Ratu Antagonis

"Siapa dia?"

"Oh dia, dia nona Tansy. Yang mulia bilang, dia akan menjadi selirnya. Saat ini dia sedang mengandung anak putra mahkota...."

"Benarkah?"

"Benar, dia memang cantik. Dia juga seorang jenius..."

"Pantas saja."

Tansy yang sedang duduk di taman kekaisaran mendengar suara para pelayan yang terus membahas tentangnya, dia puas karena mereka memujinya dan mengatakan bahwa dia seorang jenius. Dia dia benar-benar senang.

Dari kejauhan, Tansy bisa melihat sang raja yang datang ke taman, itu memang taman milik raja. Dengan cepat, Tansy bangun dari duduknya dan langsung menundukkan kepalanya.

"Salam yang mulia raja." Sapa Tansy, saat dirinya menunduk hal itu membuat gaun yang dia gunakan sedikit menurun sehingga memperlihatkan dada nya yang menjulang tinggi.

Itu nampak terlihat dengan jelas, Tansy selalu memakai pakaian yang terbuka sama seperti Xera. Bedanya, Xera tidak pernah menunjukkan hal itu secara terang-terangan.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?" Tanya sang raja, dia nampak menatap dada Tansy, raja selalu mencuri pandang kearahnya.

"Ah saya sedang mencari udara segar, maaf jika saya datang kemari." Ucap Tansy dengan suara lembutnya.

"Tidak apa-apa, kau bisa datang sesuka mu."

"Terimakasih yang mulia."

Mereka terus berbincang sampai matahari mulai terik, barulah mereka menyudahi perbincangan mereka. Keduanya terlihat nyambung saat berbincang, bahkan sesekali Tansy ataupun sang raja tertawa.

•••

"Benarkah?"

"Benar nona, menurut pelayan yang anda siapkan disana. Mereka melihat nona Tansy dan yang mulia raja selalu berbincang jika ada kesempatan."

"Plot twins yang sangat luar biasa!" Senang Xera, Amy dan Syua hanya diam karena mereka tidak mengerti bahasa yang digunakan Xera, bukan sekali dua kali Xera mengatakan bahasa yang menurut mereka aneh dan asing.

"Kak...."

Xera membalikkan badannya dan melihat Momo yang datang, mereka sudah berbincang sejak kemarin dan nampaknya Momo begitu senang berada disampingnya.

"Kau akan pulang?" Tanya Xera, dia juga melihat bibi Harmonia yang datang dengan paman Hakam.

"Ya, sekolahku belum libur. Aku akan kemari jika sudah libur..." Angguk nya dengan senang.

"Baiklah." Senyum Xera.

"Xera, terimakasih karena sudah menerima kami disini. Kapan-kapan kami akan berkunjung lagi, kau juga sering-seringlah main ke kaisaran." Ucap bibi Nia dengan memeluk Xera.

"Aku akan kesana jika luang bibi." Senyum Xera.

"Jika pun kau sibuk, luangkanlah waktu untuk berkunjung. Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan." Tegas paman Hakam, Xera terkekeh. Dia membalas pelukan paman Hakam, mereka berdua sangat menyayanginya seperti anaknya sendiri.

"Baiklah."

Xera mengantar mereka sampai gerbang, Momo terlihat begitu antusias karena banyak sekali hadiah yang dikirimkan oleh Xera untuk nya. Bahkan, paman Hakam juga nampak terkejut karena Xera memberinya banyak senjata dan juga beberapa barang lainnya yang dia tahu, harganya begitu mahal tapi Xera justru memberikannya dengan cuma-cuma, itu pun tidak sedikit jumlahnya.

Untuk bibi Nia, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Semua barang yang dia dapatkan benar-benar luar biasa, dan itu sangat cocok untuknya. Xera benar-benar paham dengan keinginan mereka.

Setelah kepergian paman, bibi dan sepupu nya. Xera segera bersiap untuk pergi bersama Ethel. Untuk Cheppy, laki-laki itu sudah pergi kemarin untuk mengurus bisnisnya, setelah mendapatkan modal dari Xera, dia segera pergi dengan semangat.

"Salam nyonya." Sapa Ethel, Xera merasa tak nyaman di panggil nyonya karena dia masih belum menikah, tapi Ethel tetaplah Ethel, dia sama gilanya seperti kaisar.

"Aku sudah siap." Ucap Xera, Ethel mengangguk. Dia melihat penampilan Xera yang cantik dengan pakaian sederhananya, Xera mengikat rambutnya atas, tak lupa Xera memakai pakaian yang ketat dan menutupi dirinya, celana panjang ketat juga sangat cocok untuknya.

