Anaya Karenina terusir dari rumahnya sendiri karena tak bisa membayar hutang orangtuanya.Gadis berusia 20 tahun itu tak tau harus kemana karena tak memiliki sanak keluarga.Sampai ia bertemu dengan orang yang menyelamatkannya dan merubah hidupnya.Ia harus menikah dengan sang pria karena permintaan sang ibu dari pria itu yang sudah menyukainya saat awal bertemu.
Bagaimana pernikahan mereka?apakah Anaya akan bisa melanjutkan pernikahannya tanpa adanya cinta?
Simak cerita selanjutnya ya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
H-1
Mansion milik Sean kedatangan tim MUA yang akan memake over Anaya.Hari ini Anaya akan memakai heana.Pernikahan memang akan diadakan dikediaman Alatas bukan di mansion Sean.Sedangkan pria itu kini tengah berada di apartemennya.Dia dan Anaya akan dipingit sebelum menikah esok hari.
Anaya tampak risih dengan wanita separuh yang tampak lihai memakaikannya heana itu.Dia sebenarnya tak mau melakukan hal ini tapi karena desakan Nyonya Anita gadis itu pasrah.Andai Sean tau Mansion nya kedatangan pria jadi jadian itu pasti pria itu akan meradang dan ke dasar lautan.Selama ini pria itu melarang siapapun selain keluarganya untuk masuk ke mansion itu.Tapi kini setelah Anaya tinggal di mansion itu sang Mama tanpa sepengetahuan Sean membawa masuk orang lain.
Ruang tamu yang dijadikan untuk tempat berkumpulnya para lelaki jadi jadian itu tampak heboh apalagi dengan kedatangan Robi sang sekretaris Sean membuat para manusia setengah dewa itu menjerit melihat sosok tegap yang menurut mereka jantan.
"Baru melihat Kak Robi aja udah kayak cacing kepanasan mereka apalagi melihat Sean yang jauh lebih tampan dari Kak Robi ?",pikir Anaya melihat mereka yang tampak begitu heboh.
Robi terkejut dengan apa yang dilihatnya dimansion sang bos."Siapa yang mengizinkan mereka datang?",pikir Robi yang terus berjalan menuju Anaya.
Ya Sean memang sudah mengabari Anaya kalau sektretarisnya bernama Robi akan mengambil berkas yang ada di ruang kerjanya.
"Nona...bisakah anda mengambilkan map berwarna hijau diruang kerja Bos Sean?",ucap Robi.
"Hmmm kedua tanganku sedang dilukis Kak,begini saja masuk aja ke kamarnya Kak Sean?",ucap Anaya tanpa dia sadari kalau Sean tak pernah mengizinkan orang lain masuk ke kamarnya kecuali dirinya dan pelayan yang akan membersihkan kamar mereka.
"Tapi Nona...Bos Sean meminta saya kalau Nonalah yang mengambilkan nya karena tak semua orang diizinkan masuk ke kamarnya Tuan",ucap Robi.
"Ck... merepotkan sekali kenapa juga ruang kerja ada didalam kamar",gerutu Anaya.
"Ah...aku ada ide...Kakak bisa mencari Pak Man karena cuma beliau pelayan yang diperbolehkan oleh Kak Sean memasuki kamarnya.Aku sungguh tak bisa Kakak lihat kedua tanganku dilukis dan ini belum kering",ucap Anaya memperlihatkan kedua tangannya.
"Baiklah Nona",jawab Robi mencari keberadaan pelayan yang dimaksudkan Anaya.
Sedangkan para pria setengah jadi itu tampak menatap Robi tak berkedip seorang ingin menerkamnya.
Robi segera berlalu dari ruang tamu untuk menghindari tatapan liar pria setengah jadi itu.
"Andai Bos Sean tau...dia pasti sudah menendang mereka semua dari mansion ini atau...",Robi tak bisa melanjutkan ucapannya membayangkan kejamnya Sean jika ada yang berani masuk ke Mansionnya.
Anaya sedang asyik memejamkan matanya namun tiba tiba saja ponselnya berdering membuat gadis itu memberengut kesal karena tak bisa mengambil ponselnya.
"Seena...tolong ambilkan ponselku,boleh?",tanya Anaya apds calon adik iparnya yang sedang asyik berkutat dengan ponsel miliknya menemani Anaya untuk memakai heana.
"Baiklah Kak",jawab Seena berdiri mengambil ponselnya.
"Oh my God Kak Naya gawat....",pekik Seena menatap layar ponsel Anaya yang terdapat panggilan video dari Kakaknya.
