NovelToon NovelToon
GETIH REGET

GETIH REGET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Selingkuh / Romantis / Tumbal / Hantu
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lind Setyani

Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.

Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PELET YANG DI TARIK

Perjalanan menuju rumah Mbah Bejo butuh 15 menit perjalanan dengan sepeda motor karena rumahnya yang sudah keluar dari komplek perumahan dan terbilang berada di ujung kota dekat dengan hutan-hutan. Irma mengenal dukun ini dari temannya yang dulunya pernah menawarinya untuk pasang susuk di tempat tapi dulunya ia menolak sebelum mengenal majikannya yang sekarang. Baru belum lama ini ia mencoba datang sendiri ke sana untuk meminta bantuan.

Meski harus melewati jalanan penuh pohon-pohon tanpa satu rumah pun Irma tetap memberanikan diri melewatinya. Sampailah dia di jalan yang sedikit berbelok dengan jalan setapak menuju ke arah bawah jalan, Irma berhenti di pinggir jalan dan mengunci stang sepeda motonya karena akan ia tinggal karena tidak bisa di bawa sampai halaman rumah Mbah Bejo. Ia menuruni jalan setapak untuk menuju sebuah rumah kayu yang berada menjorok di bawah jalan besar.

Sudah tiga kali ini Irma datang kemari, tanpa menunggu lagi ia mengetuk pintu kayu berharap sang tuan rumah membukakan pintu. Sedikit menunggu sampai bunyi pintu terdengar berderit terbuka dari dalam, seorang kakek tua dengan tongkatnya menyambut kedatangannya.

“Silahkan masuk.” Suara seraknya menuntuk Irma untuk mengikutinya.

Mereka berdua duduk di ruang tamu dengan kursi kayu sebagai tempat duduknya.

“Mbah kenapa orang yang saya pelet menjadi sakit-sakitan sekarang?” Tanpa di persilahkan Irma sudah lebih dulu mencerca pertanyaan.

“Itu adalah resikonya, karena sejatinya darah yang kalian para wanita hasilkan adalah darah kotor penuh penyakit.”

Mendengar hal itu Irma tidak bisa membantah karena ia juga membenarkan perkataan dukun tersebut.

“Lalu apakah tidak bisa jika di sembuhkan Mbah?” Tanya Irma lagi.

“Kamu salah jika memintaku untuk menyembuhkannya karena dia sakit murni karena penyakit medis, kecuali jika kejiwaannya yang terganggu aku bisa membantunya.”

Mendengar hal itu Irma sedikit menyesali perbuatannya, hanya karena rasa sukanya ia rela mengirim pelet pada suami majikannya sampai menyebabkan sakit seperti ini. Sekarang ia hanya pasrah jika peletnya kali ini gagal, Irma hanya bisa mengandalkan Nadin dan keluarganya untuk mengobati Reno.

“Tapi aku punya satu cara supaya bisa membantu pengobatannya supaya dia fokus dengan kesembuhannya dulu. Caranya kita cabut peletnya untuk sementara waktu sampai keadaannya benar-benar pulih dan baru bisa kita mulai kembali.” Usul Mbah Bejo yang melihat Irma tengah melamun.

Mendengar hal itu dengan terpaksa pula Irma menyetujuinya, ia di minta untuk sementara waktu tidak membacakan mantra dan tidak memberikan darah haid kepada Reno sampai keadaanya benar-benar pulih. Setelah selesai dengan urusannya, Irma langsung pulang tanpa berlama-lama di terpat itu.

Setelah kepergian Irma dari ruang tamu itu, Mbah Bejo menatap ke arah kursi yang baru saja di duduki oleh Irma. Ia memandang ke arah sosok wanita hitam yang duduk tenang dengan rambur berjuntaian ke bawah. Sosok itu hanya diam saja saat di pandangi oleh Mbah Tejo.

“Untuk sementara kamu jangan mendatanginya, kembalilah ke tempatmu sampai aku panggil kembali.” Setelah mengucapkan hal itu, Mbah Bejo berdiri berjalan memasuki salah satu bilik ruangannya.

Sosok yang sejak tadi hanya menunduk perlahan menghilang dari ruang tamu, ia kembali masuk ke salah satu pusaka yang terpajang di dalam lemari kaca.

...****************...

Sejak tadi Bu Ninik berusaha menghubungi menantunya untuk cepat datang ke rumah sakit karena sejak bangun tidur Reno terus menanyakan keberadaan istrinya. Nadin yang di mendapat panggilan dari mertuanya merasa heran, ia setengah tidak percaya jika suaminya yang beberapa hari ini bersifat  dingin tapi sekarang justru mencarinya. Meski begitu Nadin dan juga Rina buru-buru bersiap untuk ke rumah sakit.