"Mari nyonya." Ajak Ethel, Xera mengangguk. Mereka masuk kedalam portal, Xera memejamkan matanya dan membuka kembali setelah dirasa sampai. Hal pertama kali yang Xera lihat adalah kumpulan mahluk yang aneh dan mengerikan, jangan lupakan bahwa mereka juga menjijikkan.

"Astaga...." Pekik Xera yang sangat terkejut, Ethel sontak menahan tubuh Xera yang hendak jatuh. Dia sudah mewanti-wanti akan hal ini, Xera pasti terkejut.

"Kalian pasti sudah tahu mengenai dirinya, perlakukan dia seperti kalian memperlakukan yang mulia." Tegas Ethel, aura Ethel terasa mencekam, Xera hanya diam dengan mendongakkan kepalanya untuk melirik Ethel.

"Baik tuan." Kompak mereka, Xera menelan ludahnya.

"Salam nyonya." Sapa mereka dengan penuh kekompakan, mereka bahkan sampai bersimpuh didepannya.

"Ah ya, jangan terlalu berlebihan seperti ini. Bangunlah..." Ucap Xera, dia merasa tidak enak.

"Terimakasih nyonya, tolong perintahkan kami sesuka anda. Sesungguhnya kami ini hanyalah budak yang begitu patuh pada perintah anda." Jelasnya, Xera mengangguk kaku.

Bagi Xera, apakah mereka tidak terlalu berlebihan padanya?

"Kalian pasti sudah mendengar dari Ethel apa yang harus kalian lakukan bukan?" Tanya Xera.

"Benar nyonya."

"Terimakasih karena sudah memahami nya, aku ingin mengubah rencana, jika kalian melakukan hal tersebut setelah pernikahan putra mahkota dan Tansy maka hal itu tidak akan terjadi sampai kapan pun." Jelas Xera, Ethel dan para mahluk yang ada disana menatap Xera dengan heran.

"Itu karena, Tansy akan menjadi selir yang mulia raja. Bukan selir dari putra mahkota, aku sudah merencanakan hal ini kemarin dan nampaknya umpan yang aku berikan sudah mereka lahap." Senyum Xera.

Mereka bersorak, kelicikan Xera benar-benar membuat mereka puas dan senang. Ethel juga tak percaya, kenapa Xera bisa berfikir kesana? dan lagi, bukankah kaisar sangat setia pada istrinya? bahkan, untuk selir pun tidak memilikinya.

Tapi kenapa sekarang? Ethel melirik Xera, dia tidak percaya jika Xera benar-benar penuh dengan kelicikan dan siasatnya pun tak pernah meleset. Pantas saja kaisar nya begitu tergila-gila pada Xera, Ethel merinding saat melihat sorot mata Xera yang berwarna merah penuh dengan kejahatan.

"Nyonya." Sapa mereka, Xera tersentak lagi setelah mereka berubah menjadi laki-laki dan perempuan yang tampan dan cantik, mereka benar-benar berubah lagi?

"Mereka sengaja memperlihatkan wujud asli mereka agar anda tidak takut dan terkejut setelah melihatnya." Jelas Ethel, Xera mengangguk. Apakah kaisar juga?

"Yang mulai iblis paling tampan dan juga derajatnya sangat tinggi, dia tidak menjijikkan seperti kami, nyonya." Ucap Ethel, seakan-akan dia tahu apa yang Xera pikirkan dan Xera hanya tersenyum canggung padanya, apakah bangsa iblis memang bisa membaca apa yang manusia biasa pikirkan?

"Nyonya, izinkan kami menjadi pengikut anda." Tunduk salah satu dari mereka, Xera tidak mengerti.

"Dia iblis yang paling tinggi diantara yang lainnya, panggil dia Theodor. Jika dalam peperangan, dia seorang jenderal besar. Sedangkan dia, jenderal Ramon, satu tingkat dibawah Theodor." Jelas Ethel.

"Ah begitu." Angguk Xera yang mulai paham dengan mereka semua.

"Tapi, aku tidak...."

"Nyonya, biarkan kami bekerja sebagai pengawal anda. Yang mulia juga pasti mengizinkannya..." Ucap Ramon, Xera melirik Ethel.

Ethel hanya mengangguk, bertanda itu bukanlah masalah.

"Aku akan membicarakan hal ini terlebih dahulu pada kaisar." Senyum Xera, mereka bersorak senang. Itu berarti, mereka akan selangkah lebih maju untuk bisa dekat dengan nyonya mereka.