Karya sudah tamat!! Silakan baca jika berminat.
~~~
Zhukai, pelajar SMA tahun akhir. Ia tewas dalam perjalanan menuju kerumah tapi beruntungnya ia bereinkarnasi dunia yang disebut sebagai dunia kultivator, tak hanya itu kai juga mendapat sebuah system yang bernama Re-System.
Dunia baru yang penuh dengan pertumpahan darah, akankan Zhukai bisa melewati itu semua dan menemukan alasan dibalik Reinkarnasi nya?
Nantikan saja ceritanya..
~~~
Bagian 1 : Pembalasan Dendam (End)
Bagian 2 : Kembali Ke Bumi (End)
Bagian 3 : Menuju Alam Immortal (End)
Bagian 4 : Alam Dewa (End)
Bagian 5 : Jati Diri (End)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zero_Hrx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Datang Ke Panti Asuhan
Di luar tembok kota, tepatnya di pinggiran hutan Rabbit, terdapat sebuah bangunan yang sudah sangat rapuh.
Terlihat di depan rumah itu terdapat berbagai anak anak sedang bermain, Anak-anak itu bermain dengan gembira padahal dapat dilihat dari pakaian yang dikenakan mereka semua berlubang lubang.
Tapi mereka semua tidak bersedih melainkan tersenyum. Ketika mereka sedang asik bermain datang dua orang lelaki dan perempuan menghampiri mereka.
"Hei, lihat itu... Kakak Zhilin telah datang." Teriak seorang anak laki laki berumur 5 tahun sambil tersenyum.
"Hao, apa Kau tahu siapa Paman laki laki di sampingnya itu?." Tanya seorang anak perempuan di sampingnya.
"Entahlah, aku juga baru pertama kali melihatnya." Jawab Hao menggelengkan kepalanya.
Saat mereka berdua asik berbincang-bincang, Kai dan Zhilian telah menghampiri mereka, "Hao, Apa yang sedang kau bicarakan dengan Lin Yu.." Ucap Lin Zhilian menyapa.
"Aku dan Yu sedang membicarakan Paman laki laki yang Kakak bawa." Jawab Hao dengan polosnya.
"Maaf-maaf, biar Kakak perkenalkan, Paman ini bernama Shi Yan kalian bisa memanggilnya Paman Yan."Jelas Zhilin memperkenalkan.
"Whoaa... Paman, Apakah Paman dan kakak Zhilin berpacaran?" Tanya Lin Yu penasaran.
Mendengar pertanyaan yang diucapkan gadis kecil di depannya membuat Kai tersenyum canggung, "Haha... Aku dan Kakak kalian tidak berpacaran, lagipula usia Kakak kalian masih terlalu Dini untuk berpacaran." Ucap Kai menjelaskan.
Kemudian setelah itu berbagai pertanyaan mulai mulai di lontarkan oleh anak-anak dari panti asuhan itu membuat Kai sedikit terganggu.
"Sudah sudah, apakah kalian tidak melihat Paman itu sedikit terganggu dengan pertanyaan kalian." Saat Kai sedang terganggu oleh pertanyaan dari anak anak, Muncul seorang Wanita paruh baya dari dalam panti asuhan mulai menghentikan mereka.
"Bibi Yao, Kakak Zhilin membawa pacarnya kemari.."
"Diamlah..." Ucap Lin Zhilian menatap tajam.
"Hii... Kakak Zhilin sangat seram."
Setelah wanita itu keluar, Kai mulai memperkenalkan dirinya, Dan alasan ia datang ke panti asuhan ini.
"Halo, Nama Saya Shi Yan, Aku adalah seorang pendekar pengembara." Menghela nafas sebentar Kai melanjutkan, "Saya kesini karena ingin melatih anak-anak disini menjadi pendekar." Ucap Kai, awalnya Kai hanya bertujuan untuk melihat orang yang merawat Lin Zhilian karena dapat bersikap baik di dunia yang kejam ini.
Tapi ia mulai memiliki rencana lain ketika melihat banyaknya anak yang Yatim piatu di panti asuhan ini, Kai dapat melihat potensi semua anak anak di panti asuhan ini melalui mata emasnya.
"Mungkin memiliki beberapa pasukan dimasa depan cukup bagus, anak anak ini juga terlihat sangat ceria meskipun kehidupannya serba kekurangan... Di Dunia ini aku sama sekali tidak memiliki keluarga yang menyayangiku, Melihat anak-anak ini membuatku bernostalgia pada kehidupanku di Bumi." Batin Kai dalam hati.
"Eh, tapi saya tidak memiliki banyak uang untuk membayar anda." Ucap Wanita yang dipanggil Bibi Yao itu.
"Ah, anda tidak perlu terlalu formal, Anda jauh lebih tua dari saya jadi bersikap seperti biasa saja." Ucap Kai sedikit malu.
Kai tersenyum hangat kemudian mulai menjelaskan, "Saya tidak memiliki niat jahat, Saya tertarik kepada anak-anak dari panti asuhan anda karena mereka semua memiliki sifat Baik yang sangat jarang ditemui di dunia yang kejam ini." Lanjut Kai mencoba membujuk.
