NovelToon NovelToon
JERAT SUTRA BERDURI

JERAT SUTRA BERDURI

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua / Mafia
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Arsila

Aruna yang sedang menikmati masa kuliahnya yang santai tiba-tiba dipaksa pulang ke rumah untuk sebuah "makan malam darurat". Ia mendapati keluarganya di ambang kehancuran finansial. Ayahnya terjerat hutang pada keluarga Gavriel, sebuah klan penguasa bisnis yang kejam. Aruna "dijual" sebagai jaminan dalam bentuk pernikahan politik dengan Damian Gavriel, pria dingin yang mempesona namun manipulatif

bagaimana cara aruna mengahadapi takdirnya?..... yuk, baca selengkapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Arsila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perangkap Sang Detektif Seblak

​"Strategi Low Profile, Mas. Kita pura-pura panik, pura-pura kalah, biar si pelaku merasa sudah di atas angin dan keluar dari lubang persembunyiannya," ujar Aruna dengan semangat berapi-api, seolah sedang menyusun rencana perampokan bank, padahal ia hanya duduk di atas karpet bulu sambil makan kacang atom.

​Damian menatap istrinya dengan dahi berkerut. "Kamu ingin aku tampil di depan media dengan wajah depresi? Itu akan menjatuhkan saham Gavriel Group dalam hitungan detik, Aruna."

​"Justru itu seninya, Mas! Begitu saham turun sedikit, si pengirim pesan pasti akan muncul untuk membeli saham murah atau sekadar merayakan kemenangannya. Di saat itulah, kita tangkap dia pakai bukti jam tangan 2020 ini," Aruna menjelaskan sambil memperagakan gerakan menangkap lalat.

​Ibu Elena, yang awalnya sangat ketakutan, mulai tertular keberanian Aruna. "Ibu setuju. Lukas selalu menggunakan harga diri sebagai senjatanya. Mari kita tunjukkan bahwa keluarga ini tidak bisa lagi dihancurkan dengan rasa malu."

​Keesokan paginya, berita tentang "Foto Rahasia Elena Gavriel" mulai bocor secara misterius di beberapa akun gosip papan atas.

Damian dan Aruna keluar dari mansion dengan pengawalan ketat, namun kali ini Damian sengaja tidak memakai setelan rapi. Ia memakai jaket kasual dan wajah yang dibuat tampak kuyu (dengan sedikit bantuan teknik makeup "mata panda" dari Aruna).

​"Mas, aktingnya yang bagusan sedikit. Bayangkan Mas sedang kehilangan seluruh stok kopi di dunia," bisik Aruna saat mereka dihadang puluhan wartawan di depan gedung kantor.

​"Nona Aruna! Bagaimana tanggapan Anda tentang keterlibatan Ibu mertua Anda dalam bisnis gelap masa lalu?!" teriak seorang reporter.

​Aruna menunduk, menempelkan sapu tangan ke matanya seolah sedang terisak. "Kami... kami sangat terpukul. Tolong beri kami ruang. Mas Damian sedang tidak stabil," jawab Aruna dengan suara yang bergetar hebat (yang sebenarnya adalah usahanya menahan tawa).

​Di kejauhan, di dalam sebuah mobil sedan mewah dengan kaca gelap, seseorang sedang memerhatikan kejadian itu sambil tersenyum puas. Ia adalah Hendra, mantan tangan kanan Lukas yang merasa dikhianati saat Damian mengambil alih kekuasaan. Di pergelangan tangannya, melingkar sebuah jam tangan edisi terbatas tahun 2020 persis seperti yang ada di foto rekayasa tersebut.

​"Tuan, mereka benar-benar hancur. Damian tidak masuk kantor dan Aruna terus menangis," lapor anak buah Hendra.

​"Bagus. Sebarkan foto versi asli tanpa editan yang sudah kita siapkan untuk memeras mereka lebih jauh. Aku ingin Damian memberikan kursi CEO-nya padaku sebagai ganti tutup mulut," ujar Hendra sombong.

​Hendra keluar dari mobilnya, berjalan menuju lobi sebuah kafe rahasia untuk bertemu dengan "kurir" yang ia pikir akan membawa surat pernyataan mundur dari Damian.

Namun, saat ia duduk di meja pojok, yang menunggunya bukanlah kurir berjas, melainkan Aruna yang sedang asyik menyeruput es teh manis.

​"Halo, Mas Jam Tangan Baru!" sapa Aruna ceria.

​Hendra membeku. "Kamu... kenapa kamu ada di sini? Mana Damian?"

​"Mas Damian sedang sibuk melacak koordinat GPS jam tangan Mas yang super mahal itu," Aruna menunjuk ke arah pergelangan tangan Hendra. "Mas tahu tidak? Jam tangan pintar seri itu punya fitur pelacakan lokasi yang otomatis aktif kalau tersambung ke WiFi publik. Dan kafe ini? WiFi-nya punya kami."

​Damian muncul dari balik pintu masuk bersama beberapa petugas polisi dan tim ahli digital. Wajah kuyunya hilang, digantikan oleh tatapan predator yang siap menerkam.

