NovelToon NovelToon
TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa
Popularitas:23.8k
Nilai: 5
Nama Author: Reetha

Sudah 12 tahun sejak Chesna Castella Abram tidak lagi pernah bertemu dengan teman dekatnya saat SMA, Gideon Sanggana. Kala itu, Gideon harus meninggalkan tanah air untuk melakukan pengobatan di luar negeri karena kecelakaan yang menimpanya membuat ia kehilangan penglihatan dan kakinya lumpuh, membuatnya merasa malu bertemu semua orang, terutama Chesna. Di tahun ke 12, saat ia kini berusia 27 tahun, Gideon kembali ke tanah air, meski kakinya belum pulih sepenuhnya tapi penglihatannya telah kembali. Di sisi lain, Alan saudara kembar Chesna - pun memiliki luka sekaligus hasrat mengandung amarah tak terbendung terhadap masa lalunya sejak lima tahun silam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Langit biru muda, angin berhembus pelan, dan taman luas yang disulap menjadi tempat pernikahan tampak seperti potongan dari dongeng.

Di tengah lengkungan bunga putih dan mawar pastel, berdirilah Chesna dengan gaun sederhana namun anggun, wajahnya berseri di balik tabir tipis.

Di ujung sana, Gideon menatapnya dengan senyum yang tak bisa disembunyikan.

Langkah demi langkah Chesna menuju pelaminan terasa lambat tapi penuh makna, setiap langkah seolah membawa kenangan, luka, dan cinta yang akhirnya tiba di satu titik, kebahagiaan.

Reva menyeka ujung matanya pelan ketika melihat putranya menggenggam tangan wanita yang dulu sempat ia khawatirkan, tapi kini ia tahu, wanita itu adalah rumah bagi Gideon.

Sementara di sisi lain, Rania memeluk lengan Miko erat, matanya berkaca-kaca melihat putrinya yang dulu begitu keras kepala kini berdiri di hadapan pria yang ia pilih dengan penuh keyakinan.

Alan menatap dari barisan depan, tersenyum lebar, meski di balik senyum itu ada sedikit rasa hangat yang menelusup di dada, sebuah rasa bangga sekaligus haru.

Lila berdiri di sampingnya, memegang buket cadangan untuk sang kakak sambil sesekali mengusap air matanya yang tak bisa ditahan.

Ketika janji suci diucapkan, seluruh hadirin menahan napas sejenak.

Suara Gideon terdengar mantap namun lembut, “Aku berjanji akan menjagamu bukan hanya dalam tawa, tapi juga dalam luka. Akan menggenggam tanganmu, bahkan ketika dunia terasa berat.”

Chesna menatapnya dengan mata berkilat, lalu menjawab dengan suara yang sedikit bergetar, “Dan aku berjanji akan tetap menjadi rumah bagimu, seperti kamu yang selalu menjadi kekuatanku.”

Saat cincin melingkar di jari mereka, tepuk tangan dan sorak bahagia memenuhi udara.

Burung-burung putih dilepaskan ke langit, melambangkan kebebasan dan awal baru.

Usai prosesi, suasana berubah menjadi hangat dan penuh tawa.

Rania dan Reva berdiri berdampingan, tersenyum melihat kedua anak mereka menyalami tamu.

“Lihat mereka, Rev,” ucap Rania lembut, “akhirnya... sampai juga.”

Reva mengangguk, suaranya nyaris bergetar, “Ya… dan ternyata, mereka membuktikan bahwa kini mereka sudah dewasa.”

Alan kemudian menghampiri keduanya, membawa segelas minuman.

“Dua ibu paling hebat hari ini,” katanya sambil tersenyum nakal.

Rania menatapnya sinis tapi penuh sayang, “Kalau kamu mau,  bisa nyusul, Nak.”

“Ma-”

Belum sempat Alan menjawab, Reva ikut tertawa, “Nah, betul tuh! Biar cucu kita nambah lagi.”

Alan langsung menghela napas panjang, menyerah. “Aku nggak bakal menang lawan dua mama ini.”

Tawa pecah di antara mereka, ringan dan tulus.

Tak jauh dari sana, Lila memeluk Chesna erat. “Kak, kamu cantik banget hari ini… kayak mimpi.”

Chesna membalas pelukannya, matanya berkaca. “Kamu nanti nyusul ya, Lil.”

“Duh, nanti dulu deh. Aku mau jadi tante kece dulu,” godanya yang membuat Chesna tertawa lepas.

Lalu, di momen yang paling mengharukan, dua nenek mereka berdiri berdampingan di hadapan pengantin baru.

Nenek Sanggana memegang tangan Chesna, sementara nenek Rania menepuk bahu Gideon.