Bibi Yao mulai berfikir sejenak, Ia mempertimbangkan apa yang akan dialami anak asuhnya ketika telah menjadi Pendekar di masa depan, "Maaf, Saya tidak bisa menerima permintaan anda, Saya tidak menginginkan anak asuh saya menjadi pendekar." Tolak Bibi Yao tegas.
Kai menduga Bibi Yao akan menerima permintaannya, tapi setelah mendengar jawaban yang diberikan oleh Bibi Yao Kai merasa sangat terkejut, Ia menatap Bibi Yao sebentar dan mulai bertanya, "Boleh kutahu alasannya?"
Tersenyum lembut Bibi Yao mulai menjawab, "Alasannya sederhana saja, Jika suatu saat anak-anak ini menjadi pendekar maka mereka akan membunuh dan terus membunuh demi terciptanya kedamaian, Dan juga aku tidak ingin mereka menjadi seorang pembunuh di masa depan.''
Jawaban yang diberikan oleh Bibi Yao membuat Kai sedikit linglung, Ia juga merasa itu masuk akal, Ketika pertama kali membunuh orang Kai merasa nyawa seseorang di dunia ini tidak ada harganya.
Setelah mengingat-ingat Kai telah membunuh Ribuan orang dan merasa itu Hal yang wajar baginya, mereka melakukan banyak pembunuhan jadi Kai membalas perbuatan mereka dengan nyawa mereka.
Tapi Setelah mendengar jawaban dari Bibi Yao membuat Hati Kai menjadi hangat, "Orang Baik sungguh ada di Dunia ini.." Gumam Kai pelan.
"Bibi, dunia ini sangat kejam.. Jika anda ingin hidup tenang anda harus memiliki kekuatan untuk itu... Jika anda tidak memiliki kekuatan jangankan ingin hidup dengan tenang Bahkan nyawa anda akan terancam setiap harinya." Tegas Kai.
Balasan Kai saat ini membuat Bibi Yao menjadi bingung, Satu sisi ia tidak ingin anak asuhnya menjadi pembunuh sisi yang lain jika mereka tidak ingin terbunuh mereka harus memiliki kekuatan untuk melindungi nyawanya.
Mengertakkan giginya, Bibi Yao dengan berat hati mulai menjawab, "Apa yang anda katakan memang benar, suamiku dulu juga seorang pendekar tapi saat peperangan antar Kekaisaran, Suamiku tewas saat itu.. Ketika aku mulai membuka panti asuhan aku tidak ingin anak anak yang aku rawat memilki nasib yang sama seperti suamiku dulu."Ketika mulai membicarakan suaminya air mata mulai mengalir dari matanya.
Mendengar cerita yang disampaikan oleh Bibi Yao membuat Kai sedikit sedih, Tapi setelah itu Ia mulai tersenyum, ''Bibi aku mengerti keputusanmu itu, aku tidak akan membujukku lagi."
Mendengar Jawaban yang Kai berikan Hati Bibi Yao menjadi sedikit kagum, Ia menggelengkan kepalanya, "Melihat dari sifat Tuan, Kurasa tuan akan menjadi guru yang baik untuk anak-anak ku, anda benar jika ingin hidup dengan tenang, kami harus memiliki kekuatan untuk itu."
Awalnya ekspresi Kai yang sedikit Kecewa mulai terlihat ceria lagi, "Terima kasih Bibi Yao, sebelum itu izinkan Aku mengajak anak anak ini untuk berbelanja beberapa pakaian serta mengajak mereka untuk makan terlebih dulu... apakah Bibi Yao juga mau ikut." Ajak Kai.
"Tidak Kalian saja yang pergi, aku masih harus membersihkan Panti asuhan ini.." Tolak Bibi Yao lembut.
"Maaf Paman, aku juga tidak bisa ikut. aku harus membantu Bibi untuk membersihkan Panti asuhan."
Melihat itu, Kai mengibaskan tangannya dan seketika panti asuhan yang penuh dengan debu kini telah kembali bersih tanpa sebutir debu sekalipun..
"Whoaa.... Itu keren sekali Paman, Apakah Paman bisa mengajariku teknik itu.." Ucap Hao dengan tatapan penuh harap.
"Paman, aku juga ingin mempelajari teknik itu.''
"Aku juga..."
"Aku juga..."
"...."
Seluruh anak-anak yang melihat Kai dapat membersihkan panti asuhan dengan mudah menjadi bersemangat..
"Iya...Iya.. nanti Paman akan mengajari kalian semua teknik itu, bahkan Paman juga memiliki teknik yang lebih hebat dari pada yang tadi." Jawab Kai bangga.
"Baik, Mari Bibi Yao, Kita pergi membeli baju bersama.." Ucap Kai mengulurkan tangan kanannya mengajak.
Bibi Yao dengan sedikit malu menggandeng tangan Kai...
Setelah itu mereka semua mulai berangkat menuju Kota Huo bersama sama.
***