NovelToon NovelToon
MENCARI CINTA SEJATI

MENCARI CINTA SEJATI

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / POV Pelakor
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mei Sandra

Ini kisah seorang seorang gadis kaya raya mencari cinta sejati menyamar jadi karyawan sederhana. Sania kembali ke tanah air demi mencari kebenaran kematian ibunya. Selama di tanah air Sania jatuh cinta pada pengusaha kaya namun sayang ditinggal nikah. Demi melanjutkan rencana balas dendam pada keluarga penyebab kematian sang ibu juga pada mantan pacar Sania rela menikah dengan laki beristeri yang penyakitan. Mampukah Sania mencari fakta Kematian ibunya sekaligus tuntaskan dendam pada mantan pacar? Semua jawaban ada di kisah ini. Silahkan simak kisah Sania mencari cinta dan tuntaskan dendam!

Ini karya perdanaku. Mohon dukungan para pembaca. Tinggalkan jejak agar penulis makin semangat update. Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei Sandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mobil Untuk Agra

Sania tak terpengaruh oleh protes Rangga. Sania sudah atur semua tepat sasaran. Rangga tak mungkin jemput Agra pakai angkot ataupun pinjam mobil Pak Bur tiap hari. Sekali dua kali masih bisa diterima. Namun bila terusan orang pasti terganggu. Maka Sania bertekad beli mobil baru walau ditentang Rangga.

"Ke mana kita dek?"

"Ke panggilan jiwa mas."

"Maksudmu?" Rangga bingung diberi jawaban tak jelas.

"Isshhh ngak peka...terserah mas mau mobil model apa! Toh mas yang pakai!"

Rangga terdiam. Rangga tak bisa bayangkan berapa dana yang harus dirogoh Sania bila tahu seleranya. Dari dulu Rangga tergila pada Jeep Rubicon yang harganya mencapai milyaran. Rangga mana tega peras Sania hanya untuk penuhi hasrat hati.

"Apa saja yang penting efisien." Akhirnya Rangga keluarkan pendapat.

Sania tahu Rangga sedang dilema memilih antara melindungi uang Sania dan mobil impian. Rangga tak tahu Sania mampu beli model apapun sesuai keinginan Rangga. Cuma Sania tak mau menyombongkan diri di depan Abang yang baru dia jumpa.

"Prado atau Fortuner dari Toyota?" pancing Sania menanti reaksi Rangga. Rangga mengusap pipi ingin sekali katakan mobil yang dia mau. Namun ada rasa segan mengganjal di hati. Bicara jujur bukan hal gampang apalagi menyangkut soal duit.

"Terlalu mahal."

"Lalu? Wrangler Cherokee atau Rubicon?"

"Rubicon..." sahut Rangga tanpa sadar.

Sania tertawa renyah berhasil pancing emosi abangnya. Rangga ikut tertawa terpancing jebakan Sania. Jelas sekali Rangga dambakan mobil Jeep mewah Rubicon. Masih jual mahal pura pura kemahalan.

"Ok...Rubicon. Warna oranye atau hitam?"

"Jangan dek! Harganya capai milyaran."

"Kita tawar saja. Kali dikasih seratus ribu." canda Sania

"Pemiliknya mabuk air susu baru kasih harga gitu. Mas serius tak mau kosongkan kantong saku mu. Percayalah! Kita belum penting sekali barang mewah. Kita tata hidup kita dulu baru kumpul duit hidup layak."

Sania menyentuh tangan Rangga yang di atas stir mobil dengan lembut. Sania ingin katakan kalau uang itu bukan masalah baginya. Niat baik Rangga sudah wakili siapa sosok Abang sempurna.

"Mas...bertahun aku kerja keras untuk siapa kalau bukan untuk orang yang kuanggap saudara. Kalian adalah saudaraku maka harus hidup layak."

"Kita bisa berkumpul sudah lebih dari layak. Mas akan makin rajin biar bisa nafkahi kalian dua." janji Rangga yakin.

"Aku percaya. Jalan ke Rubicon!"

Rangga tak ada guna menolak lagi. Rangga sudah melihat bagaimana kerasnya sifat Sania. Otoriter tak mau dibantah seperti big bos saja.

