Seorang Aktor papan atas berusia 30 tahun. karirnya benar-benar sempurna dalam dunia entertainment. Ketampanan dan ketenarannya juga selalu dia manfaatkan dengan menjalin hubungan bersama banyak wanita.
Hubungan seksual jangan ditanya lagi. Dirgayantara yang memang seorang pemain. Tidak jarang dia menciptakan skandal huru-hara. Tetapi namanya tetap baik karena bantuan manajernya Valery Anastasya yang selama ini berada di sampingnya yang selalu mengurus pekerjaan Dirga.
Hubungan mereka bisa dikatakan tidak cukup baik. Valery banyak mengurus artis-artis, tetapi sikapnya sedikit berbeda kepada Dirga. Dirga merupakan anak dari pendiri perusahaan entertainment yang dinaungi Valery. Seharusnya sikap Valery harus jauh lebih baik kepada Dirga tetapi nyatanya berbanding terbalik yang mereka berdua kerap kali bertengkar.
Sampai akhirnya keduanya terjerat jalinan terlarang yang seharusnya profesional menjadi penuh drama.
Bagaimana kelanjutan tentang hubungan aktris dengan manajer tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 Saling Menantang.
Saat Valery ingin keluar dari perusahaan, dia harus berpapasan dengan Thalia yang ingin masuk.
Keduanya sama-sama menghentikan langkah dengan Valery seperti biasa menyapa dengan menundukkan kepala dan tersenyum kepada Thalia. Tetapi senyum itu tampak berbeda dari biasanya.
"Saya dengar ibu kamu sudah dibawa ke rumah sakit?" tanya Thalia.
"Tante ternyata sepeduli itu sampai mencari tahu? Apa Tante memikirkan ibu saya?" ucap Valery bukan menjawab pertanyaan tetapi justru bertanya kembali dan rasa percaya diri.
"Valery, kamu tidak terlalu istimewa bagi saya. Saya juga tidak peduli dengan kamu dan apalagi ibu kamu," ucap Thalia.
"Ternyata saya yang memang terlalu percaya diri .... benar! Mama sudah berada di rumah sakit, sudah mendapatkan penanganan yang lebih baik," jawab Valery.
"Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu untuk membawa ibu kamu ke rumah sakit?" tanya Thalia.
Valery memberi senyuman untuk menjawab pertanyaan itu.
"Tante tidak semua urusan pribadi saya harus Tante ketahui, saya mendapatkan uang dari mana juga bukan urusan tante. Kita sedekat itu dan tante bukan orang yang istimewa bagi saya yang apa-apa harus selalu berkaitan dengan Tante," jawab Valery dengan menyombongkan dirinya dan sudah dapat dipastikan membuat Thalia kesal dengan perkataan itu.
"Valery kamu semakin lama semakin sombong dihadapan saya. Apa kamu tidak sadar apa yang kamu miliki dari atas sampai bawah, jika bukan karena saya, Kamu tidak akan bisa seperti sekarang ini dan mungkin saja kamu akan menjadi gelandangan," ucap Thalia membuat seluruh jasanya kepada Valery.
"Tante, saya seperti ini karena usaha dan kerja keras saya. Jika saya diam saja maka saya tidak akan sampai seperti ini. Tante jangan terlalu berpikiran jika saya berhutang Budi kepada Tante. Karena tidak ada hutangbudi apapun di antara kita!" tegas Valery.
"Apa katamu!" Thalia benar-benar semakin kesal dengan Valery.
"Tante bukan siapa-siapa saya. Dengan saya bisa membawa Mama ke rumah sakit Jerman dan mendapatkan perawatan yang lebih baik tanpa bantuan Tante. Itu sudah membuktikan bahwa saya selama ini berdiri sendiri dan tidak dibantu oleh siapapun. Jadi bukan karena Tante!" tegas Valery.
"Kau benar-benar sombong Valery. Kau tidak tahu siapa saya dan saya bisa menghancurkan kamu. Kamu bisa tidak menginjakkan kaki di tempat ini lagi. Valery kamu sebaiknya kurangin ada bicara kamu kepada saya, bicara lebih sopan lagi kepada saya dan hormati saya agar saya bisa mempertimbangkan posisi kamu. Jangan sampai saya benar-benar murka dan kamu akan menyesal seumur hidup!" tegas Thalia memberi ancaman.
"Kita sudah pernah membahas ini sebelumnya. Apa Tante lupa. Jika saya memiliki kontrak kerja di perusahaan ini dan jika ingin meninggalkan saya atau mengeluarkan saya begitu saja. Maka berikan saja uang pembayaran kontraknya sebagai ganti rugi. Saya juga tidak masalah sama sekali, karena saya mendapatkan uang yang banyak tanpa harus mengurus artis-artis di perusahaan ini," ucap Valery saat ini benar-benar memiliki pegangan dan tidak bisa Thalia sembarangan kepadanya.
"Jadi sekarang kamu merasa bahwa saya tidak akan bisa melakukan apapun kepada kamu?" tanya Valery.