Sedangkan Irma yang berada di dapur mendengar jika Reno terus mencari Nadin hanya bisa tersenyum kecut, ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri jika ini hanya untuk sementara. Tanpa Irma sadari raut mencurigakannya sejak tadi di perhatikan oleh Rina yang saat ini sedang mengambil air minum. Rina tipe orang yang memandang seseorang dari kesan awal bertemu, dan sejak pagi itu juga Rina yang baru pertama kali ini bertemu pembantu kakaknya sudah lebih dulu tidak suka saat melihat raut mukanya yang menurutnya aneh.

“Rin, ayo buruan.” Panggil Nadin dari arah ruang tengah.

“Iya, sebentar Kak.” Saut Rina mengalihkan pandangannya dari Irma.

Mereka berdua berangkat ke rumah sakit dengan mobil yang di kendarai oleh Nadin, sepanjang perjalanan Nadin terus tersenyum senang, mungkinkah suaminya itu sudah kembali seperti biasanya lagi.

“Kak pelan-pelan aja, nanti Kak Reno yang keluar dari rumah sakit dan malah gantian kita yang masuk RS.” Rina was-was sendiri karena sejak tadi kakak iparnya itu terus menyalip beberapa mobil dengan kecepatan tinggi.

“Iya, iya maaf, kakak seneng banget tau denger Mas Reno sudah baikan.” Ujar Nadin sedikit mengurangi kecepatan mengemudinya.

“Perasaan tadi mama bilangnya Kak Reno cuma nyariin aja, engga bilang kalo udah membaik.” Sangkal Rina.

“Nah itu, artinya kakakmu sudah membaik kalo udah nyariin kakak.” Jawab Nadin dengan senyuman.

“Terserah kakak deh.” Putus Rina membiarkan saja kakak iparnya itu yang terus tersenyum sepanjang jalan.

Sesampainya di rumah sakit Nadin membuka pintu ruangan yang digunakan oleh suaminya, dilihatnya Reno yang sedang duduk bersender sedang melihat ke arahnya yang sedang berjalan mendekat ke arah ranjang. Saat ini Nadin benar-benar melihat suaminya yang seperti pernah hilang, raut kasih sayang itu kembali hadir di wajah Reno yang sedang merentangkan tangan. Nadin tersenyum dan merengkuh erat tubuh suaminya yang masih terpasang infus tapi raut mukanya sudah sangat segar dibandingkan dengan hari kemarin.

Keduanya berpelukan saling melepas rindu setelah beberapa hari seperti terpisah jauh meski tinggal di satu atap yang sama. Bahkan Irma sampai meneteskan air mata karena ia yang paling merasakan sakit beberapa hari yang lalu sedangkan Reno hanya merasa kerinduan setelah kekosongan.

“Ditinggal semalam saja sudah seperti ditinggal satu tahun saja pasutri ini,” celetuk Rina membuyarkan keduanya.

“Huss, kamu ini,” Bu Ninik sedikit mencubit lengan anak perempuannya yang kadang suka asal bunyi.

Tapi setelah mendengar celetukan Rina suasana di dalam ruangan menjadi hangat karena terdengar tawa dari mereka semua.

Seharian Reno terus minta ditemani oleh istrinya tanpa memperbolehkannya pergi dari sana. Reno benar-benar kembali seperti dulu yang suka manja saat sedang sakit, Nadin yang melihat hal itu benar-benar bersyukur karena seperti mendapati suaminya kembali. Kemarin Nadin bahkan sudah hampir putus asa dengan keadaan rumah tangganya, tapi siapa sangka semua sudah kembali lagi seperti sedia kala.

Janga lupa tinggalkan like and comment, terimakasih.

         

        

1
Wiwit
lanjuttttt
Apa ini jadi awal terbuka rahasia pembantunya?
Baru baca, dah bersambung aja.../Facepalm/
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Disclaimer!!

Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.

Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/

Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅

Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Linn: terima kasih kak atas masukannya☺ untuk kedepannya saya akan lebih memperhatikannya lgi seperti saran kakak🙏
total 1 replies
Bingung mau komen apa
Linn: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Meski kebanyakan narasi, tapi kakak cepat juga upnya. Baru selesai kemarin baca, eh udah ada lagi/Facepalm/
Linn: aamiin terima kasih banyak☺☺
total 3 replies
Lanjut, thor~/Determined/
Kesalahan yang mereka lakukan adalah tak adanya komunikasi.
Ini bisa di sedikit dipadatkan, untuk bagian meletakkan tas. Cuma saran dariku.
Sepertinya, aku bisa menebak orangnya deh~😅
Delapan kilo?🤔 What?!
Oh pantaslah/Facepalm/
Jikapun begitu, bukannya Nadin masih bisa ke toko, ya🤔
Aku penasaran, siapa wanita yang ada di prolog, ya?
Izin mampir, kak.🙏
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅
Linn: wahh terimakasih kak sudah mampir di cerita saya😍
total 1 replies
Arif Tegal
emang ada tah
Linn: ada kak, hanya saja mungkin sudah jarang yang menggunakannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!