​"Hendra, kamu melakukan kesalahan amatir,"

ujar Damian dingin. "Kamu menggunakan teknologi tahun 2020 untuk memfitnah kejadian tahun 2005. Dan lebih buruk lagi, kamu mengira Aruna hanya bisa menangis."

​Hendra mencoba kabur, namun petugas polisi sudah mengepungnya. Tim ahli digital Damian menyita ponselnya yang berisi semua file asli rekayasa foto tersebut.

​Setelah keributan berakhir, Aruna berdiri di samping Damian sambil melipat tangan di dada. "Sudah saya bilang kan, Mas? Jangan pernah remehkan kekuatan orang yang hobi mencari kesalahan di katalog diskon."

​Damian menarik Aruna ke dalam pelukannya di tengah kerumunan orang yang menatap mereka dengan bingung. "Terima kasih, Aruna. Sekali lagi, kamu menyelamatkan nama baik keluargaku dengan cara yang paling unik."

​"Sama-sama, Mas. Tapi sebagai imbalannya, besok pagi Mas harus ikut aku ke pasar," ujar Aruna manja.

​"Ke pasar? Mau cari penjahat lagi?"ucap damian.

​"Bukan. Mau cari kerupuk kaleng yang asli. Stok di rumah sudah habis karena kemarin aku terlalu stres latihan akting nangis!"

​Damian tertawa, suaranya bergema hangat. Ancaman dari masa lalu mungkin akan selalu ada, namun selama ia memiliki Aruna sang "Agen Seblak" yang cerdas ia tahu tak ada satu pun duri yang bisa melukai mereka lagi.

Drama fitnah Hendra berakhir di jeruji besi, namun cobaan baru justru datang dari dalam selimut. Pagi itu, mansion Gavriel mendadak sunyi karena tidak ada suara cempreng Aruna yang biasanya bernyanyi lagu dangdut sambil menyiram tanaman.

​Damian menemukan istrinya masih meringkuk di bawah selimut tebal dengan wajah semerah tomat matang. Saat menyentuh keningnya, Damian hampir menarik tangannya kembali. "Aruna! Tubuhmu panas sekali. Kamu demam!"

​"Mas... kepalaku rasanya seperti sedang dipakai main gendang oleh anak sekampung," rintih Aruna lemas. Matanya yang biasa berbinar kini sayu. "Sepertinya ini efek samping kebanyakan akting nangis kemarin. Aku... aku ingin seblak, tapi lidahku rasanya pahit seperti janji manis Lukas."

​Damian mendadak panik. Pria yang biasa menghadapi negosiasi triliunan rupiah ini seketika kehilangan arah menghadapi suhu tubuh 39 derajat. "Aku akan panggil dokter pribadi! Dan jangan bicara soal seblak, kamu harus makan bubur hambar dan minum obat!"

​"Tidak mau dokter! Aku cuma mau istirahat," tolak Aruna manja. "Dan Mas... tolong jangan suruh pelayan. Aku ingin hari ini Mas yang urus rumah. Aku ingin tahu, apa CEO hebat ini bisa bertahan hidup tanpa bantuan asisten?"

​Damian terdiam, harga dirinya tertantang. "Hanya mengurus rumah? Kecil. Tidurlah, aku akan menangani semuanya."

​Ternyata, "menangani semuanya" adalah bencana level nasional. Satu jam kemudian, Elena yang sedang bersantai di taman dikejutkan oleh suara ledakan kecil dari dapur. Damian berdiri di depan kompor dengan wajah belepotan tepung dan tangan memegang spatula seolah itu adalah pedang perang.

​"Damian! Apa yang kamu lakukan pada panci itu?" tanya Elena kaget.

​"Aku sedang mencoba membuat bubur, Bu. Tapi kenapa berasnya tidak mau hancur malah jadi gosong di bawah?" tanya Damian frustrasi. Ia bahkan tidak tahu perbandingan air dan beras.

​Belum selesai urusan dapur, mesin cuci di ruang belakang mengeluarkan busa yang meluap hingga ke lantai. Damian lupa bahwa ia memasukkan satu botol penuh deterjen untuk mencuci satu set sprei Aruna.

​Aruna, yang mendengar keributan dari lantai atas, hanya bisa tersenyum lemah. "Kasihan suamiku... dia lebih berbakat menghancurkan ekonomi orang daripada menghancurkan butiran beras."

1
shabiru Al
aruna jeli juga yah...
shabiru Al
waduh,, bakalan jadi korban barunya aruna nih si raka
shabiru Al
ini gimana sih thor aruna bilangnya saya saya terus sementara damian bilangnya aku
shabiru Al
buset aruna masih sempet kepikiran mesen makanan onlen cod lagi 🤭
shabiru Al
tdkah aruna ingin belajar menjadi lebih cerdik,, tdk mungkin jika harus bergantung terus sama damian kan.. tak selamanya damian akan ada d sisi aruna
shabiru Al
sudah mulai falinginlop kah.... 🤭
shabiru Al
aruna yang out of the box😄
shabiru Al
nah kan bener damian mengerikan,, dia bisa merancang sekenario dengan sangat rapih
shabiru Al
kok damian sedikit mengerikan ya...
shabiru Al
aruna ya gokil abis,, berbanding terbalik dengan damian
shabiru Al
mampir ya thor....
Ayu Arsila: silahkannn🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!