“Semoga kalian selalu belajar mencintai, bukan hanya ketika segalanya indah,” kata nenek Mia Abram lembut.

Dan Nenek Sanggana menambahkan dengan suara bergetar, “Cinta sejati bukan tentang siapa yang sempurna, tapi siapa yang mau tetap tinggal walau dunia tak seindah dulu.”

Chesna dan Gideon menunduk hormat, lalu saling menatap tanpa kata, tapi penuh rasa syukur.

Karena setelah semua yang mereka lalui, akhirnya mereka berdiri di sini, bukan lagi sebagai dua jiwa yang saling mencari, tapi dua hati yang telah dipersatukan.

Di langit senja, kelopak bunga beterbangan, dan senyum semua keluarga mengiringi langkah mereka yang kini resmi menjadi satu.

Musik lembut mengalun dari sudut taman tempat resepsi berlangsung. Lampu-lampu gantung berkelap-kelip di antara ranting pohon, menciptakan cahaya hangat yang jatuh lembut di wajah para tamu. Di tengah suasana bahagia itu, Miko melangkah perlahan mendekati Gideon dan Chesna yang baru saja selesai menyalami tamu terakhir mereka.

Miko berdiri tepat di hadapan mereka, wajahnya penuh senyum, namun sorot matanya menyimpan sesuatu yang dalam, perasaan seorang ayah yang akan menyerahkan anak gadisnya pada lelaki lain. Ia menatap Gideon beberapa saat sebelum akhirnya berbicara, suaranya tenang tapi mantap.

“Gideon,” katanya pelan, “hari ini aku menyerahkan sesuatu yang paling berharga dalam hidupku. Putriku, yang selama ini tumbuh di bawah perlindunganku, sekarang ada di bawah penjagaanmu.”

Gideon menunduk sedikit, menatap Miko dengan penuh hormat. “Saya tahu, Pa. Dan saya berjanji tidak akan pernah membuat Papa menyesal mempercayakan Chesna pada saya.”

Miko tersenyum kecil. Ia mengangkat tangannya dan menepuk bahu Gideon dengan lembut.

“Jagalah dia bukan hanya saat dia tersenyum, tapi juga saat dia menangis,” ujarnya, suaranya nyaris bergetar. “Kalau dia keras kepala, ingat… itu bukan karena dia tidak mencintaimu, tapi karena dia mirip aku, terlalu takut kehilangan orang yang disayanginya.”

Chesna yang berdiri di sampingnya langsung menunduk, menahan air mata yang sudah menggenang. Miko menatap putrinya sebentar, lalu kembali memandang Gideon.

“Dan kalau suatu hari kamu terluka, atau ada masa sulit di antara kalian, jangan pernah memilih pergi. Rumah itu dibangun bukan dari janji di pesta, tapi dari keberanian untuk tetap bertahan.”

Gideon mengangguk, suaranya rendah tapi penuh keyakinan. “Saya akan jaga Chesna seumur hidup saya, Pa. Dengan segala yang saya punya.”

Senyum hangat akhirnya terbit di wajah Miko. Ia meraih tangan Gideon, menggenggamnya erat, lalu menaruh tangan itu di atas tangan Chesna yang masih bergetar karena haru.

“Kalian berdua sekarang bukan lagi dua orang yang berjalan sendiri. Mulai hari ini, kalian harus belajar untuk menjadi satu langkah.”

Udara di sekitar mereka terasa berat oleh kehangatan dan rasa syukur.

Reva yang berdiri tak jauh, menatap adegan itu dengan mata berkaca-kaca. Rania pun memegangi dadanya, tersentuh oleh cara Miko berbicara, tegas tapi penuh kasih.

Chesna menatap ayahnya sambil menahan tangis, lalu memeluknya erat.

“Terima kasih, Pa…” bisiknya pelan.

Miko menepuk punggung putrinya dengan lembut, lalu menatap Gideon sekali lagi sebelum berbalik pergi.

Saat Miko menjauh, Chesna dan Gideon hanya saling menatap. Tak ada kata yang perlu diucapkan. Dalam diam, keduanya tahu… restu itu bukan hanya sebuah ucapan, melainkan amanah yang akan mereka jaga seumur hidup.

"Bro, jagain adik aku, ya..." Alan tak mau ketinggalan, gaya yang khas seorang kakak ipar meski usianya lebih muda setahun dari Gideon.

"Siap, laksanakan." balas Gideon dengan senyum tampannya.

___

Sementara dari kejauhan...

Layar ponsel di tangan Shenia menampilkan tayangan ari sebuah stasiun berita hiburan. Di sana, dua nama yang dulu begitu akrab di hidupnya kini menjadi sorotan. Gideon Sanggana dan Chesna Abram resmi menikah hari ini dalam upacara yang penuh kehangatan.

