NovelToon NovelToon
Malam Pertama Dengan BUJANG LAPUK

Malam Pertama Dengan BUJANG LAPUK

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: riena

Follow Ig @ rii-ena

Cerita ini mengkisahkan tentang Firda, seorang mahasiswi tingkat satu yang dengan iseng menggagalkan pernikahan Bujang.
Pria dewasa yang dijuluki si bujang lapuk.

Tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Firda yang menyebabkan pernikahan dirinya yang gagal, Bujang membalas permainan yang Firda buat dengan menikahinya malam itu juga.

Bagaimana pernikahan yang mereka jalani selanjutnya? Apakah Firda akan menyerah dan bercerai dengan Bujang yang katanya sudah aki-aki atau justru malah Firda jadi jatuh cinta.

Lalu Bujang sendiri? Masihkah dendam pada Firda karena sudah mengacaukan pernikahannya atau justru bersyukur? ikuti terus cerita mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Senam Bibir

Sepanjang perjalanan dari cafe milik Noah ke cafe D'Nongkrongs Hamish tidak mengatakan apa-apa, Firda jadi salah tingkah. Tapi mengingat kata-kata Hamish malam tadi yang katanya dia tidak akan marah kalau dirinya berbuat salah, mulai tenang hati Firda.

Setelah keluar dari mobil Hamish melangkah lebar masuk ke dalam cafe, Firda berlari-lari kecil mengikuti dari belakang. Sudah seperti anak kucing yang selalu menyertai induknya kemana saja pergi karena menginginkan disusui.

Hamish jalan ke kasir, Firda ikut. Hamish jalan kebelakang ingin melihat situasi karena dia baru bisa datang siang hari, Firda ngekori juga. Sampai beberapa karyawan cafe senyam-senyum menatap lucu.

"Kamu duduk saja dimana pun kamu mau, bebas. Kenapa ngikutin Abang terus?"

"Nggak ah, nanti aku di culik." sahut Firda tanpa melihat ke wajah suaminya yang menatap heran, Firda celingukan kesana-kemari melihat situasi cafe yang selalu ramai

Pantas saja kalau dimintai duit langsung di kasih. Orang-orang pada kesini terus mau ngapain sih? Cuma mau minum kopi? Enakan minum kopi di rumah sendiri, murah, bisa sambil rebahan lagi.

"Perempuan bandel seperti kamu diculik? Penculiknya yang stres, Fir."

"Kok gitu? Memangnya mau aku apain penculiknya bisa sampai stres?"

"Kamu mintai duit." Hamish terkekeh.

Firda mencebik.

"Sini, ikut Abang!" Hamish menarik tangan Firda agar mengikutinya masuk ke ruangan VIP, mumpung sedang tidak ada yang menggunakan ruangan tersebut.

"Bang, nggak pa pa temen aku di tinggal di sana?"

"Mereka sudah besar, nakal seperti kamu, pasti bisa pulang sendiri."

"Kenapa nggak sekalian pulang bareng kita? Nggak enak kan? Nanti katanya aku nggak setia kawan."

"Memangnya Abang guru paud yang mengurusi bocah-bocah? Jangan bicara setia kawan sama, Abang. Saat kamu menerima resiko dari perbuatan kalian bersama, apakah kedua temanmu itu ikut bertanggung jawab? Nggak kan? Kalau memang setia kawan harusnya ketiga-tiganya bisa Abang nikahi dong? Apa nggak keren tuh, si bujang lapuk melepaskan masa lajangnya dengan menikahi tiga gadis nakal, beuh." kekeh Hamish, Firda cemberut.

"Cemburu?" goda Hamish menowel dagu Firda.

"Augh ah."

"Oke, kita kembali ke masalah tadi, sekarang jawab yang jujur! Kalian sering nonton film yang begituan?" wajah Hamish yang semula dihiasi senyuman di bibirnya berubah menjadi serius, dia menatap sedikit tajam ke arah Firda. Terlihat ketidak sukaan lewat sorot matanya.

Firda menunduk, mengingat-ingat tadi nonton apa.

Bagaimana kalau aku pura-pura amnesia?

"Ini bukan soal kuis yang diadakan di kampusmu sehingga kamu perlu memikirkan jawabannya dengan betul-betul, tinggal jujur saja, Firda! Kamu mau uang belanja untuk kamu Abang potong?"

Lah, kok sudah mirip ibunya saja. Kalau Firda tidak membantu pekerjaan rumah, pasti uang jajannya di pangkas menjadi seperempatnya.

Jangan-jangan dia dapat bocoran dari ibuk.