Rangga tentu saja tahu di mana tempat mobil Jeep mewah itu tidur sebelum berpindah ke rumah pemilik baru.

Dengan gesit Rangga arahkan mobil mungil Sania ke tempat tujuan. Kalau dilihat dari penampilan Rangga orang tak ragu laki itu mampu beli mobil mewah. Sosok Rangga keren ditambah penampilan rapi cukup membuat penjaga showroom melebarkan mulut bentuk senyum ramah.

"Selamat pagi pak...ada yang bisa kami bantu?" sapa seorang gadis berpakaian serba ketat perlihatkan bentuk tubuh gol. Wajahnya manis menggoda pelanggan laki untuk betah berada di samping gadis peramah itu.

Rangga tak berani jawaban menanti reaksi Sania terhadap deretan mobil terparkir rapi di ruang full AC.

Sania kurang tertarik pada Rubicon malah lebih tertarik Jeep merek Hummer yang jauh lebih angkuh dari Rubicon incaran Rangga. Cuma penampilan Hummer lebih bongsor dari mobil incaran Rangga.

Sania mengitari Jeep angkuh itu sambil menaksir bagaimana penampilan Rangga bila bergaya di atas mobil itu. Berapa cewek akan jatuh ke pelukan cowok berprofesi montir itu.

"Ini Hummer type H3T Bu...type baru." Gadis manis itu perkenalkan kuda besi bertenaga besar.

Sania melirik Rangga cari tahu reaksi laki itu terhadap pilihannya. Rangga tak beri reaksi walau mobil pilihan Sania jauh lebih kokoh. Mata Rangga tetap melirik Rubicon warna hitam empat pintu. di samping ada warna oranye dua pintu. Sekilas dilihat lebih gagah empat pintu.

Sangat cocok untuk cowok macho macam Rangga. Pamor Rangga langsung melambung bila duduk di belakang stir mobil garang ini.

Sania tahu abangnya tetap suka pada mobil impian dari jaman kuliah. Namun Rangga tak punya uang untuk beli. Mau minta pada papanya namun semua uang dikuasai Amanda bini Suhada.

"Mbak cantik...Abangku suka yang hitam ini. Coba kita bahas harga." ujar Sania to the point tak pikir dua kali lagi beli mobil itu untuk Rangga.

Rangga merasa lehernya tercekik daging panggang. Enak namun tetap bikin sesak nafas. Enak saja Sania minta pelayan showroom bungkus mobil impiannya. Mungkin Sania belum tahu harga mobil gagah itu.

"Ayo nona kita jumpa Bosku di dalam! Mau kredit atau cash?"

"Cash...tapi harus dengan harga damai. Damai itu indah lho!"

Gadis showroom tertawa manis dicandai Sania. Gadis ini keluar senyum termanis untuk pikat Sania dan Rangga agar jadi beli mewah itu. Segala upaya akan dikeluarkan supaya pelanggan bersedia rogoh saku dalam dalam bayar harga mobil selangit itu.

Sania dan Rangga diiring ke ruang berkaca tebal. Dari luar tampak beberapa karyawan sedang mengerjakan tugas masing masing. Seperti kantor umum. Komputer menghiasi setiap meja di mana masing masing ada yang jalankan.

"Silahkan duduk Pak!" gadis itu persilahkan Rangga duduk di bangku kosong berhadapan dengan seorang pria berkacamata, "Pak Taufik. Bapak dan Ibu ini ada rencana ambil Wrangler Rubicon empat pintu warna hitam. Minta harga damai."

Bapak berkacamata kontan bangun menyalami Rangga. Wajah tak tampan itu berusaha mengeluarkan jurus perayu ulung kelas kakap jerat dua insan di depannya.

Gadis tadi menarik satu bangku lagi untuk persilahkan Sania duduk di samping Rangga. Kini Sania menanti bagaimana kesepakatan harga.

"Kami senang bisa melayani anda berdua. Kita akan beri harga terendah tapi mobil berkualitas tinggi. Di sini kami beri fasilitas kaca film hitam sesuai permintaan anda. Jok tempat duduk kita bungkus dengan kulit terbaik." Pak kacamata mulai promosi bonus bila beli mobil di tempat mereka.