Shenia duduk di tepi ranjangnya, lampu kamar yang redup membuat cahaya dari layar ponselnya memantul di matanya yang mulai berkaca-kaca. Ia menyandarkan tubuh ke sandaran kepala ranjang, menatap adegan di layar, senyum bahagia Gideon saat menggenggam tangan Chesna, tawa lembut yang ia kenal, tatapan lembut yang dulu begitu sering ia lihat saat masih menjadi sahabat dekat Chesna.

“Selamat, ya…” bisiknya pelan, hampir seperti doa yang keluar dari sela napasnya.

Senyum muncul di bibirnya, tapi senyum itu tidak utuh, ada guratan rindu dan luka kecil yang ia sembunyikan di balik ketegaran.

Di layar, tampak Gideon dan Chesna saling menatap. Shenia tersenyum lagi, kali ini lebih tulus, matanya menatap lembut pada dua orang yang kini resmi menyatukan hidup.

“Aku tahu kalian ditakdirkan untuk bersama…” katanya lirih, suaranya pecah oleh emosi yang ditahan. “Aku doakan, semoga kalian nggak pernah kehilangan cara untuk saling mencintai.”

Shenia tersenyum kecil, menyeka ujung matanya dengan jemari.

Ia beranjak dari tempat tidur, membuka jendela kamar. Dari celah tirai, langit sore tampak berwarna keemasan, seperti memantulkan cahaya lembut yang sama dengan suasana di pernikahan Gideon dan Chesna.

Angin lembut menerpa wajahnya. Shenia menatap ke arah langit, tersenyum tulus sambil berbisik,

“Selamat menempuh hidup baru, Gideon… Chesna. Semoga kalian bahagia selamanya.”

Lalu ia menutup matanya sejenak, membiarkan angin sore membawa pergi segala sisa perasaan yang masih tertinggal, meninggalkan hanya satu hal di dadanya, keikhlasan. Ikhlas menerima takdir hidupnya.

__

Guys.... subuh tadi aku dah up ep 32 kan, tapi ga tau kenapa nyangkut. Bab selanjutnya malah berhasil ter-up lebih dulu. jadi maap ya klo kurang nyambung...

1
Ophy60
Soalnya sikembar ada gara² kamu ngapa²in Alan y Shen 🤭🤭
Aku malah penasaran sama kehidupan Lila thor.
Dar Pin
ketawa sendiri bacanya Thor jadi sasaran ledekan kan Alan 🤣
Dar Pin
lanjut Thor masih kurang
Dew666
🔥🔥🔥
septiana
jadi terharu,ga terasa ikut ngalir aja ini air mata.. semoga kakek sama Aroon sukses untuk menyatukan kedua orangtuanya
Ophy60
Alana masih sebaik itu.Meski kecewa dengan Shenia tapi tetap memperlakukan Shenia dengan baik.
Dar Pin
bahagianya Thor semoga dilancarkan sampai halal dan chesna selamat sampai melahirkan 💪😄
Diyah Saja
ahh lega nya😍
Diyah Saja
eh jangan salah masih cinta itu mas nya Saama mbak chesnaa 😍
Dar Pin
ayolah sen setidaknya demi anak anak 💪Thor jangan lama lama updatenya
tari
semangat thor
up lagi dong yang banyak 😄😀
Dar Pin
ayo Alan semangat jagain anak anakmu jangan lepaskan shenia 💪😄
Dar Pin
habis nangis nangis Bombay langsung ngakak Thor sama kelakuan mama mertua tersayang ada ada aja hebohnya 🤭 💪 Thor tak tunggu lanjutanya👍
tari
thor up lagi dong yang banyak
Nurminah
akhirnya semoga segera yg manis2 ya Thor buat mereka berdua
tari
akhirnya kebongkar juga thor
Dar Pin
plong deh Alan udah tau kebenarannya pedih deh Thor mataku pengen nangis tp cuma cerita novel tp rasanya ky kisah nyata semangat Thor udah berhasil memporak porandakan hatiku 🤣
RaveENa
kl aku jd alan juga pasti bakalan marah bgt.
dr awal shenia udah salah jd terima aja hasil dr semua perbuatan km.
buat alan gak usah sadis2 amat,bagaimanapun juga Shenia ibu dr anak km.jgn km pisahin seorang ibu dr anaknya,ingat gmn menderitanya ibu km rania waktu jauh dr anak2nya
Dar Pin
tahulah shenia kesel deh nggak kasian malah mana ada ibu tega memberikan anaknya meskipun sama ayahnya sendiri nggak ngerti lah Thor bikin darting aja kenapa nggak jujur 🤣aja sih lanjut Thor bikin emosi 🤭
tari
thor kok anak nya di ambil alan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!