Bagaimana jadinya jika seorang wanita yang menjabat sebagai CEO di perusahaan itu menyukai seorang pemuda yang usia nya jauh berada di bawah nya?
Itulah yang di rasakan oleh Airyn Xylena Prameswari. Dia menyukai seorang pemuda bernama Arjuna Reksa, kedua nya bertemu secara tidak sengaja di sebuah cafe yang dimana, Juna bekerja disana.
"Aku menyukai mu, Jun."
"Apa yang Nona katakan? Anda tidak mungkin menyukai saya yang hanya pegawai cafe."
"Aku tidak peduli dan mulai saat ini, kau harus menjadi kekasihku dan aku tidak menerima penolakan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Keras Kepala
Kedua insan itu masih berjalan-jalan di taman, kadang-kadang mereka bercanda ria yang membuat suasana menjadi lebih hangat. Terlihat kalau mereka adalah pasangan yang serasi, tidak terlihat perbedaan yang jauh karena Airyn yang awet muda. Bahkan di usia nya yang 28 tahun saat ini, masih terlihat seperti belasan tahun. Terlihat sangat serasi saat mereka berdua berjalan berdampingan dengan Arjuna yang juga terlihat sangat tampan.
"Sayang, jajan es krim yuk?" Ajak Airyn, Juna menganggukan kepala nya. Kedua nya pun segera menuju ke pedagang es krim dan membeli dua cone es krim.
"Mau rasa apa, yang?" Tanya Airyn.
"Aku suka rasa coklat, kamu?"
"Oke, aku vanilla." Jawab Airyn. Dia pun memesan rasa coklat dan rasa vanilla. Tapi, saat Airyn akan membayar nya Juna mencegah nya.
"Biar aku yang membayar nya, Bby."
"Hmm? Tidak perlu, sayang."
"Plis, kali ini aja ya? Aku mampu kok kalau cuma buat beliin kamu es krim." Pinta Juna membuat Airyn tersenyum. Akhirnya dia pun membiarkan saja saat Arjuna yang ingin membayar es krim nya.
"Ini uang nya, Bang. Terimakasih."
"Sama-sama." Jawab abang-abang penjual es krim itu dengan senyum ramah nya. Setelah mendapatkan es krim nya, kedua nya pun pergi dan memutuskan untuk duduk di kursi taman.
Kedua nya duduk berdampingan di kursi taman, tapi tangan mereka tetap saling menggenggam satu sama lain, sungguh demi apapun ini terlihat sangat romantis. Bahkan pasangan lain pun terlihat cemburu saat melihat kemesraan sepasang kekasih yang sedang asik menikmati es krim mereka masing-masing.
"Sayang, aku boleh nyobain punya kamu gak?" Tanya Airyn membuat Juna menoleh, ucapan Airyn sedikit ambigu bagi Juna. Nyobain punya kamu?
"Apa nya?"
"Es krim nya dong, sayang."
"Ohh, boleh kok." Jawab Juna sambil tersenyum kecil, dia memberikan es krim miliknya pada sang kekasih dan Airyn menjilat nya dengan perlahan.
"Punya kamu enak, yang."
"H-aahh? Yang jangan ambigu dong."
"Ambigu apaan sih, yang? Aku cuma bilang punya kamu enak es krim nya." Jawab Airyn membuat Juna menggeleng, entahlah dia jadi sering berpikiran mesuum sejak dia berdekatan dengan Airyn. Tapi itu tidak masalah bukan? Itu menandakan kalau dia pria normal.
"Ckkk, kamu ini."
"Apaan? Kamu nya aja yang mesuum, dasar bocil mesuum."
"Aku jadi mesuum begini gara-gara sering deketan sama kamu, sayang." Jawab Arjuna sambil mengemuut es krim nya membuat Airyn salah fokus dengan cara pemuda itu memakan es krim nya. Menggoda? Benar, terlihat sangat menggoda dan terlihat sangat seksii bagi Airyn. Apalagi saat melihat jakun pemuda itu naik turun.
"Malah bengong kamu, Yang."
"H-aahh, apaan?"
"Kamu malah bengong, kenapa?"
"Gapapa, es krim nya habis?" Balik tanya Airyn sambil mengintip ke arah corong es krim yang di pegang oleh Arjuna.
"Tinggal sedikit, kenapa?"
"Mau pulang."
"Kok pulang?"
"Pokoknya aku mau pulang, sayang." Jawab Airyn tegas, akhirnya mau tak mau pun Arjuna hanya bisa pasrah saat Airyn merengek ingin segera pulang. Padahal belum ada dua jam mereka berada di taman ini.
"Yang, kita beli pakaian dulu tapi, gapapa?" Tanya Airyn setelah kedua nya berada di dalam mobil. Juna terlihat sedang sibuk memasang seatbelt nya.