"Saya meminta bantuan kepada Tante. Saya menjatuhkan harapan saya kepada orang yang mengetahui bagaimana saya, tetapi Tante tidak memberi bantuan dan dukungan kepada saya. Jika Tante tidak menghargai dan tidak peduli kepada saya, maka saya juga bisa melakukan hal yang sama. Kita bukan keluarga dan kita punya urusan masing-masing!" tegas Valery.
"Terserah Tante mau melakukan apapun kepada saya, tetapi saya tidak suka jika pekerjaan saya harus dicampuri orang lain!" tegas Valery.
Merasa sudah cukup berkata-kata membuat Valery kemudian meninggalkan tempat itu.
"Kurang ajar! Anak itu semakin lama, semakin sombong. Benar-benar tidak tahu diri. Kau memang benar, kau bekerja karena adanya kontrak diantara kita. Aku juga tidak akan mengeluarkan uang sebesar pun untuk mengganti denda kontrak ketika aku tidak menginginkanku lagi, tetapi membuatmu meninggalkan pekerjaan itu sendiri,"
"Valery, kau salah lawan, jika berurusan denganku!" umpat Thalia saat ini benar-benar dipenuhi dengan amarah.
Bagaimana tidak Valery selama ini menjadi tangan kanannya dan patuh kepadanya, sekarang mulai menunjukkan bahwa dia bisa sedih tanpa bantuan oleh siapapun dan hal itu membuat Thalia semakin kesal.
******
Valery mengeluarkan banyak makanan dari paperbag yang dia bawa ke dalam salah satu kamar kos-kosan cukup elit. Ternyata itu tempat tinggal Olivia. Valery mampir sebentar untuk mengecek kondisi Olivia.
"Kamu harus memberikan nutrisi yang banyak kepada calon anak kamu, jangan sampai Dia kelaparan," ucap Valery.
"Kak. Apa tidak bisa saya tetap menjalankan syuting dan lagi pula menurut saya masih rata dan belum kelihatan?" tanya Olivia terlihat ragu mengungkapkan permintaannya kepada Valery.
"Jangan mengambil resiko apapun. Ini sudah keputusan saya dan saya lebih tahu apa yang harus kamu lakukan dan tidak," jawab Valery.
"Tetapi saya....."
"Olivia, semua perbuatan itu ada resiko yang harus ditanggung dan ini adalah resiko yang kamu tahu. Jika kamu tidak menuruti permintaan saya, maka kamu tinggal angkat kaki dari perusahaan itu dan kontrak dibatalkan. Saya tidak menyuruh kamu untuk vakum dari dunia entertainment sebelum anak kita lahir,"
"Kamu masih tetap bisa bekerja dengan menerima endorsement dan tanpa harus kalah kasih syuting. Jadi jangan mencari masalah apapun!" tegas Valery.
Setiap keputusan yang telah diambil memang tidak akan bisa diganggu gugat lagi. Olivia juga tidak bisa terlalu banyak protes dan hanya bisa diam saja dengan semua perkataan managernya itu.
"Kamu makanlah," ucap Valery.
"Baiklah," sahut Olivia mau tidak mau harus menuruti Valery.
"Saya hanya ingin melihat kondisi kamu dan juga membawakan semua ini untuk kamu. Kamu jaga kesehatan dengan baik dan jika ada apa-apa kamu hubungi saya. Saya pulang dulu," ucap Valery.
"Terima kasih. Kakak sudah banyak membantu saya dan dalam keadaan seperti ini masih membantu saya memberikan saya tempat dan juga kenyamanan, padahal saya sudah begitu sangat mengecewakan. Saya janji akan memperbaiki diri kedepannya," ucap Olivia.
"Baguslah jika kamu sadar," sahut Valery dan wanita yang cuek itu tidak berbicara apapun lagi yang langsung keluar dari kost tersebut.
Valery baru saja ingin memasuki mobilnya tetapi tidak jadi ketika seorang pria tiba-tiba muncul di hadapannya yang membuat Valery kaget dan siapa lagi laki-laki itu juga bukan Anton.
"Papa kenapa ada di sini?" tanya Valery dengan raut wajahnya panik.
"Kamu kenapa kalau melihat saya seperti melihat hantu? Apa kamu merasa bersalah kepada saya, sampai kamu ketakutan?" tanya Anton.
"Bukan begitu! Valery hanya heran saja kenapa papa bisa ada di sini? Apa Papa mengikuti Valery?" tanyanya dengan penuh kecurigaan.
"Di manapun langkah kamu, saya akan terus mengikuti kamu," jawab Anton.
"Untuk apa Papa mengikuti saya?" tanya Valery dengan dahi mengkerut.
"Saya butuh duit rp100 juta," jawab Anton mengejutkan Valery.
"Apah 100 juta!" pekik Valery benar-benar kaget mendengar permintaan Anton terkadang tidak masuk akal.
"Benar 100 juta, saya butuh uang itu dengan secepat mungkin. Jadi kamu siapkan uang itu jika tidak ingin saya mengikuti kamu terus dan sampai ke kantor kamu!" tegas Anton mendesak Valery dengan permintaan tidak masuk akal.
Bersambung...