Di saat kedua sahabatnya telah menikah, Davin masih saja setia pada status jomblonya. hingga pada suatu malam ia menghadiri perayaan adik perempuannya di sebuah hotel. perayaan atas kelulusan adik perempuannya yang resmi menyandang gelar sarjana. Tapi siapa sangka malam itu terjadi accident yang berada diluar kendali Davin, pria itu secara sadar meniduri rekan seangkatan adiknya, dan gadis itu tak lain adalah adik kandung dari sahabat baiknya, Arga Brahmana. sehingga mau tak mau Davin harus bertanggung jawab atas perbuatannya dengan menikahi, Faradila.
Akankah pernikahan yang disebabkan oleh one night stand tersebut bisa bertahan atau justru berakhir begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25.
Mengingat kebanyakan dari para pegawai masih berkumpul di ruang tengah Villa, Rani menggunakan kesempatan itu untuk menyebarkan gosip tentang Dila.
"Kamu jangan mengada-ada Rani, Dila tidak mungkin melakukan hal serendah itu." Fandi langsung memotong perkataan Rani yang terus menyebarkan berita buruk tentang Dila.
"Terserah, aku juga nggak maksa kamu buat percaya kok. Yang jelas, berita yang aku sampaikan ini fakta, dan aku juga punya buktinya. Bahkan saat ini Dila masih berada di kamar pak Davin." Kata Rani dengan posisi melipat kedua tangannya di depan dada.
"Yang benar kamu, Ran?." Rekannya yang lain nampaknya sudah mulai terhasut oleh omongan Rani.
"Tentu saja, masa' Aku bohong sih."
"Bukannya Dila sudah menikah? Lalu kenapa masih berani menggoda pria lain? Aku nggak nyangka Dila kayak gitu orangnya."
"Aku nggak yakin, Dila seperti itu. Dila itu wanita baik-baik, tidak mungkin dia berusaha menggoda pak Davin." Titi melontarkan pembelaan untuk Dila.
"Jadi maksud kamu, aku bohong, begitu?." Kesal Rani. "Baiklah, kalau kalian masih tidak percaya, bagaimana kalau kita buktikan saja! Kita buktikan apakah ucapanku benar atau tidak." Mereka lantas beramai-ramai mendatangi kamar Davin guna membuktikan ucapan Rani.
"Sebentar lagi kamu akan segera hengkang dari SJ Group, Dila. Tidak akan ada yang mampu membelamu di hadapan semua orang, terutama dihadapan tuan Sarfaras. Beliau pasti akan langsung memecat kamu, Dila." Rani tersenyum dalam hati. Ia sengaja memprovokasi rekan-rekannya dengan begitu ia tak harus melakukannya sendiri sehingga Ia tak perlu khawatir terlihat jelek di mata Davin.
"Tok.....tok.....tok....."
Pintu kamar diketuk dari arah luar.
"Siapa itu mas?." Dila yang tengah rebahan di tempat tidur Davin sontak merubah posisinya. Kini wanita itu duduk di tepi tempat tidur dengan perasaan panik.
Davin ikut bangkit dari posisinya, dan duduk di samping Dila. "Tenanglah! Jangan takut!." Tutur Davin menenangkan Dila. Suara bising di depan pintu kamarnya membuat Davin mau tak mau harus memastikan apa yang terjadi di sana.
Davin berlalu untuk membuka pintu kamar. Saat pintu terbuka, pandangan Davin menangkap keberadaan lebih dari sepuluh orang rekan-rekan mereka tengah berdiri di depan pintu kamar, menatap curiga ke dalam kamar Davin.
"Apa yang kalian lakukan di depan pintu kamar saya?." Davin menampilkan wajah biasa saja, tak ada gurat panik apalagi ketakutan di wajahnya.
"Sebelumnya kami ingin meminta maaf pada anda pak, jika tindakan kami ini telah menyinggung perasaan bapak. Kami mendengar informasi dari seseorang bahwa saat ini Dila sedang berada di kamar pak Davin. Sebagai rekan satu divisi dengan Dila, saya tidak ingin sampai Dila menjadi sasaran fitnah seseorang, makanya kami semua berinisiatif ke sini untuk membuktikan bahwa informasi itu tidak benar, semua hanya gosip saja, pak." Fandi memilih netral , ingin menyelamatkan nama baik Dila dari yang lainnya, tapi tak juga sampai memojokkan Rani, dengan mengaku dihadapan Davin bahwa penyebar berita tersebut adalah Rani.
"Tunggu sebentar...! Jadi, tujuan kalian ke sini untuk memastikan apakah Dila berada di kamar saya atau tidak, benar begitu?." Davin memastikan, dan Fandi kembali mengangguk. Jujur, Fandi sangat kesal dan kecewa pada Rani telah menyebarkan berita seperti itu tentang Dila. Akan tetapi, biar bagaimanapun Rani juga rekan satu divisi dengannya dan Fandi juga tak tega jika Rani sampai menjadi sasaran kemarahan Davin akibat ketahuan menyebarkan berita bohong.