"Pakaian buat siapa, Bby?"
"Buat kamu."
"Lho, aku gak minta." Jawab Juna. Dia tidak merasa kalau dia meminta apapun pada sang kekasih apalagi pakaian. Konon katanya, kalau masih pacaran tapi sering ngasih baju atau barang-barang katanya hubungan nya gak bakalan bertahan lama dan Juna tidak ingin sampai hal itu terjadi. Itulah alasan nya dia selalu menolak apapun saat Airyn mengatakan ingin membelikan nya sesuatu.
Tapi, Juna tahu benar bagaimana Airyn. Dia perempuan yang tidak suka di bantah, dalam hal apapun. Dia tidak suka, benar-benar tidak suka. Jadi nya, dia pun pasrah saja dari pada Airyn marah-marah padanya. Membujuk perempuan lebih susah di bandingkan dengan mencari jarum kecil di tumpukan jerami.
"Memang kamu gak minta, tapi aku yang mau ngasih kamu."
"Tapi, sayang.."
"Oke, aku marah kalau kamu nolak terus!"
"Astaga, baiklah. Terserah kamu saja, tapi jangan bilang aku yang morotin kamu aja."
"Aku pukul yang bilang kayak gitu, siapapun itu." Jawab Airyn sambil memperlihatkan tinju kecil nya. Kepalan tangan sang wanita tidak seberapa dengan tangan nya, bahkan kepalan tangan Airyn tenggelam saat tangan besar Juna memegang nya.
"Aku tambahin biar ninju nya lebih enak."
"Hehe, nah gitu dong."
Arjuna terkekeh pelan lalu mengacak rambut sang kekasih lalu menarik kepala Airyn lalu mengecup mesra kening nya.
"Kamu bisa nyetir gak, yang?"
"Enggak, yang. Kalau motor sih bisa, kalau mobil enggak." Jawab Arjuna jujur. Dia memang bisa mengendarai kendaraan roda dua, tapi tidak bisa mengemudikan kendaraan roda empat.
"Nanti belajar ya? Kursus gitu, biar bisa gantian kalau lagi jalan-jalan."
"Gak ada uang nya, sayang."
"Gapapa, biar aku yang bayar. Kamu tinggal belajar aja kursus nya yang bener."
"Tapi aku kan sibuk kerja, Bby."
"Hmmm, kamu pilih satu aja gimana?" Tanya Airyn. Dia juga ingin lebih banyak waktu untuk bersama sang kekasih.
"Pilih satu?"
"Iya, tetap di cafe atau kamu kerja nya di restoran yang ada di mall itu. Kamu harus pilih satu terus mengundurkan diri." Jelas Airyn membuat Juna terhenyak. Dia terkejut, tapi tidak bisa apa-apa. Bagi Airyn, keputusan nya itu sudah mutlak dan tak bisa di ganggu gugat. Tapi kalau dia berhenti bekerja di salah satu tempat yang sekarang ini dia bekerja, artinya dia takkan bisa memberikan uang pada orang tua nya nanti. Kalau pun memberi, pasti jumlah nya akan kurang dari biasa nya.
"Tapi, sayang. Kalau aku berhenti di salah satu nya, bagaimana dengan orang tua dan adik ku di kampung?"
"Ada aku, aku yang akan mengirim uang untuk orang tua mu setiap bulan nya."
"Tidak, aku tidak ingin merepotkan mu apalagi membebankan kamu, sayang." Jawab Arjuna.
"Aku tidak merasa di repotkan, apalagi di bebankan. Tidak sama sekali, sayang. Jangan tidak enakan seperti itu padaku, aku kekasih mu."
"Justru itu, Bby. Kita masih kekasih, tapi kamu sudah terlalu banyak bantu aku disini." Jawab Arjuna lagi membuat Airyn memutar mata nya dengan jengah. Menjelaskan kalau dia tidak suka denga ucapan sang kekasih.
"Bisa gak, sekali aja kalau aku minta kamu lakuin sesuatu tuh langsung nurut tanpa harus debat dulu? Bisa gak, gak keras kepala kayak gini?" Tanya Airyn membuat Arjuna terdiam.
"Baiklah, terserah kamu saja." Pasrah Arjuna, akhirnya dia pun menurut dengan ucapan Airyn. Apa yang di lakukan oleh Airyn juga demi kebaikan Juna sendiri, agar dia bisa mengemudi mobil dan itu akan membantu kalau semisal ingin bepergian. Bukan hanya saat bersama nya, tapi saat genting pun dia akan bisa membantu kalau semisal dia bisa mengemudi.
.....
🌻🌻🌻🌻🌻