"Kita beli cash pak! Jadi pertimbangkan harga. Harus lebih murah dari showroom lain." Sania mulai masuk ke topik utama yakni harga.

"Oh tentu...nona silahkan tanya tanya ke tempat lain apa ada lebih murah dari kami! Kami kasih yang terbaik tapi dengan harga murah."

"Kita dengar harga bapak!"

Pak kacamata mulai jelaskan satu persatu type dengan harga berbeda. Sania pusing dengar semua penjelasan pak kacamata. Beda dengan Rangga yang ngerti masalah mobil. Sehari hari Rangga berkutat dengan mobil. Semua jenis dan type pasti sudah dia kuasai dengan baik.

"Gimana? Puas dengan harga kami?" tanya pak kacamata setelah capai titik final soal setuju atau tidaknya Rangga terhadap harga mereka.

Rangga melirik Sania yang terkantuk-kantuk di bangku. Sania kelihatan kayak anak kecil kalau sudah begini. Imut menggemaskan. Rangga mencolek Sania agar sadar.

Sania tersentak sesaat lalu menatap Rangga dengan ogahan.

"Sudah selesai?" Sania pasang wajah bodoh.

"Selesai apaan. Harga sudah lumayan tapi cukup besar. Nyaris dua ember." Semprot Rangga gemas Sania anggap remeh soal pembelian mobil.

"Ya sudah. Bayar.." Sania merogoh tas selempang hendak keluarkan kartu sakti berisi fulus dalam jumlah nol antri panjang.

Rangga menyentik jidat Sania agar sadar dari rasa ngantuk. Kenapa ada manusia cuek kayak Sania. Uang segitu dianggap angin lalu. Seberapa kaya adiknya ini mampu beli mobil seharga menyentuh dua milyar.

"Besok kita balik. Minta no telepon sini saja. Kita sudah tahu sekilas harga mobilnya. Pikir pikir dulu dek!" Rangga tak mau gegabah hambur uang adiknya. Cari duit di masa kini bukan segampang balik telapak tangan. Kerja seharian belum tentu dapat seratus ribu.

"Pak...nona ini sudah setuju. Kurasa bisa transaksi atau kasih panjat dulu biar kami amankan pilihan bapak." si kacamata masih berusaha membakar semangat Sania beli mobil pilihan Rangga.

"Terserah mas saja! Aku ikuti apa mau mas." Sania mengalah hemat energi tak mau debat di depan orang lain. Yang ada bikin malu.

"Begini saja pak! Beri kami no yang bisa kami hubungi. Kami minta waktu pertimbangkan pembelian mobil ini."

"Baik.. baik. Ini no ponselku! Setiap saat kami menanti kabar dari bapak." Pak kacamata akhirnya mengalah beri waktu pada Rangga untuk berpikir.

Rangga meraih tangan Sania keluar dari showroom. Sebenarnya Sania ogah pergi sebelum transaksi selesai. Kalau sudah niat beli, sekarang atau besok takkan berubah keadaan. Harga sudah ditetapkan. Tinggal anggukan kepala.

"Mas ini plin plan...sudah di sini malah pulang. Besok atau hari ini tetap sama toh! Besok mobilnya juga tak hamil melahirkan bayi Rubicon." gerutu Sania.

Gadis showroom yang mendengar kata Sania tertawa geli. Ada saja kata kiasan Sania bikin orang geli. Gadis ini yakin Rangga dan Sania memang berencana beli mobil. Cuma entah apa penyebab bikin mereka berpikir ulang.

"Silahkan balik lagi!" gadis itu tetap ramah antar Sania dan Rangga keluar pintu showroom.

Rangga menyeret Sania masuk ke mobil tanpa beri kesempatan Sania balik badan ke showroom. Sania tak suka orang bertele-tele. Setiap keputusan harus cepat tepat.

"Apaan sih mas?"

Rangga menjalankan mobil meninggalkan showroom khusus mobil Jeep itu. Lama lama di situ pasti akan timbul godaan lebih besar. Rangga sudah ambil keputusan tak mau beli mobil mewah itu. Rangga tak mau buang Sania hanya untuk kesenangan.