"Kan bukan film begituan, Bang. Gita dan Sisil lagi belajar senam bibir katanya."

Hamsih sampai mau tertawa mendengar jawaban Firda, tapi ditahannya.

Lagian kenapa hal seperti itu di pelajari, nanti juga tahu sendiri. Seperti Firda yang langsung praktek.

"Belajar itu materi kuliah yang sudah diberikan dosen di kampus atau hal-hal positif seperti memasak atau apapun yang baik-baik, bukan hal yang seperti itu. Baru juga semester dua sudah seperti itu yang di pikirkan. Memangnya kedua temanmu tidak pernah punya pacar atau menyukai laki-laki? Kalian ini sedikit bandel, nggak mungkin....

Astagfirullah...."

Hamish segera beristighfar, tidak boleh menjudge orang lain hanya karena dia pernah menjadi korban permainan yang pernah ketiganya lakukan.

"Pernahlah, Bang, kami kan normal. Menyukai dan naksir bolak-balik malah, gonta-ganti tergantung selera. Setelah tamat SMU, Sisil dan Gita naksir bang Bagas. Tapi bang Bagas nggak respon, katanya berisik. Jadi untuk urusan yang kaya' kami tonton tadi...Kami belum pernah, makanya tadi belajar." Firda cengengesan, Hamish langsung menjentik jidatnya.

"Mereka berdua bisa jadi belum pernah, kamu? Apanya lagi yang belum pernah?" Hamish berdecak bagaimana bisa Firda bertingkat absurd seolah dia masih sama seperti Gita dan Sisil.

"Toleransi, Bang, biar makin mahir."

"Nggak boleh, itu zina mata namanya. Melihat yang seperti itu kalian akan membayangkan jika kalian yang berada di posisi pemeran wanita, dan kamu...Nanti kamu membayangkan pria lain saat bersama, Abang. Dosa itu, Firda."

Firda diam tidak berani membantah. Karena percuma juga membantah, pasti Hamish akan memiliki jawabannya.

"Bang, aku haus, masak setelah jadi istri Abang aku nggak pernah minum gratis di sini."

"Nggak boleh, kamu kalau mau pesan bayar! Kan sudah Abang kasih uang.".

"Pelit!"

Hamish mengusap kepala Firda pelan.

"Buatlah sendiri di belakang, jangan meminta orang lain membuatkan! Jangan mentang-mentang kamu istri Abang, kamu sembarangan memerintah mereka. Karena melayani permintaan kamu bukan menjadi tugas mereka, paham?"

"Ya udah, aku minum air putih saja kalau gitu." ucap Firda menyambar air mineral yang ada di atas meja, Hamish terkekeh.

"Pintar, itu lebih bagus untuk kesehatan."

Firda hanya bisa menghembuskan napas keras.

Bilang aja kalau pelit.

...******...

Sisil terus melihat ke arah belakang, mobil yang dikendarai oleh Noah dengan Gita yang ada didalamnya berada jauh dari mereka. Masih kencang laju odong-odong di bandingkan dengan mobil yang membawa Gita.

Jangan-jangan mogok? Ah, masak mobil bagus mogok. Atau bodinya saja yang bagus tapi mesinnya mesin bajaj.

"Jangan melihat ke belakang terus, nanti leher kamu sakit lho."

"Om, turunin aku disini dong! Aku bisa teriak nih!" ancam Sisil sudah bersiap-siap akan menjerit.

"Teriaknya nanti saja, pas malam pengantin. Eh, bukan teriak ya? Tapi..." Ryu mengedipkan matanya genit.

Sesaat Sisil melongo, bukan karena ucapan Ryu yang menjurus. Tapi kedipan mata Ryu itu lho, Sisil merasa melayang ketika di godai oleh cowok cakep. Sayang sudah om-om, jadi om genit.

"Aku teriak bener lho,"

Dari tadi cuma ngancam saja, Sil, tapi nggak teriak juga.

"Belum juga diapa-apain, masak teriak. Tenang saja, Abang akan antar kamu pulang, tunjukkan rumah kamu saja! Atau kita pacaran dulu? Ini kan kencan pertama kita, mau nonton, atau jalan-jalan ke pantai sambil bergandengan tangan."

Ya ampun, Ryu...Kamu kok bisa sama seperti bapak kamu yang hobinya maksa sih.

"Ish, siapa yang pacaran? Kita saja belum kenal."

Sisil sudah mulai tidak takut lagi.

"Tadi kan kita sudah kenalan, nama Abang Ryu, nggak perlulah pakai nama lengkap segala! Nanti kamu bisa melihat nama lengkap Abang di kertas undangan kita."