"Sekali lagi kami minta maaf pada anda pak Davin, terkhusus saya pribadi. Saya terpaksa melakukan semua ini demi menjaga nama baik rekan satu divisi saya." Sebenarnya Fandi merasa tidak enak hati, karena kesannya ia mencurigai Davin berbuat tidak baik. Tetapi ia tidak punya pilihan lain, selain membuktikan pada semuanya jika Dila tidak ada di kamar Davin, dan apa yang dikatakan oleh Rani tidak benar adanya.
Tanpa banyak berkata-kata lagi, Davin membuka pintu kamarnya lebar-lebar, hingga Dila yang kini tengah duduk di tepi tempat tidur terlihat dengan jelas oleh semuanya.
Fandi langsung lemas tak bertenaga, rupanya semua tidak sesuai dengan harapannya, Dila ada di dalam kamar Davin. Niatnya untuk menjaga nama baik Dila berakhir sia-sia. Rupanya apa yang dikatakan oleh Rani benar adanya. Dila berada di dalam kamar Davin.
Semuanya lantas membenarkan informasi yang disampaikan oleh Rani, di saat menyaksikan keberadaan Dila di dalam kamar Davin.
"Jadi benar kamu berselingkuh, Dila?."
"Apa kamu nggak kasihan pada suami kamu sendiri, sehingga tega menduakan cintanya?."
"Habis kamu, Dila.... Tamatlah riwayatmu. Tidak menutup kemungkinan malam ini kau akan segera dipulangkan ke Surabaya oleh pak Faras." Batin Rani, merasa sudah menang dan berhasil mempermalukan Dila dihadapan rekan kerja mereka.
Karena sudah terlalu banyak kalimat-kalimat yang tidak pantas untuk didengar, kalimat yang terdengar merendahkan harga diri istrinya, akhirnya Davin buka suara.
"Apakah pasangan suami-isteri yang berada di dalam satu kamar, bisa dikategorikan dalam kasus perselingkuhan?." Davin merangkul pinggang Dila.
Semuanya terdiam, menelaah kalimat Davin, termasuk Rani dan juga Fandi.
"Tunggu...jadi, maksud pak Davin, Dila ini istri bapak?." Tanya Fandi setelah berhasil memahami kalimat Davin.
Davin dan Dila kompak mengangguk membenarkan.
"Hufffffff...." Fandi sontak menghembus napas lega. Rupanya ia tidak salah telah berupaya menjaga nama baik Dila, karena nyatanya Dila memang perempuan baik-baik, tidak seperti informasi yang telah disebarkan oleh Rani pada mereka semua.
Berbeda dengan Fandi yang kini merasa lega, Rani justru syok sekaligus ketakutan setelah mengetahui fakta tentang hubungan Davin dan Dila, yang ternyata merupakan pasangan suami-isteri. Sungguh, Rani tidak menyangka jika pengakuan Davin Tempo hari benar adanya. Pria itu benar-benar telah menikah dan yang lebih mengejutkan lagi rupanya istri Davin adalah Dila, wanita yang selalu dianggapnya berusaha menggoda pria itu.
"Habislah aku...." Batin Rani. Keberaniannya beberapa saat lalu seakan hilang entah kemana. Niatnya untuk mempermalukan Dila justru berakhir mempermalukan dirinya sendiri.
Rani semakin gelisah saat semua rekannya kompak memandang padanya.
"Kenapa kalian memandangku seperti itu?." Sewot Rani.
"Setelah kamu memprovokasi kami semua dengan mengatakan Dila berusaha menggoda Pak Davin, sekarang kamu malah bertanya mengapa kami memandangmu seperti ini?." cetus salah seorang diantaranya dengan nada sinis.
"Untungnya tadi kami mendengar nasehat pak Fandi untuk tidak gegabah dalam bertindak, kalau tidak, kami semua pasti akan dipecat karena telah melayangkan tudingan buruk pada Dila." sambung yang lainnya. Ya, sebagai pimpinan perusahaan Faras selalu menekankan pada semua pegawainya untuk tidak saling menjatuhkan sesama rekan kerja. Jika sampai tadi mereka bertindak gegabah, pastinya Faras akan memecat mereka semua.
Rani semakin kebingungan, bola panas kini berbalik ke arahnya.
akibat iri,hampir hilang masa depan kan...
Davin ayo selidiki siapa yang melaporkan kalau Dila ada di dalam kamar mu??? bisa dilaporkan balik lho atas pencemaran nama baik,atau gak di kasi sanksi dikantor...
tanpa menncari fau siapa pasangan Davin
dan Dilla
tp siaapp2 yaa ujungnya kmu yg maluuu
semangaaatttt
kenapa harus tunggu konferensi pers dulu?? rasa nya untuk itu tidak di perlukan