Rangga masih punya akal sehat tak merongrong hidup Sania. Tak ada guna pamer barang mewah sementara diri sendiri hidup masih kayak layangan putus. Tak tahu arah ke mana jatuh.

"Dek..mas tahu kamu mau manjakan mas dan Agra. Tapi bukan gitu caranya. Masih banyak cara lain bisa buat kita bahagia. Berkumpul bersama itu paling membahagiakan. Kita cari mobil tepat guna saja. Yang second juga tak apa."

Lagi lagi Sania dibuat terharu sama saudara sendiri. Tadi Agra telah mencubit hati Sania kini Rangga juga bikin hati Sania meleleh. Rangga betul sosok laki baik. Sungguh beruntung Lisa kalau bisa meraih cinta Rangga.

"Terserah mas saja!" Sania mengalah tak bikin Rangga terbeban.

"Mas punya teman yang jual mobil second. Kita ke sana?" tanya Rangga pada Sania sekaligus minta ijin.

"Yang baru saja. SUV biasa saja."

"Pabrikan Toyota?"

"Yang mas suka saja. Sania ikut selera mas."

"Baiklah! Pabrikan Toyota. Mas ada teman di sana. Jamin harga full diskon. Kita come on!" Rangga mulai ceria lepas beban. Rangga senang tak memberatkan Sania.

Mobil memang diperlukan kalau ada Agra. Sekolah Agra jauh dari tempat tinggal Pak Bur. Pulang pergi memakan waktu lumayan panjang. Kalau naik kenderaan umum mungkin harus sambung sambung angkotnya. Belum tiba sekolah mungkin sekolah sudah bubar.

Rangga tak menolak lagi diberi mobil kelas sedang untuk kelancaran sekolah Agra. Rangga membawa Sania ke showroom resmi Toyota.

Di sana Sania dan Rangga juga dilayani dengan ramah. Keadaan showroom ini tak bikin bulu kuduk Rangga berdiri. Mobil mobil di sana model pemakaian keluarga.

Benar kata Rangga. Teman Rangga kerja di showroom itu. Begitu lihat kehadiran sahabatnya teman Rangga kontan tertawa lebar. Dua laki dewasa ini saling berpelukan kayak puluhan tahun tak jumpa.

"Halo bro...apa khabar?" sapa Toni teman Rangga.

"Baik...kau gimana? Sudah berapa anggota keluargamu?"

"Bubar.... kau gimana? Masih sama Meiski?"

"Sudah lama bubar. Oya kenalkan ini kerabat ku. Kami ke sini nyari kuda tepat guna. Untuk keluarga."

Toni mendaratkan mata pada Sania lantas terpesona oleh pancaran kilau licin gadis cantik itu. Toni langsung terpanah jatuh cinta pada first sight. Jatuh cinta pada pandangan pertama.

Lama sekali Toni tak bersuara tenggelam dalam lautan pesona Sania. Sania malah salah tingkah ditatap lama oleh cowok baru kenal. Sania tak suka dikagumi karena tampang. Seiring waktu kulit luar akan kendor di makan usia. Namun isi dalam akan abadi walau tahun berganti.

Wanita tak ada harganya cuma dihargai kecantikan. Wajah cantik akan memudar dimakan waktu namun cantik di hati akan badai sepanjang masa.

Justru laki jaman ini selalu utamakan tampang tanpa peduli isi dalam. Asal wanita cantik dipuja setengah mati. Walau fakta makhluk yang dipuja hanyalah cangkang kosong tak berisi.

Rangga agak jengah lihat teman lamanya terpesona oleh adiknya. Reputasi Toni di kalangan cewek cukup populer. Terkena sebagi playboy cap kampret. Sana sini rayu wanita pakai materi orang tuanya.

Rangga menggoyang tangan di depan mata Toni harap laki itu kembali on earth.

"Ton... hapus air liur ente!" kata Rangga tak segan bikin malu laki mata keranjang itu.

Toni tersadar menatap Sania malu malu ketahuan terpesona. Tapi dasar playboy. Ejekan dianggap satu pujian.

"Nona cantik datang sini apa yang bisa abang bantu?"