"Ada apa Seena... sepertinya kau sudah mewarisi sifatku yang suka berteriak",ucap Anaya yang bingung dengan calon adik ipar yang tiba tiba saja berteriak.
"Ini ada calon suamimu,bisa gawat kalau dia tau mereka mereka ini ada dimansion miliknya bisa digantung kita Kak",ucap Seena panik.
"Sudah angkat saja!.Semuanya tolong menyingkirlah lebih dulu ya kalau kalian tidak mau ditendang dari sini oleh calon suamiku",ucap Anaya.
Para lelaki setengah jadi itu menyingkir dari ruang tamu membiarkan Anaya untuk selesai menelfon terlebih dahulu.
"Tolong angkat telfonnya Seena kalau tidak Kakakmu akan terus menerorku",ucap Anaya.
"Tapi Kak...
"Sudah dia tidak akan tau bukan? karena para lelaki setengah jadi itu sudah tidak ada disini",bisik Anaya.
"Ya deh Kak.Terserahmu saja",pasrah Seena mendial tombol hijau.
Sean;Kenapa lama sekali mengangkat telfon ku hum?,kemana manusia setengah jadi itu?
Deg
Anaya;Apa kau tidak melihat tanganku sedang dilukis Kak?Ini saja Seena yang membantu memegangi ponselku.Kenapa kau marah marah begitu padaku yang membawa mereka ke sini Mamamu jadi protes saja padanya.
Sean;Aku tak mau tau suruh mereka semua pulang atau aku akan menyuruh anak buah ku yang akan mengusir mereka.
Anaya;Tapi tanganku belum selesai dilukis Kak.
Sean;Cukup satu orang saja disana setelah selesai suruh dia langsung pulang.
Anaya;Ck...Ya udah iya...
Sean;Bagus...
Klik...
"Siapa sih yang melaporkan pada Kak Sean kalau ada mereka disini?",gerutu Seena.
Anaya mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.
"Apa mungkin Kak Robi?",tebak Seena.
"Kau yakin Seena bahkan Kak Robi masih dilantai atas",ucap Anaya.
"My be...dia menelfon Kak Sean saat sampai di lantai atas, mungkin",balas Seena.
"Nah tuh orangnya!",tunjuk Seena pada Robi yang berjalan kearah mereka mengenggam sebuah mal berwarna hijau.
"Ada apa Nona anda menyebut nama saya",tanya Robi saat tiba dihadapan kedua gadis itu.
"Aku mau tanya?.Apakah Kakak yang melaporkan ke Kak Sean kalau ada manusia bertulang lunak itu disini?",tanya Seena dengan tatapan penuh selidik.
"Tidak Nona",,jawab Robi yang tampak kebingungan.
"Apakah kau jujur Kak?",tanya Seena menatap tajam Robi.
"Ya tentu saja Nona.Mana Berani saya melaporkan karena itu pasti perintah Nyonya besar", jawab Robi.
"Baiklah kami percaya padamu Kak,tapi siapa yang melaporkan?apakah salah satu pelayan di mansion ini?",gumam Seena.
"Kalau begitu saya permisi dulu Nona berkas ini ditunggu Tuan besar di kantor",ucap Robi pamit pergi dari gadis yang menurutnya sama sama cerewet.
"Sudahlah Seena lagian Kak Sean tidak terlalu marah tapi kita harus menyuruh mereka pulang kecuali yang tadi melukis tanganku",ucap Anaya menenangkan calon adik iparnya itu.
"Awas saja kalau ada yang lapor aku aduin ke Mama", gerutu Seena geram.
***
Sementara itu di apartemen Sean tampak begitu emosi bisa bisa sang Mama membawa manusia setengah jadi ke Mansionnya dan menyuruh mereka untuk menyentuh Anaya.Untung salah satu pelayan mengadukan padanya kalau Anaya membawa pria tukang lunak itu ke Mansionnya.
"Tunggu dulu tadi kata pelayan itu Anaya yang membawa mereka ke rumah lalu kata Anaya Mama lah yang membawa mereka.Sepertinya ada yang tidak beres",gumam Sean.
Sean menghubungi orang suruhannya untuk mengusir parasit itu dari Mansion.Mansion itu ia peruntukan untuk calon istrinya kelak oleh karena itu Sean tak mau sembarangan orang apalagi wanita yang masuk ke mansion miliknya.Jadi karena Anaya lah calon istrinya berarti Mansion itu untuk Anaya nantinya.
...****************...
Mampir thor🙋🙋🙋