Warning! (***)
Pernikahan atas dasar perjodohan bukan berarti sesuatu yang tidak dipedulikan.
Pernikahan tetaplah pernikahan!
Apapun itu, aku akan selalu memperjuangkan rumah tanggaku sampai kata cinta tumbuh di antara kami berdua.
"Apakah kau tak mau melakukan malam pertama kita, Mas?" cegah Dianka saat Darwin hendak berlalu.
Sanggupkah ia membuat hati Sang CEO itu luluh?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Petuah Mamah
Mobil hitam mengkilap milik Darwin sudah tiba di depan sebuah rumah besar, ia belum turun dari kendaraannya. Darwin menatap bangunan besar itu dengan ragu-ragu.
"Bagaimana jika Dianka tidak ada di rumah mami dan papi? Mereka juga pasti ikut khawatir"
Pikiran Darwin dilanda rasa bingung dan cemas, jika Dianka benar-benar tidak ada di rumah ini lalu kemana dia?
Darwin terus melamun sampai-sampai ia tak menyadari jika satpam yang menjaga rumah mertuanya mengetuk pintu kaca mobil Darwin.
Darwin pun lantas membuka pintu kaca mobilnya.
"Eh Tuan darwin, saya kira orang lain. Maaf Tuan, Tuan mau masuk?" Tanya satpam tersebut pada Darwin.
Darwin menggeleng saat itu juga.
"Tidak, emm...... Saya ingin menanyakan sesuatu padamu" Ucap Darwin.
"Tentu boleh Tuan, Tuan ingin menanyakan apa?"
Darwin diam sejenak, pandangan kembali pada rumah besar bercat putih tersebut. Lalu beralih pada lelaki yang tengah berdiri di depan mobilnya.
"Apa semalam Dianka menginap disini?"
Lelaki berbaju biru itu diam tampak mencerna pertanyaan Darwin, ia juga seperti mengingat-ingat apakah Dianka kemari atau tidak.
"Semalam ya? Tidak Tuan. Nona dianka sudah lama tidak kesini"
Hal itu semakin membuat Darwin tak karuan, ternyata dugaannya benar jika Dianka tidak pulang ke rumah orang tuannya.
Lalu kemana dia?
"Ya sudah, Terima kasih atas infonya"
"Sama-sama, Tuan"
"Dan satu lagi" Ucap Darwin sebelum menutup kaca mobilnya.
"Ya Tuan?"
"Jangan beritahu jika aku datang kesini"
Satpam tersebut diam seperti memikirkan sesuatu.
"Kenapa diam?"
"Eh ba-baik Tuan, saya tidak akan bilang pada Tuan Tom dan Nyonya Resa"
Setelah itu barulah Darwin menyalakan mesin mobil dan pergi dari sana.
***
Kini Darwin tidak tahu lagi harus mencari Dianka kemana, tujuan Darwin sekarang adalah ke tempat orang tuanya.
Jika Dianka tidak ada disana juga mungkin Darwin bisa sedikit meminta saran pada sang Ibu tentang Dianka yang menghilang sejak kemarin malam.
"Bagaimana caranya aku bicara tentang hal ini pada mereka? Apa yang harus aku katakan?"
Jalanan yang tidak macet membuat Darwin lebih cepat sampai di rumah yang dulu ia tinggali sebelum menikah.
Tak menunggu lama Darwin masuk ke dalam rumah tersebut dan disambut hangat oleh sang itu.
"Darwin? Kamu datang?"
"Iya mah" Ucap Darwin sambil mencium tangan wanita yang telah melahirkan dirinya.
"Mana Dianka?" Tanya Elva yang memandang ke luar rumah.
"Dianka tidak ada mah"
"Dianka tidak ikut bersamamu? Apa dia bekerja?"
Darwin mengela nafas panjang, apa yang harus ia katakan!
"Justru itu mah, Darwin tidak tau Dianka dimana"
"Apa?!!" Mata elva terbelalak dengan lebar, wanita tua itu bahkan menutup mulutnya dengan satu tangan.
"Apa maksud kamu Darwin?! Sini bicara yang jelas" Elva menarik lengan sang putra dan mendudukinya di sofa ruang tamu.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Dianka bisa tidak ada?"
"Darwin tidak tau mah, sejak kemarin malam Dianka tidak pulang ke rumah. Nomor telponnya juga tidak aktif, tapi anehnya dia membawakan makanan saat pagi dan entah jam berapa Darwin sendiri tidak tahu" Jelas Darwin panjang lebar.
"Kamu sudah mencarinya ke butik?"
"Sudah, Darwin juga sudah mencari Dianka ke rumah mami dan papi tapi satpam bilang Dianka sudah lama tidak berkunjung ke sana"
Mereka berdua terdiam dalam pikiran masing-masing, keduanya tertuju pada Dianka.
"Nak, apa sebelumnya kalian sedang punya masalah?"
"Maksud mamah?" Tanya Darwin tak mengerti.
"Mungkin saja sebelumnya kalian bertengkar atau ribut karna suatu hal"
Mendengar ucapan sang Ibu pikiran Darwin seketika melayang pada kejadian di kantor kemarin siang.
"Nak?"
Darwin menatap ibunya dengan tatapan sulit diartikan, ia hanya membisu tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"Jika memang benar, kamu minta maaf secepatnya, jangan buat wanita baik itu pergi. Mamah cukup tahu banyak tentang Dianka, dia bukan orang yang memperbesar suatu masalah tapi dia hanya butuh waktu untuk sendiri"
"Tunggulah Dianka di rumah, mamah yakin dia akan pulang. Dan setelah itu kamu harus minta maaf padanya"
waah .. enak bener gak dihukum krn rencana pembunuhan ke Dianka..
Pikir ... pikiiiirrrr .... kalo Alfred beneran nolongin, gak mungkin lah sampe selama itu kamu "dikurung" ...
Katanya di villa, tp koq ya sama sekali gak boleh keluar kamar sekedar buat jalan2..
Buat keamanan ?
Justru sekarang kamu berada di tempat yg gak aman, Dianka ...
gimana kalo nanti Darwin tau bhw otak kejahatan itu adalah mantan tersayang nya ...
Darwin masih "main2" tuh sama Adelia .. 😡😡😡