"Kami cari mobil untuk keluarga. Murah tapi nyaman." sahut Rangga tak ijinkan Sania interaksi dengan laki playboy itu.

"Oh...kita di sini bisa rekomendasi Avanza, Innova dan Fortuner. Harganya bersahabat seperti kita bersahabat." Toni mulai promosi type mobil andalan besutan Toyota.

"Kita mulai dari Innova dulu.!"

"Ok..mari kuantar! Kita langsung lihat contoh stok. Innova ada beberapa type. Type V dan G. Manual dan automatik."

1
Novida Eryani
Luar biasa
Bunda
ikutan ngakak di part ini 😀😀😀
Sri Mulyati
visual dong tambah deru
Fera Bintang
Luar biasa
P. Ary
waaaahhhh anaknya dah hampir 10 thn dooooooooonzzz thorrrrrr
cAmiEe
alur cerita dan bahasanya bagus.....
Endang Supriati
aneh sih bara kenapa pusing sih!!! tinggal tolak si arsy tdk terima! kan hak nya sbg pengusaha. sy juga pengusaha,,,ada kary yg lalai datang telat 3 x pecat.
karyawn tdk bisa up to day dgn hasil kerja pecattt.
awal porong gaji potong transoirt, potong yang makan 75 % klu melanggar etos kerja. ada urusan apa sama karyawan.!!
pecat satu yg melamar jutaan. yg tudak tahu diri kary..pada belagu demo demo dioecat jf gembellll.
Endang Supriati
klu memang rumah atas nammamu! kenapa engga dijual!!! apa urusan nya sama mereka.peduli syetan.tahu.!!
Endang Supriati
sakit kanker blom ada obatnya sampai sekarang, klupun minum obat utu cuma pereda rasa nyeri! bukan obat. kemo malah kanker jd cepat merata dan menyebar kemana mana. akar kanker itu seperti rambut halus dan banyak begitu.
Endang Supriati
laki2 iru 1 juta pwrsen tdk suka sama anaknya.
males urus anak, anak bagi laki2 cuma buat kebanggaan bahwa dia bisa bikin perempuan hamil, artinya dia laki2 sejati.
hampir semua laki2 cuma senang bikinnya. jd anak dan hamil paling benci dan sebell klu belum nikah banyak suruh gugurin! males basnget suruh tanggung jawab. klu tdk taskut dosa dan hukum. pasangan zinahnya hamil klu mau suruh gugurin dia senang banget hamil lagi gugurin lsgi terus maunya begitu dan tak perlu nikah dgn perempuan model begini, krn apa! buat apa dinikahi! engga dinikahi bisa ditidurin setiap saat. tujuan nikah apa? mau ngesex tanpa zinah kan.
lah ini si Ranti dgn bangga mau di ajak tidur tanpa dinikahi.
yg bodoh tuh boby,,, perempuan murahan kok di taburin benihnya. laki2 bejad dunia biasa memandangnya. klu peremouan rusak dan murahan sdh jelas GEN LIAR gimana turunannya!!!
Endang Supriati
masa org pinter cerdas buat rancangan dan penanggung jawab proyek ! MISKIN TDK OUNYA UANG. NGAPAIN KERJA !!! BUAT KANTOR SENDIRI. HRSNYA DISAMPING GAJI BONUS 5 % DR NILAI PROYOEK , SANIA MASIH BODOH AJA.
Endang Supriati
saya bekerja ada di 4 tempat pindah2 total 27 thn,dr lulus kuliah umur 22 thn. sampai umur 49 thn. sy pindah kerja cukup bikin surat pengunduran diri yg ttd yg buat surat dong.
Anonymous
Masak kmr VIP gak disediakan air minum ? Othor lupa kali ya...
Iis Wahyuni
fadhil
sur yati
suka bgt thor intinya klo kt berbuat pasti akan menuai kebaikan krna Allah tdk tdr ya kan Thor 5 bintang thor
sur yati
betul bgtttt Thor
#ayu.kurniaa_
.
Capricorn 🦄
keren
sur yati
datang lgi deh ulet keket noh tanya ma bininya bara gk bsa pp klo bukan krna bininya
sur yati
alah dri awal dia sumpah trs bergudang" cewek nya msh ja sumpah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!