"Siapa yang mau nikah cepat-cepat?"

"Abang dong, nikah itu enak tau. Tuh contohnya temen kamu dan Hamish!

Kalau kamu jadi istri Abang, kamu tetap bisa kuliah kok, uang jajan Abang kasih, kalau malam mau bobok Abang dongengin, apa nggak enak tuh?"

Ryu gombalannya penuh kebohongan.

"Nggak pakai masak dan beres-beres rumah?"

Jiaaaa... Sisil mulai terperdaya dengan gombalan Ryu.

"Nggak, kita makan cinta saja sudah kenyang." Ryu tergelak.

Sisil cemberut

Enak juga gombalin anak kecil.

Ryu tertawa-tawa dalam hati.

Ryu melirik ke kaca spion, mobil yang dikendarai oleh Noah sudah kelihatan. Sepertinya mereka tadi terjebak di traffic light.

Ryu membelokkan mobilnya ke arah kompleks perumahan tempat tinggal Hamish.

"Bang, eh Om, rumahku bukan disini, tapi di kompleks sebelahnya."

Salah Sisil sendiri tidak menunjukkan alamat rumah, walaupun Hamish tadi sudah memberitahukan tetapi Ryu nggak sempat mengecek kembali.

"Panggil saja Abang, biar mesra! Masak, Om, memangnya kamu mau jadi sugar baby? Dipakai tapi tidak dinikahi?"

Sisil menggeleng, bisa di buang kelaut dia sama orang tuanya kalau berani jadi sugar baby.

"Makanya jadi calon istri Abang! Abang jamin hidupmu akan bahagia, tugas kamu cuma temani Abang ngobrol sebelum tidur. Besoknya kamu bisa ke kampus seperti biasa, kayak istrinya Hamish, serukan? Abang kasih jajan lebih dari yang diberikan oleh orang tua kamu."

Dasar Ryu, cuma di iming-imingi sama uang jajan doang, mana menarik.

Sisil menatap wajah Ryu dengan dahi berkerut.

Memang tugas Firda cuma gitu aja sebagai istri bang Bujang? Besok aku tanya dia.

"Cuma ngobrol aja? Nggak ...."

"Seperti yang kalian tonton tadi?"

Sisil nyengir, Ryu tertawa kecil tanpa menjawab. Berabe kalau dijawab sekarang. Kata Hamish teman-teman istrinya memang kelihatan sedikit pecicilan tetapi sebenarnya belum tahu apa-apa, cuma melihat dan belum pernah praktek lapangan. Jadi kalem.

"Besok Abang jemput di kampus ya, sinikan ponsel kamu!" Ryu langsung saja mengambil ponsel yang dari tadi di pegang terus oleh Sisil karena dia ingin mengetahui nasib Gita bagaimana.

Setelah menelepon ke nomornya sendiri, Ryu mengembalikan ponsel Sisil.

Sisil segera turun dari mobil Ryu di ujung jalan menuju rumahnya yang cuma berjarak tiga puluh meter, dia takut di marahi oleh orang tuanya jika ketahuan di antar oleh Om-om.

...****************...

1
hìķàwäþî
popok???
hìķàwäþî
jadi.. kontraknya itu per waktu atau per bab thor?
Ulil Baba
kadung apk kui TK buang 😭😭
hìķàwäþî
jejak mungkin ga ad.. bukti ud unboxing sih msh ad..
hìķàwäþî
hp nya mahar, hasil dr nodong
hìķàwäþî
keluarga absurd.. wkwkwk
hìķàwäþî
guyuban saat ada kegiatan.. identik sm kgiatn hajatn..
hìķàwäþî
rahas siaaa
Ulil Baba
emang bentuk nya gimana yg udah pro
hìķàwäþî
bs berhenti dlu nih bacanya.. hr k 2 puasa nih..
hìķàwäþî
mau seharga lambo.. duitnya ga kliatn hilalnya mish..
hìķàwäþî
drama emang rangkaian kebohongan yang dibuat untuk menghibur orang lain..
sandiwara.. film.. sejenisnya..
hìķàwäþî
malu2 miau mish..
hìķàwäþî
burung kampus..
hìķàwäþî
kirain hamish daud.. byat gw visualnya dy aj lah .. /Drool/
Suriyanti Jamaluddin
Luar biasa
Fitri Arjuni
🤣🤣🤣🤣
Vera Mahardika
udh lama aku jd lupa lg ceritanya tentang firda danhamis
Malem Sihombing
Lumayan
Malem Sihombing
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!