen aku lempar aja HP ku🤣🤣🤣... bemua jadi yg di bobol Devan
Ryani
baru awal dah bikin naik darahh... ohh Astaga
Ika Surya Ningsih
koq cerita nya gtu" trus sih.. g ada ujungnya.. pdhl bc uda ku lompat" tpi gtu trus
Azalea New
Luar biasa
Rizky Sandy
Tasya ikut sibuk ngurusin gundik suaminya, ceritanya agk aneh,,,,
Depp Kazieh
kirana mntan devan jg ya
Dewa Dewi
kasian Tasya
Dewa Dewi
akhirnya Tasya sadar juga dari koma 👏👏👏👏
Dewa Dewi
Kapan nih Tasya sadarnya?
Dewa Dewi
Semoga Tasya cepat sadar dr koma
Dewa Dewi
congrats ya Tasya & Radit👏👏
Dewa Dewi
Tasya hamil .....Semoga engga keguguran lagi ya
Dewa Dewi
Happy wedding Radit & Tasya ❤️❤️🌹🌹💐🍾🎉🍷🍷🎉🎉
Modish Line
ini kapan bahagianya sih thor? Hidup Tasya sama Radit kok susah terus sih?
Modish Line
kakakmu bejat sekali Sintia 🤬🤬🤬🤬
Modish Line
setuju...m
Modish Line
rasain lu...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!